FOOTBALL265.COM – Nama Boaz Solossa hingga saat ini dikenal sebagai salah satu talenta sepak bola terbaik yang pernah dimiliki Papua atau bahkan Indonesia. Namun jauh sebelum Boaz, tanah Papua lebih dulu memiliki pemain berbakat dalam diri Ortizan Solossa.
Ya, Ortizan merupakan kakak kandung Boaz. Terlahir dari keluarga Solossa, keduanya sama-sama mewakili pemain terbaik di generasinya.
Ortizan lahir di Sorong, tepatnya tanggal 28 Oktober 1977. Sama seperti kebanyakan pemain dari Bumi Cendrawasih lainnya, Ortizan mengawali karier sepak bola di klub kebanggaan Papua, Persipura Jayapura.
Usai lulus dari Diklat PPLP Papua, Ortizan bergabung dengan Persipura pada tahun 1997. Di klub Mutiara Hitam, pemain berposisi bek kiri itu bermain selama dua musim hingga tahun 1999.
Dua musim berseragam Persipura, Ortizan memberanikan diri merantau keluar Papua. Di usianya yang baru menginjak 22 tahun, pemain yang dijuluki Sajojo kerena punya gaya main atraktif itu menerima pinangan PSM Makassar.
Keputusan Ortizan hijrah ke PSM Makassar tak sia-sia. Di musim pertamanya memperkuat Juku Eja, ia berhasil membawa tim asal Sulawesi Selatan itu menjadi kampiun Liga Indonesia musim 1999/00.
Sukses meraih gelar juara bersama PSM Makassar tak berarti jiwa petualang dalam diri Ortizan Solossa hilang begitu saja. Setelah lima musim membela panji Juku Eja, Ortizan melanjutkan petualangannya membela klub-klub besar Tanah Air.
Pada tahun 2004 hingga 2006, ia membela Persija Jakarta dan sukses membuat namanya menjadi salah satu pemain favorit pendukung Macan Kemayoran pada saat itu.
Namun lagi-lagi, Ortizan tak bertahan cukup lama di Persija. Pada awal musim 2006/07, ia hijrah ke Arema Malang sekaligus melengkapi kariernya sebagai pemain yang pernah membela empat klub besar di Indonesia.
Ortizan membela Arema selama dua musim, sebelum akhirnya kembali ke Persipura pada tahun 2008. Kembalinya Ortizan ke tim Mutiara Hitam seolah menjadi penebusan di awal kariernya yang belum pernah memberikan gelar ke klub tanah kelahirannya.
Membela Persipura dari tahun 2008 hingga 2013, pemain berpostur 169 cm itu berhasil mempersembahkan dua gelar Indonesia Super League (ISL), satu trofi Indonesian Community Shield, dan satu titel Indonesian Inter Island Cup.
Usai kariernya mulai meredup bersama Persipura, Ortizan sempat semusim membela Persiram Raja Ampat pada kompetisi ISL 2013/14. Setelah itu, Ortizan memutuskan pensiun dari lapangan hijau.
Saat ini, pemilik gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Cendrawasih itu memiliki profesi baru sebagai abdi negara alias Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ortizan hingga saat ini bertugas di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua.
Meski sudah tak lagi aktif sebagai pemain, namun Ortizan Solossa tak bisa jauh dari lapangan hijau. Ketika Persipura sedang bermain di Stadion Mandala, ia beberapa kali diberi kehormatan untuk menjadi komentator jalannya pertandingan oleh salah satu radio lokal di Papua.