FOOTBALL265.COM - Manchester United kembali menelan hasil pahit usai dikalahkan West Ham 2-0 pada pekan keenam Liga Inggris 2019-2020, akhir pekan kemarin.
Kekalahan ini pun dinilai banyak pihak sebagai simbol betapa terpuruknya kondisi Man United saat ini. Baik itu legenda maupun fans ramai-ramai mengritik cara bermain Setan Merah.
Mendatangkan bek termahal dunia, Harry Maguire, di awal musim ternyata tak menjamin hasil manis untuk Man United. Dari enam laga, Paul Pogba dkk cuma mengoleksi delapan poin hasil dua menang, dua imbang, dan dua kalah.
Tagar #OleOut pun bergema di jagat media sosial. Fans, walau tahu mustahil, menginginkan kembalinya sosok renta Sir Alex Ferguson ke bench pemain.
Tak mengherankan memang jika fans merindukan Sir Alex. Maklum, 13 trofi Liga Primer sudah dipersembahkan Ferguson untuk Man United. Terakhir kali mereka juara (2013) pun saat masih dilatih pria Skotlandia tersebut.
Warisan sang pelatih legenda seakan telah lenyap di tubuh Man United saat ini. Apa saja warisan-warisan itu? Berikut ulasan lengkapnya.
1. Tergerus Sepak Bola Instan
Di era sepakbola modern ini, hasil instan menjadi segalanya. Tiap tim rela menggelontorkan dana berjuta-juta euro demi mendatangkan bintang matang.
Jika semusim saja bintang itu tak main apik, maka tim siap mendepak dan menggantinya dengan yang baru.
Man United mulai terbawa arus tersebut. Belakangan, mereka berani membeli pemain-pemain berharga sangat fantastis, sebut saja Angel Di Maria, Memphis Depay, Paul Pogba, Alexis Sanchez, hingga Harry Maguire.
Namun, pemain-pemain yang dibeli ini belum mampu memberikan idenitas bagi klub. Mereka tampil inkonsisten dan gagal memenuhi ekspektasi.
Keinginan untuk mengorbitkan dan mendidik bakat-bakat muda kurang diutamakan. Bandingkan dengan era Ferguson di mana megabintang yang dimilikinya adalah hasil pengamatan jeli dan didikan sejak dini.
Nama-nama seperti Beckham, Paul Scholes, Cristiano Ronaldo, dan Rooney menjadi contoh terbaik.
Musim ini ada sinyal positif dengan diorbitkannya nama-nama seperti Greenwood, Lingard, dan lainnya. Walau belum begitu kerasa, semoga saja mereka bisa mengikuti jejak pendahulu.
2. Strategi Transfer
Baru juga bergabung dengan Man United di tahun 2016 silam dengan banderol super mahal, Paul Pogba sudah digosipkan hengkang dari Old Trafford. Faktor Mourinho dianggap berperan atas keinginan Pogba untuk hengkang.
Belum lagi saat transfer Angel Di Maria dulu. Dibeli mahal-mahal dan diharapkan sebagai penggant Ronaldo, nyatanya cuma main semusim. Petinggi Man United, Edward Gareth "Ed" Woodward, tak cukup cakap dalam berstrategi di bursa transfer.
Woodward mungkin mampu mendatangkan bintang-bintang seperti Di Maria, Pogba, hingga Sanchez. Namun, pemain yang didatangkan mahal-mahal ini seperti bukan jawaban dari kebutuhan Man United untuk memenangi gelar juara.
Strategi transfer ini berbeda ketika era Ferguson dan David Gill di mana mereka berkomunikasi dengan baik untuk mendatangkan pemain-pemain yang benar-benar dibutuhkan klub dan pastinya memiliki prospek jangka panjang.
3. Ruang Ganti
Man United telah ditinggalkan generasi emasnya. Saat ini, Man United sedang membangun kembali era yang baru. Namun, stabilitas itu masih belum terlihat hingga saat ini.
Pemain silih berganti masuk dan keluar dari Old Trafford dalam beberapa musim terakhir. Parahnya, banyak dari pemain yang hengkang memiliki kenangan yang tidak mengenakan.
Bintang-bintang seperti Di Maria, Welbeck, dan Van Persie hengkang karena kurang harmois dengan Van Gaal.
Musim lalu, Pogba dikabarkan kurang harmonis dengan Mourinho dan dikabarkan hengkang walau belakangan berhasil dipertahankan.
Man United kehilangan sosok "ayah" yang ada di diri Alex Ferguson, yaitu sesuatu yang tak dimiliki oleh Van Gaal, Jose Mourinho, maupun Solskjaer. Patut diingat, Man United belum memenangi Liga Inggris lagi semenjak pensiunnya Ferguson.