Liga Indonesia

Darije Kalezic Ungkap Sulitnya Memberi Instruksi ke Pemain Indonesia

Kamis, 24 Oktober 2019 19:47 WIB
Penulis: Fuad Noor Rahardyan | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Pelatih PSM Makassar, Darije Kalezic, mengaku cukup kesulitan memberikan instruksi kepada pemain asal Indonesia. Copyright: © Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Pelatih PSM Makassar, Darije Kalezic, mengaku cukup kesulitan memberikan instruksi kepada pemain asal Indonesia.

FOOTBALL265.COM – Pelatih PSM Makassar, Darije Kalezic, menguak salah satu kesulitannya selama berkarier di Tanah Air. Eks juru taktik PSV Eindhoven U-21 itu mengaku cukup kesulitan memberikan instruksi kepada pemain asal Indonesia.

“Orang-orang Indonesia berkarakter ramah. Ketika saya memberikan instruksi kepada para pemain, mereka akan mengatakan ‘ya’. Namun, masalahnya, saya tidak tahu apakah mereka mengerti atau tidak,” ucap Kalezic dilansir dari Oemroep Gelderland.

“Anda tidak bisa hanya sekadar menunjukkannya dengan kata-kata. Apa yang dilakukan pemain di atas lapangan jelas lebih penting dan lebih baik lagi jika mereka bisa mengulangi. Namun, seringkali mereka tidak benar-benar paham,” lanjut juru taktik PSM itu.

Menurutnya, pendidikan adalah faktor terjadinya situasi ini. Pria berusia 49 tahun ini mengetahui bahwa banyak pemain lokal yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang tertinggi. Padahal, hal tersebut sangat penting bagi kiprah pemain di lapangan.

“Di sini, banyak sekali ditemui orang-orang yang tidak selesai menjalani pendidikannya. Hanya beberapa tahun, mereka langsung meninggalkan sekolah. Saya bisa bilang di sini tertinggal 30 hingga 40 tahun,” ujar Kalezic.

“Sayangnya, hanya sedikit orang tua di sini yang menganjurkan anak-anaknya untuk sekolah hingga ke jenjang tertinggi. Kondisi ini sungguh jauh dengan apa yang terjadi di Eropa. Ini adalah karakteristik banyak orang Indonesia saat ini,” tambah Kalezic.

Pernyataan Darije Kalezic di atas sebenarnya pernah diungkapkan oleh bek anyar Persib Bandung, Nick Kuipers. Nama terakhir pernah mengaku unggul dari segi taktik ketimbang mayoritas pemain Indonesia berkat kualitas pendidikan yang ia terima di Belanda.