Liga Inggris

3 Alasan Ole Gunnar Solskjaer Layak Dipecat Man United

Senin, 2 Desember 2019 11:25 WIB
Editor: Abdurrahman Ranala
© twitter.com/manutd
Ole Gunnar Solskjaer mengucapkan terima kasih kepada para penggemar Manchester United. Copyright: © twitter.com/manutd
Ole Gunnar Solskjaer mengucapkan terima kasih kepada para penggemar Manchester United.

FOOTBALL265.COM - Posisi Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United kembali terancam. Berikut 3 alasan Ole Gunnar Solskjaer layak dipecat oleh Manchester United.

Manchester United masih tampil buruk dalam lanjutan pertandingan Liga Inggris 2019-20. Pada laga pekan ke-14, Manchester United ditahan imbang dengan skor 2-2 oleh Aston Villa. 

Hasil imbang ini menjadi yang ke-6 bagi Manchester United musim ini. Hasil imbang tersebut membuat anak asuh Ole Gunnar Solskjaer tertinggal 22 poin dari pemuncak klasemen, Liverpool.

Kritikan bagi Ole Gunnar Solskjaer kembali berdatangan, dan tagar #OleOut menggema cukup banyak di media sosial Twitter. Ole Gunnar Solskjaer dianggap gagal memenuhi ekspektasi penggemar Setan Merah. 

Meskipun manajemen Manchester United diperkirakan akan tetap memakai jasa Solskjaer meskipun Paul Pogba dkk tidak lolos ke kompetisi Eropa musim depan. 

Akan tetapi keputusan tersebut bisa saja berubah jika tekanan dari fans terus menerus datang seiring hasil buruk yang diraih Manchster United. 

Apalagi, pelatih-pelatih lain yang sejatinya performanya lebih baik baik dari Ole Gunnar Solskjaer, Mauricio Pochettino dan Unai Emery, sudah lengser lebih dulu dari jabatannya. 

Oleh sebab itu, berikut INDOSPORT menyajikan 3 alasan mengapa Ole Gunnar Solskjaer layak dipecat oleh Manchester United. 

Rekor Poin Terendah 

Manchester United baru meraih 18 poin dari 14 pertandingan yang dijalani musim ini, dengan rincian 4 kemenangan, 6 imbang, dan 4 kali kalah. 

Torehan 18 poin dari 14 pertandingan ini adalah rekor awal musim terburuk bagi Manchester United dalam 31 tahun terakhir. 

Sebelumnya, 18 poin dari 14 pertandingan terakhir kali dialami Manchester United pada musim 1988-89. Pada musim itu, Manchester United finis di posisi ke-11 klasemen. 

Mengingat rekor buruk ini, sudah sepantasnya Ole Gunnar Solskjaer dicopot dari jabatannya. 

Pembelian Pemain Tak Maksimal 

Pada bursa transfer musim panas lalu, Ole Gunnar Solskjaer hanya merekrut tiga pemain saja. Dua diantaranya adalah untuk memperkuat lini belakang. 

Harry Maguire dan Aaron Wan-Bissaka direkrut untuk memperbaiki performa lini belakang Manchester United. Tapi nyatanya lini belakang Setan Merah masih belum tampil bagus. 

Sejauh ini, gawang Setan Merah sudah kebobolan 17 kali dari 14 laga. Dana besar yang dikeluarkan Manchester United untuk menambal lini belakang, tidak berbanding lurus dengan hasil pertandingan. 

Seharusnya, dana besar tersebut bisa lebih dimaksimalkan untuk membeli beberapa pemain yang kualitasnya setara dengan Harry Maguire dan Aaron Wan-Bisaka.

Gagal Atur Ruang Ganti

Salah satu dugaan yang muncul berkaitan dengan performa burk Manchester United musim ini adalah suasana ruang ganti yang tidak kondusif. 

Ole Gunnar Solskjaer kurang bisa mengatur pemain-pemainnya untuk bermain secara tim. Solskjaer sendiri pernah menyebut pemainnya bermain untuk dirinya sendiri

Suasana ruang ganti yang tidak kondusif ini akhirnya berpengaruh kepada performa Manchester United di Liga Inggris musim ini. 

Jika Ole Gunnar Solskjaer masih belum bisa mengatur pemainnya untuk tampil maksimal, maka sudah sepantasnya manajemen Manchester United mencari pelatih baru.