FOOTBALL265.COM - Raksasa sepak bola LaLiga Spanyol, Barcelona, kabarnya terancam untuk tidak bisa menjadi juara domestik jika kompetisi kasta tertinggi di Spanyol itu dilanjutkan meski masih diteror virus corona.
Covid-19 atau yang biasa dikenal dengan nama virus corona, memang telah menjalar sampai ke Spanyol. Padahal, wabah tersebut masuk ke Eropa melalui Italia. Situasi ini membuat kompetisi LaLiga Spanyol 2019-2020 harus mengalami penundaan.
Sebelumnya, memang ada rumor bahwa para petinggi LaLiga menjajaki kemungkinan untuk menyudahi kompetisi sepak bola tersebut jika kondisi akibat corona tak kunjung membaik. Dengan pemikiran tersebut, banyak yang percaya bahwa Barcelona akan menjadi juara.
Saat ini, Barcelona atau Blaugrana mampu menempati peringkat pertama di klasemen sementara LaLiga Spanyol. Mereka menorehkan 58 poin, hasil dari 18 kali menang, empat kali imbang, dan lima kali kalah. Di sisi lain, Real Madrid menghuni posisi dua dengan 56 poin.
Namun, melansir dari laman portal berita olahraga Tribal Football, presiden Federasi Sepak bola Spanyol yang bernama Luis Rubiales, ternyata memberikan komentar bahwa LaLiga Spanyol 2019-2020 harus tetap dilanjutkan dengan prosedur dan proses yang sama seperti biasanya.
"Musim 2019/20 harus dirampungkan menggunakan aturan yang sama (seperti biasanya) dan tidak ada yang perlu diubah, walau diskusi lebih lanjut harus dilakukan jika memang terjadi situasi-situasi yang sangat khusus," ujarnya.
"Saya tidak bisa menjamin bahwa kompetisi ini akan berakhir sebelum 30 Juni seperti yang telah dikhawatirkan oleh semua orang. Namun, sangat tidak adil bila kompetisi harus berakhir dengan situasi (papan klasemen) yang seperti sekarang ini," pungkasnya.
Dari ucapannya tersebut, jelas bahwa Rubiales tetap ingin LaLiga Spanyol dilanjutkan seperti sebelumnya. Hal ini memiliki arti bahwa Barcelona juga belum tentu bisa menjadi juara, lantaran kompetisi akan dilanjutkan dan mereka kembali harus bersaing keras dengan Real Madrid.
Di Indonesia sendiri, virus corona telah menginfeksi 172 orang hingga artikel ini dipublikasikan. Sembilan orang di antaranya telah sembuh, sementara lima orang dinyatakan telah meninggal dunia.