INDOSPORT. COM - Serie A Italia, berpotensi jadi kompetisi yang mengembalikan rivalitas panas dua megabintang Cristiano Ronaldo vs Lionel Messi. Pantaskah?
Potensi tersebut muncul setelah salah satu klub Serie A Italia, Inter Milan, secara terang-terangan mengincar jasa penyerang Barcelona, Messi. Inter Milan dikabarkan siap mengeluarkan dana besar untuk mendaratkan Messi ke Giuseppe Meazza.
Bahkan, Inter Milan kabarnya tak ragu menjadikan bomber andalannya, Lautaro Martinez, sebagai bahan pertukaran transfer. Mengingat Barcelona juga kepincut dengan bakat Martinez, bukan mustahil upaya Inter Milan membajak Messi bisa berjalan mulus.
Sementara itu, Ronaldo telah lebih dahulu hijrah menuju klub Serie A Italia, Juventus, sejak awal musim 2018/19. Ronaldo pindah ke Juventus setelah sembilan tahun membela Real Madrid.
Andai Messi jadi pindah ke Inter Milan, rivalitas panas kontra Ronaldo jelas akan terulang dan menghiasi Serie A Italia. Sama persis ketika CR7 masih memperkuat Real Madrid, yang selalu saja menjadi buah bibir pentas LaLiga Spanyol, bersama kecemerlangan Messi di Barcelona.
Bila mengingat masa lalu, rivalitas Ronaldo vs Messi yang terjadi dalam LaLiga Spanyol, tampak begitu panas. Bumbu permusuhan Real Madrid dan Barcelona yang sudah tercipta sejak lama, otomatis menambah daya tarik publik.
Melihat situasi sekarang, apakah Serie A Italia kompeten untuk menjadi panggung utama rivalitas Ronaldo vs Messi jilid dua? Mari kita membedah kadar kepantasannya satu per satu.
Reputasi
Reputasi Serie A Italia, setidaknya dalam sedekade terakhir, tampak kalah meriah dari Liga Inggris atau LaLiga Spanyol. Liga Inggris menjanjikan pertarungan sengit The Big Six, dan LaLiga Spanyol menyuguhkan aroma permusuhan Real Madrid dan Barcelona, yang juga sempat disertai rivalitas Ronaldo vs Messi.
Sementara Serie A Italia, nama klub besar seperti AC Milan dan Inter Milan terus surut prestasinya. Tak heran bila kasta tertinggi Neger Pizza jarang dilirik publik penikmat sepak bola.
Namun, semuanya perlahan berubah ketika Juventus mulai bisa berbicara di Liga Champions. Dua final tahun 2015 dan 2017 membuat reputasi Serie A Italia dalam pentas sepak bola Eropa mulai kembali diperhitungkan.
Apalagi, setelah Ronaldo pindah ke Juventus, minat publik untuk menyaksikan laga-laga Serie A Italia kian meningkat. Menurut data Football Italia, gelaran 2018/19 atau musim perdana Ronaldo membela Juventus, jumlah penonton Serie A Italia yang datang ke stadion menembus rata-rata 30 ribu orang pada pekan ke-13.
Lebih jauh, angka seperti itu sudah lama sekali tak terjadi di Serie A Italia. Terakhir, Serie A Italia bisa mencatatkan hal serupa adalah pada musim 2008/09, atau 10 musim sebelumnya.
Artinya, Serie A Italia belakangan sudah berkembang pesat. Daya tarik publik terhadap kompetisi ini bahkan diprediksi bakal makin melonjak lagi jika Messi jadi gabung Inter Milan, dan tercipta rivalitas La Pulga kontra CR7 jilid dua.
Toh, kalau mengingat era 90-an silam, Serie A Italia merupakan kiblatnya sepak bola Eropa. Kompetisi banyak dihuni bintang hebat dunia, seperti Ronaldo Nazario, Didier Deschamps, Zinedine Zidane, Marco van Basten, dan lain sebagainya, sehingga menggelar rivalitas panas Ronaldo vs Messi sepertinya merupakan tugas yang mudah sekaligus menguntungkan bagi pihak Serie A Italia.
Bumbu Permusuhan
Mengingat ke belakang, rivalitas panas Ronaldo vs Messi dalam pentas LaLiga Spanyol, juga disertai bumbu panas permusuhan Real Madrid vs Barcelona. Kedua tim itu secara sejarah politik diketahui saling sikut, begitu pula berbicara sepak bola yang silih berganti menguasai kompetisi LaLiga Spanyol.
Bagaimana dengan Serie A Italia? Apakah bisa menyajikan rivalitas Ronaldo vs Messi yang sama panasnya seperti LaLiga Spanyol dulu?
Ronaldo kini membela Juventus, dan Messi dikaitkan dengan Inter Milan. Kepantasan Serie A Italia dalam menyajikan rivalitas Ronaldo vs Messi pun, bisa dibahas melalui persaingan Juventus kontra Inter Milan.
Mungkin benar, Juventus dan Inter Milan tak terlibat permusuhan secara politik. Namun keduanya merupakan tim top Serie A Italia, yang mana kerap merajai kompetisi.
Juventus jadi raja alias pengoleksi trofi Serie A Italia terbanyak, 35 gelar. Sedangkan Inter Milan, soal jumlah trofi merupakan tim Serie A Italia yang menduduki peringkat tiga, yakni 18 gelar, atau sama persis seperti sang runner-up AC Milan.
Artinya, sejarah persaingan Juventus dan Inter Milan tetap memiliki bumbu permusuhan. Bahkan, sampai ada sebutan spesial setiap kali Juventus dan Inter Milan bertarung, yakni Derby d'Italia.
Menjadi kian menarik, sebab Inter Milan kini perlahan mulai bisa menyaingi Juventus di papan atas klasemen. Lihat saja musim 2019/20, Juventus dan Inter Milan kerap salib menyalib posisi puncak klasemen.
Bisa dibayangkan, bila persaingan Juventus - Inter Milan yang belakangan kembali seru, disertai pula oleh rivalitas panas Ronaldo vs Messi. Publik dunia pasti sorotannya terus tertuju kepada pentas Serie A Italia.