FOOTBALL265.COM - Vakumnya kompetisi Liga Indonesia berimbas pada faktor ekonomi, terutama pemasukkan para pemain. Terlebih, PSSI juga memutuskan setiap klub bisa membayarkan gaji maksimal 25 persen dari nilai kontrak selama Maret hingga Juni.
Mereka harus berputar otak untuk mendapatkan pemasukkan lain guna memenuhi kebutuhan keluarga. Ada yang bantu usaha keluarga, hingga bekerja sebagai nelayan di kampung halaman.
Mantan bintang PSS Sleman, Kahudi Wahyu prihatin dengan kondisi yang dialami para pemain. Meski demikian, dirinya juga memberikan wejangan, terutama pentingnya menyiapkan usaha sejak dini.
"Ya kondisi seperti ini jadi pelajaran penting bagi pemain untuk menyiapkan usaha. Kecil-kecilan tidak masalah, jadi kalau ada situasi seperti ini masih ada cadangan (pendapatan)," ungkap Kahudi kepada INDOSPORT, Sabtu (18/04/20).
Sosok berusia 41 tahun itu memaparkan, usaha properti itu dia jalani sejak lima tahun yang lalu. Saat itu, Kahudi tertarik mendirikan kos-kosan mengingat Sleman, tempat tinggalnya banyak kampus.
"Awalnya sih bangun kos-kosan kecil-kecilan. Setelah ramai akhirnya dijual dan bangun lagi di lokasi lain. Seperti itu sih konsepnya," kata sosok yang saat ini sebagai asisten pelatih Persis Solo tersebut.
Selain usaha di bidang properti, mantan bek PSIS Semarang itu juga memiliki usaha kedai bernama 'Warung Boersa' di daerah Karangnongko, Sanggrahan, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Namun, dia memilih menutup sementara usahannya tersebut untuk menjalankan imbauan pemerintah.
"Karena pemerintah menghimbau larangan orang berkerumun, akhirnya kedai saya tutup sejak dua pekan lalu. Ini sebagai salah satu upaya membantu memutus penyebaran virus Corona," kata dia.