Liga Indonesia

Bambang Pamungkas, The Flying Getasman yang Ditakuti Liga Malaysia

Jumat, 22 Mei 2020 17:34 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Menyimak perjalanan karier dan sepak terjang Bambang Pamungkas, The Flying Getasman yang ditakuti Liga Malaysia. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Menyimak perjalanan karier dan sepak terjang Bambang Pamungkas, The Flying Getasman yang ditakuti Liga Malaysia.

FOOTBALL265.COM - Menyimak perjalanan karier dan sepak terjang Bambang Pamungkas, ikon sepak bola Persija dan dijuluki The Flying Getasman yang ditakuti Liga Malaysia.

Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini tentunya sudah tidak asing lagi jika mendengar nama Bambang Pamungkas.

Pemain jebolan timnas ini memiliki nama yang cukup terkenal, bahkan ia juga merupakan salah satu pesepak bola legenda dengan fans terbanyak.

Pria kelahiran Getasan, Semarang, 10 Juni 1980 tersebut biasanya lebih sering dikenal dengan sebutan BP, yang merupakan inisial dari namanya sendiri. 

Memiliki reputasi sebagai seorang striker handal Indonesia, membuat nama Bambang Pamungkas sangat terkenal di dunia sepak bola Asia Tenggara.

Bahkan nama Bepe dianggap sebagai salah satu legenda Liga Malaysia, lantaran performa impresifnya saat memperkuat Selangor FA tahun 2005 hingga 2007.

Salah satu penampilan gemilang Bepe di Malaysia terjadi pada partai final Piala Malaysia 2005, saat itu dirinya berhasil menjadi mencetak tiga gol dan membawa The Red Giants meraih gelar juara.

Menariknya, dua dari tiga gol Bepe dicetak melalui sundulan dari bola mati dan berkat itulah ia mendapat julukan 'The Flying Getasman', merujuk dari julukan Robin Van Persie (The Flying Dutchman) yang juga raja duel udara liga Eropa.

Bedanya, Van Persie mendapat julukan The Flying Dutchman lantaran lahir di Belanda, sedangkan Bambang Pamungkas di juluki The Flying Getasman karena ia lahir di Getas, Semarang.

Bambang Pamungkas mulai meniti karir di dunia sepak bola dengan bergabung di SSB Getas, tahun 1988 pada usianya yang ke-8 tahun. 

Usia yang dapat dikatakan sangat muda untuk seorang calon pemain besar. Kemudian setelah itu, ia melanjutkan pelatihannya di SSB Ungaran Serasi pada tahun 1989-1993, kemudian di Klub Diklat Salatiga 1996-1999.

Karir Bambang sebagai seorang legenda di Indonesia ternyata cukup mulus. Ia pernah menjadi seorang pemain timnas U-19 di acara Piala Asia. 

Kesempatan tersebut dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Bambang, ia pun berhasil meraih gelar sebagai Top Scorer saat itu dengan torehan 7 gol selama turnamen. 

Setelah sukses menabung berbagai macam prestasi yang membanggakan, Bambang dianggap telah mempunyai modal yang cukup untuk tampil di seleksi pemain Persija tahun 1999.

Bukan hanya itu, ternyata Bambang juga pernah menjadi lirikan dari klub-klub internasional. Hal tersebut terjadi pada saat ia menjadi striker timnas Indonesia saat melawan Lithuania dalam laga persahabatan. 

Dalam pertandingan ini, Bambang berhasil mencetak 1 gol dan menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Di pertandingan tersebut, beberapa klub Eropa tertarik untuk memberikan Bepe masa percobaan, seperti Borussia Monchengladbach, FC Koln dan Roda JC Kerkrade Belanda.

Namun Bambang menaruh pilihannya kepada EHC Norad, klub divisi 3 Belanda sebagai loncatan karirnya. Sayang, karir Bambang dalam sepak bola internasional tidak berlangsung lama. 

Hal tersebut karena kondisi fisiknya yang tidak cocok dengan cuaca. Kemudian tidak lama setelah itu, Bambang mulai masuk ke lapangan hijau kembali pada tahun 2000-2004 dengan menggunakan seragam Persija.

Sembilan tahun memperkuat Persija, sang pemain pun berhasil menjadi ikon tim Ibukota dan sukses menghantarkan Macan Kemayoran meraih gelar Liga Indonesia pada musim 2001 dan 2018 serta Piala Presiden 2018.