FOOTBALL265.COM - PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi baru saja menggelar virtual meeting bersama 18 klub peserta Liga 1 2020. Agenda ini tak lepas wacana menggulirkan kembali roda kompetisi Liga 1.
Dalam virtual meeting ini turut dihadiri oleh dr. Syarif Alwi dan Haruna Soemitro yang mewakili PSSI. Sementara dari PT LIB diikuti Direktur Utama Akhmad Hadian Lukita, Direktur Operasional, Sudjarno, Direktur Keuangan, Anthony Chandra Kartawiria serta beberapa manajer terkait. Di luar itu, juga diikuti dua komisaris PT LIB yakni Ferry Paulus dan Andogo Wiradi.
Dalam agenda tersebut, PT LIB menjelaskan rencana kompetisi secara keseluruhan. Patut diketahui, penjelasan itu sebagai tindak lanjut dari surat keputusan PSSI tentang kelanjutan kompetisi dalam keadaan luar biasa atau extraordinary competition.
PT LIB pun menjabarkan poin-poin penting terkait kelanjutan kompetisi. Di antaranya terkait kontribusi yang akan diterima klub, akomodasi bagi klub yang bermarkas di lokasi yang direkomendasikan, penyelenggaraan pertandingan, sampai dengan perangkat pertandingan.
“Pertemuan awal ini dimaksudkan untuk berkoordinasi dan meminta masukan dari klub Liga 1 terhadap draf rencana kompetisi yang dirancang PT LIB. Serta koordinasi itu bukan hanya sekali. Akan ada koordinasi berikutnya agar pelaksanaan kompetisi lebih maksimal,” tegas Sudjarno.
Tak hanya dari LIB, PSSI yang diwakilkan Syarif Alwi menjabarkan bahwa PSSI menyusun buku protokoler kesehatan yang disetujui Kemenkes. Tak cukup disitu PSSI nantinya akan menggelar workshop kepada klub.
“Kami dari tim medis PSSI telah berusaha keras menyusun buku panduan yang telah disetujui Kemenkes. Setelah ini, kami akan mengadakan workshop untuk protokoler kesehatan,” jelas dr. Syarif Alwi.
Seperti diketahui kompetisi Liga 1 2020 akan dilanjutkan pada 1 Oktober 2020 hingga 28 Februari 2021. Selama itu, klub akan menjalani masing-masing sebanyak 31 pertandingan (kecuali Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta yang menyisakan 32 laga, red). Selama itu, akan sangat diperhatikan tentang protokoler kesehatan.