FOOTBALL265.COM – Mengincar target menjadi juara, Inter Milan justru tertahan di peringkat 5 klasemen Serie A Italia. Salah satu penyebabnya adalah lini belakang yang keropos.
Inter Milan sukses meraih kemenangan di pekan kedelapan Serie A Italia beberapa hari lalu. Menjamu Torino, anak asuhan Antonio Conte itu berhasil meraih tiga angka lewat skor 4-2.
Meski demikian, kemenangan itu masih belum mampu membawa Alessandro Bastoni dkk menembus 4 besar. Mereka masih tertahan di peringkat 5, dengan 15 poin dari 8 pertandingan, tertinggal 1 poin dari Juventus yang ada di peringkat 4.
Situasi ini tentu kurang memuaskan bagi Inter Milan. Pasalnya, setelah musim lalu finis sebagai runner up Serie A Italia dan sukses mendatangkan sejumlah pemain baru, Nerazzurri tentu ingin meraih hasil lebih baik di musim ini.
Seperti terlihat di laga melawan Torino, salah satu kelemahan utama Inter Milan musim ini adalah lini belakang. Di laga tersebut, mereka tertinggal 0-2 hingga menit ke-63. Beruntung, mereka kemudian sukses mencetak 4 gol untuk membalikkan kedudukan.
Inter Milan kini tercatat telah kebobolan 13 gol hanya dari 8 pertandingan di Serie A Italia musim ini. Catatan ini terbilang buruk, mengingat musim lalu mereka memiliki pertahanan terbaik dibandingkan 19 klub lainnya dengan kebobolan 36 gol dari 38 pertandingan.
Salah satu penyebab menurunnya ketangguhan lini belakang Inter Milan adalah minimnya trio bek tengah andalan Antonio Conte yakni Milan Skriniar, Alessandro Bastoni, serta Stefan de Vrij bermain bersama entah karena cedera, Covid-19, maupun alasan lain.
Situasi ini sejatinya sempat terjadi beberapa kali musim lalu khususnya menjelang akhir musim, tapi ketika itu Conte masih punya pelapis mumpuni dalam diri Diego Godin. Meski terbilang lambat, pengalaman Godin menghadirkan ketenangan dan stabilitas di lini belakang.
Namun, di musim panas lalu Godin akhirnya dilepas ke Cagliari. Di sisi lain, Conte juga gagal mendatangkan bek tengah baru. Akibatnya, sejak awal musim Nerazzurri kerap bermain dengan bek tengah alternatif.
Hal ini bahkan sudah terlihat sejak pekan pertama Serie A Italia musim ini menghadapi Fiorentina. Ketika itu, Milan Skriniar diistirahatkan karena dinilai tidak fokus mengingat maraknya isu kepindahan dirinya, sedangkan Stefan de Vrij absen karena akumulasi kartu.
Akibatnya, Conte terpaksa memainkan dua fullback yakni Danilo d’Ambrosio dan Aleksandar Kolarov menjadi bek tengah mendampingi Alessandro Bastoni. Inter pun kebobolan 3 kali di pekan pertama melawan Fiorentina, meski akhirnya menang karena bisa mencetak satu gol lebih banyak.
Di laga melawan Torino kemarin, Conte kembali tak bisa memainkan trio Bastoni-de Vrij-Skriniar. Adanya laga melawan Real Madrid pada tengah pekan membuat sang pelatih menyimpan de Vrij dan Skriniar dan memainkan D’Ambrosio serta Ranocchia sebagai gantinya.
Lini belakang pun kemudian terbukti menjadi kelemahan karena bermain terlalu ke dalam dan kesulitan membangun serangan. Sebaliknya, ketika mencoba menaikkan garis pertahanan, mereka rentan diserang Torino lewat serangan balik.
Situasi mulai membaik ketika Milan Skriniar dan Stefan de Vrij masuk di menit ke-64 dan 74. Inter tak lagi kebobolan dan justru bisa membalikkan keadaan.
Situasi ini pun terbilang berbahaya. Pasalnya, meski bisa berbalik menang atas Torino, Inter Milan akan kesulitan melakukannya saat bertemu lawan yang memiliki level setara baik di ajang domestik maupun Liga Champions.
Dengan situasi ini, Antonio Conte hanya bisa berharap trio bek tengah andalannya dalam keadaan fit dan bisa ditampilkan sesering mungkin, sebelum melirik peluang mendatangkan bek tengah anyar pada bursa transfer Januari nanti.
Atau, ia bisa mengambil langkah drastis dengan mengubah formasi di lini belakang menjadi empat bek sejajar.