FOOTBALL265.COM - Keberhasilan Jurgen Klopp belum lama ini meraih predikat The Best FIFA Men's Coach mengalahkan Hansi Flick sempat menjadi kontroversi.
Bukan karena manajer Liverpool tersebut terindikasi melakukan kecurangan atau semacamnya, tapi lebih kepada respons publik yang beberapa di antaranya ternyata di luar dugaan.
Di acara penghargaan FIFA yang digelar pada Kamis (17/12/20), Klopp meraih poin yang sama dengan Flick dan menyisakan Marcelo Bielsa (Leeds United) di urutan buncit tiga besar.
Akan tetapi, pada akhirnya pihak penyelenggara memutuskan memberi predikat tersebut kepada sang manajer Liverpool. Tolak ukurnya adalah perolehan jumlah suara yang diberikan para pelatih Timnas dalam sesi voting.
Hasil ini pun kemudian ditanggapi beragam oleh publik sepak bola dan masyarakat dunia maya alias warganet, atau yang nama kerennya netizen.
Salah satu istilah yang paling populer setelah ajang penghargaan FIFA tersebut berlangsung adalah ‘Hansi Flick has been robbed’ alias ‘Hansi Flick telah dirampok’.
Kalimat tersebut di atas sudah cukup lazim digunakan warganet untuk menyuarakan ketidakadilan dalam suatu ajang penghargaan - menurut mereka. Kata ‘robbed’ sendiri juga sering ditemukan di sejumlah award show lainnya seperti musik dan film.
“Hansi Flick telah ‘dirampok’ di penghargaan Pelatih Terbaik FIFA. Sedih melihatnya,” tulis seorang warganet di platform Twitter.
“Kalian tidak akan bisa memercayainya, Klopp layak mendapatkannya. Flick lebih banyak memenangkan trofi ketimbang kalah di pertandingan. Kalian sangat halu, gila,” kata warganet lainnya.
“FIFA ingin pelukan dari Klopp, dia pria yang hebat dan sangat disukai. Akan tetapi memberinya penghargaan ketimbang Flick adalah hal konyol,” tulis yang lain.
Tentu, pada zaman sekarang ini orang-orang bebas mengemukakan pendapatnya di media sosial. Akan tetapi, apakah layak ‘menggugat’ predikat The Best FIFA Men's Coach yang diraih Klopp karena sang lawan, Flick, juga tidak kalah hebatnya?