FOOTBALL265.COM – Nama Joshua Kimmich kini menjadi perbincangan setelah tampil brilian bersama Bayern Munchen. Penampilannya ciamiknya pun membuat status pemain versatile atau serbaguna menjadi sorotan.
Kimmich sejatinya adalah gelandang bertahan. Posisi ini ia tempati sejak membela akademi Stuttgart. Perjalanannya untuk menjadi seorang gelandang bertahan apik tak didapatnya begitu saja.
Perjalanan Kimmich menjadi bintang besar bermula dari akademi Stuttgart. Ia bukanlah pemain bertalenta. Namun ia punya mental khas orang Jerman yang tak pantang menyerah untuk mencapai keinginannya.
Kimmich lahir dari kerja keras selama di Stuttgart. Ia merupakan pemain yang paling sering pulang terakhir untuk menjadi yang terbaik. Buah dari kerja kerasnya pun tak ia petik begitu saja.
Bahkan di awal kariernya di Stuttgart, Kimmich mendapat penolakan bermain untuk tim senior. Alasannya, Kimmich dianggap tak cukup kuat untuk ukuran gelandang bertahan.
Hal tersebut membuat Joshua Kimmich bergabung RB Leipzig. Di sana ia bertemu dengan mantan pelatih mudanya kala di Stuttgart.
Dari RB Leipzig lah bakatnya mulai terasah sehingga Bayern Munchen datang menjemputnya. Kala itu Die Roten dilatih oleh Pep Guardiola. Kepindahan ini pun membuka talenta Kimmich sendiri.
Kimmich menyebutkan, kala pertama kali bertemu Guardiola, ia ditanyai tentang kekuatan dan kelemahan yang ia miliki. Secara tidak langsung, itu membuatnya menjadi pemain yang lengkap seperti saat ini.
“Saya duduk di ruang konferensi pers kantor Bayern Munchen menunggu untuk bertemu Pep Guardiola. Guardiola yang saya tahu adalah Guardiola yang ada di televisi.
“Saya gugup. Tetapi saat bertemu dengannya, saya langsung merasakan kepercayaannya. Saya ingin bermain untuknya dan Bayern Munchen. Dia pun bertanya tentang kelemahan dan kekuatan saya serta menginginkan saya menjadi pemain yang lebih baik,” kenang Kimmich.
Bermain di bawah arahan Guardiola yang notabene pemain yang berposisi sama dengannya menambah kekuatan Kimmich. Satu tempat di lini tengah pun ia dapatkan bersama Bayern Munchen.
Pelan tapi pasti, Kimmich yang dijuluki Mr. Serbaguna ini mulai beradaptasi dengan gaya permainan Bayern Munchen dan setiap pelatih yang datang ke Allianz Arena.
Transformasi paling terlihat adalah kala Joshua Kimmich ditunjuk untuk mengisi posisi bek kanan. Dengan mudah, ia langsung beradaptasi dengan posisi barunya tersebut.
Julukan Mr.Serbaguna pun tercermin di lapangan. Di tengah kosongnya satu posisi, Kimmich dengan mudah mengisinya dan bermain apik di dalamnya.
Puncaknya di musim 2019/20 lalu. Ia banyak beroperasi sebagai bek kanan. Namun berkat ketangkasannya dan etos kerja yang ia miliki, ia mampu membawa Bayern Munchen meraih Treble Winners.
Kebiasaannya mengisi posisi bek kanan pun secara tak langsung meningkatkan permainannya terutama saat melepaskan umpan baik dalam membangun serangan ataupun menciptakan peluang.
Meningkatnya permainan itu pun terlihat di awal musim 2020/21. Kimmich kembali ke posisi awalnya sebagai gelandang bertahan selepas perginya Thiago Alcantara dari Bayern Munchen.
Tugasnya yang seharusnya hanya fokus bertahan dan menjadi pemutus serangan pun ia ubah menjadi permainan cepat dan menyerang.
Di posisi aslinya tersebut, Kimmich mendapat jumlah assist cukup banyak sama seperti saat ia mengisi pos bek kanan.
Di musim 2020/21 ini, Kimmich telah mencetak 10 assist di Bundesliga Jerman. Untuk ukurang gelandang bertahan, angka ini terbilang fantastis.
Apiknya performa Kimmich pun menjadi sinyal bahwa pemain Versatile (serbaguna) kini mulai bangkit dan banyak diburu. Namun, cukup sulit tentunya untuk mencari pemain yang lengkap seperti sosok pria berusia 25 tahun tersebut.
Performa Joshua Kimmich bukti dari sebuah kerja keras. Kisahnya sejak muda dan kemampuannya belajar pun bisa mengilhami banyak pemain muda untuk menjadi pemain serbaguna dan menjadi yang terbaik di setiap posisi yang bisa ditempati.