Bola Internasional

Piala Dunia 2022: 'Menyatroni' Qatar, UEFA Bela Hak-hak LGBT dan Pekerja

Senin, 8 Agustus 2022 18:00 WIB
Penulis: Triyoga Sandi Pamungkas | Editor: Prio Hari Kristanto
© FIFA/FIFA via Getty Images
Jelang bergulirnya event sepak bola akbar Piala Dunia 2022, UEFA menyempatkan diri untuk mengunjungi Qatar untuk yang ketiga kalinya. Copyright: © FIFA/FIFA via Getty Images
Jelang bergulirnya event sepak bola akbar Piala Dunia 2022, UEFA menyempatkan diri untuk mengunjungi Qatar untuk yang ketiga kalinya.

FOOTBALL265.COM – Jelang bergulirnya event sepak bola akbar Piala Dunia 2022, UEFA menyempatkan diri untuk mengunjungi Qatar untuk yang ketiga kalinya, guna menjamin hak-hak LGBT dan pekerja di sana..

Dalam kunjungan tersebut, pihak UEFA menemui Asosiasi Sepak Bola Qatar, Organisasi Buruh Internasional (ILO), Kementerian Ketenagakerjaan Qatar, Komite Tinggi untuk Pengiriman dan Warisan, dan beberapa pihak lainnya.

Pertemuan ini dilakukan dengan tujuan agar sepak bola menjadi sarana positif untuk perubahan yang lebih baik lagi.

Dalam pertemuan tersebut, UEFA membahas tentang hak-hak LGBT. UEFA meminta agar adanya jaminan yang diberikan kepada para penggemar yang membawa bendera pelangi.

UEFA menjamin bahwa hak-hak LGBT akan terjamin, tanpa mengurangi rasa hormat terhadap kebudayaan lokal yang ada di Qatar. 

Bukan hanya itu, UEFA juga memastikan agar para staf hotel dapat memperlakukan para penggemar dengan baik tanpa adanya diskriminasi. 

Ketua Tim Kelompok Kerja UEFA, Michele Uva, mengapresiasi keterbukaan beberapa pihak yang ditemui guna membahas persiapan berlangsungnya Piala Dunia 2022 di Qatar.

“Kami berterima kasih kepada Komite Tinggi dan semua lembaga yang terlibat atas keterbukaan dalam dialog kami dan mencari solusi dengan mempertimbangkan hak asasi manusia sebagai pilar penting dari acara sepak bola yang berkelanjutan.” ucap Michele, dikutip dari Marca

Selain membahas hak-hak LGBT, UEFA dan beberapa lembaga lainnya juga mengangkat isu tentang para pekerja migran yang berada di sana. 

Para pekerja migran menyampaikan kemajuan yang telah dicapai, tetapi menuntut dukungan dalam beberapa sekor, seperti: dukungan hukum, tempat pekerja, layanan penerjemahan, dan akses informasi.