Andi Ramang, Si Tukang Becak yang Buat Penasaran Klub Eropa (Jilid I)
Berbicara sepakbola Makassar tentu tak akan ada habisnya. salah satu kota besar di Indonesia ini memang memiliki klub sepakbola tertua di Indonesia.
Bagaimana tidak, bahkan sepakbola di ranah Makassar hadir sebelum Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 silam. Ya, dari ranah Makassar beberapa sumber mengatakan bahwa perkumpulan sepakbola Makassar atau yang bernama Makassar Voetbal Bond (MVB) atau yang kini dikenal dengan PSM Makassar telah lahir pada tahun 1905.
Tak hanya memiliki klub sepakbola tertua, ranah Makassar ternyata juga melahirkan pesepakbola handal bagi Indonesia. Dia adalah Andi Ramang, pesepakbola ganas yang dimiliki oleh Indonesia.
Ramang lahir di Barru Sulawesi Selatan 24 April 1924 silam. Kecintaan akan sepakbola membawa ia menjadi pesepakbola terkenal pada 1950-an.
Tak hanya itu, dia juga dapat dikatakan pesepakbola yang membawa kesuksesan bagi Makassar. Bagaimana tidak, dirinya yang berposisi sebagai striker ini mampu membawa PSM menapaki tangga juara pada masa Perserikatan.
Tak hanya membawa sukses bagi Makassar, Ramang juga membawa kesuksesan bagi sepakbola Indonesia. Dia memberikan prestasi ke dunia luar hingga sepakbola kita dikenal oleh banyak orang lewat aksi menawannya.
Kini INDOSPORT mencoba membedah akan sisi lengkap Ramang sebagai pesepakbola handal Indonesia. Pesepakbola yang haus akan gol, dan membuat tim-tim Eropa 'mengantri' untuk menjajal kebolehan sepakbola Indonesia.
1. Hampir Cetak Sejarah
Ramang memang hampir membawa sepakbola Indonesia menorehkan sejarah. Bagaimana tidak, kala itu turun di ajang Olimpiade Melbourne 1956, Indonesia yang berjumpa Uni Soviet di babak perempat final hampir mengandaskan Uni Soviet.
Lagi-lagi, Ramang lah hadir sebagi aktor antagonisnya. Ramang yang tidak menjadi perhatian pemain belakang Uni Soviet hampir saja mencetak gol.
Sayang sepakannya kala itu berhasil di tepis oleh kiper terhebat dalam sejarah sepakbola dunia, Lev Yashin. Hingga pertandingan usai kedudukan berakhir imbang 0-0. Sehingga terpaksa dilakukan pertandingan ulangan. Sayang dalam petandingan ulangan Indonesia kalah 4-0.
Meski kalah, aksi pemain yang pernah berprofesi sebagai tukang becak dan kernet bus ini benar-benar menjadi perhatian dunia. bahkan induk sepakbola Dunia sampai membuat kisah akan Ramang.
"Jika Uni Soviet belum tahu siapa Ramang sebelum laga tersebut, mereka tentu saja memberi perhatian padanya menjelang laga ulangan."
"Begitu besar perhatian mereka (kepada Ramang) (pada laga ulangan itu) Kachalin memerintahkan (Igor) Netto, playmaker tim (Uni Soviet), agar tampil dengan peran lebih defensif untuk menetralisir dampak pemain Indonesia bernomor 11 (Ramang). (Taktik) itu ada hasilnya. Uni Soviet menang 4-0," tulis laman FIFA.
2. Rutin Menendang Jeruk dan Rotan
Ramang kecil memang sudah terlihat berbakat dalam mengolah Si Kulit Bundar. Kala itu usianya yang baru menginjak 10 tahun, Ramang sudah sangat rajin berlatih dengan menendang-nendang jeruk, gulungan kain dan bola anyaman rotan.
Selain sudah gemar berlatih sejak kecil, bakat Ramang dalam sepakbola ternyata mendapat turunan dari sang ayah, Nyo'lo. Ayah Ramang yang sebagai ajudan Raja Gowa Djondong Karaenta Lembangparang juga dikenal sebagai jagoan sepakraga.
Aksi Ramang kecil yang gemar menendang jeruk dan lainnya memang berbuah manis. Dia dipersunting PSM Makassar pada tahun 1947 dimana kala itu PSM masih bernama Makassar Voetbal Bond.
PSM kepincut kala menyaksikkan aksi Ramang yang membela tim Persis (Persatuan Sepakbola Induk Sulawesi) yang mengikuti kompetisi yang diadakan PSM. Kala itu Persis menang 9-0 atas lawannya, dan yang menarik lebih dari setengah gol dicetak oleh Ramang.
3. Menembus Tim Nasional
Sukses Ramang di PSM Makassar membawa dirinya akhirnya dapat mengenakan kostum kebesaran tim nasional. Dia akhirnya bergabung bersama tim nasional di tahun 1952.
Bergabung bersama tim nasional pun membuat nama Ramang semakin moncer di kalangan pecinta sepakbola Indonesia. Tak hanya itu, bersama tim nasional, dia dapat berkeliling dunia.
Ketenaran Ramang serta rasa haus gol Ramang terlihat kala 1954 saat tim Indonesia melakukan lawatan atau tur ke berbagai negara Asia. PSSI menyambangi negara seperti Filipina, Hongkong, Muangthai, dan malaysia.
Dalam lawatan kali ini, Indonesia hampir menyapu bersih dengan kemenangan besar. Bahkan dari raport hasil pertandingan, skuat garuda berhasil melesakkan 25 gol dan 19 gol tersebut lahir dari kaki Ramang.
4. Buah Bibir Negara Eropa
Kecemeralangan Ramang sebagi predator Indonesia terus menjadi buah bibir. Bahkan berkat Ramang, sepakbola Indonesia dilirik tim Eropa sekedar untuk menjajal kekuatan tim Indonesia.
Sebut saja negara seperti Yugoslavia yang dikawal oleh penjaga gawang sekelas Beara yang terkenal kala itu. Serta tim besar Eropa yang dihuni pemain top mengantre untuk menjajal kehebatan Ramang.
Namun meski menjadi buah bibir di kalangan tim besar Eropa, sifat Ramang tetap membumi. Bagi ia, kehebatan dirinya tak ada artinya tanpa dukungan rekan satu timnya.
"Ini bukan prestasi saya, melainkan kerjasama dengan kawan-kawan," ucap Ramang kal itu.
Bahkan akan ketenaran Ramang kala itu, banyak ibu-ibu hamil yang menamai anaknya ketika lahir dengan nam Ramang. Kini untuk mengetahui akan kisah kelanjutan Ramang predator Indonesia asal Makassar saksikan di INDOSPORT edisi 1 Juni 2016 mendatang.