Guus Hiddink Terlalu Mahal, 5 Kandidat Pelatih Ini Tak Kalah Kelas Tangani Timnas Indonesia
Menpora Imam Nahrawi kembali melemparkan wacana untuk merekrut pelaih top Eropa guna menangani Skuat Garuda yang terdekat akan berjibaku di ajang SEA Games 2017. Nama mantan pelatih Real Madrid, Guus Hiddink pun ‘dijagokan’ oleh Imam untuk membesut Timnas.
Hal tersebut bukan pertama kalinya terjadi, sebelumnya Imam juga pernah mengusulkan kepada PSSI untuk merekrut pelatih Chelsea, Jose Mourinho sebagai pelatih.
Namun, tampaknya PSSI masih jauh dari harapan tersebut, karena pada akhirnya mereka memilih untuk kembali mengontrak Alfred Riedl sebagai pelatih Skuat Garuda.
Meski tak sehebat Mourinho, Riedl mampu membuktikan kapasitasnya kali ini sebagai pelatih Timnas Indonesia. Membesut Timnas yang baru saja lepas dari sanksi FIFA, pelatih asal Austria tersebut dapat dikatakan sukses.
Ia berhasil membawa Boaz Solossa cs ke final Piala AFF 2016, meskipun akhirnya tumbang di tangan Thailand dengan agregat skor 2-3 di laga final. Namun kontrak Riedl akan berakir di penghujung tahun ini dan PSSI pun belum memastikan apakah akan memperpanjang kontrak pelatih yang juga pernah menangani Timnas Vietnam tersebut.
Mendapat ‘saran’ dari Kemenpora untuk merekrut Hiddink tampaknya merupakan hal yang terlalu muluk-muluk bagi PSSI. Jika bersikap realistis, merekrut mantan arsitek Chelsea tersebut tentunya nyaris mustahil.
Faktanya, Hiddink sendiri tak pernah punya pengalaman menangani sebuah negara yang peringkatnya nyaris berada di papan bawah dalam ranking FIFA.
Indonesia kini berada di peringkat ke-171 dunia versi FIFA, sementara pelatih Belanda tersebut tercatat pernah menangani Timnas Rusia pada medio 2006 hingga 2010, tim Beruang Merah kini berada di peringkat ke-56 dunia.
Namun bukan berarti Indonesia mustahil merekrut Hiddink, eks pelatih Belanda itu juga punya kemungkinan besar untuk menurunkan standarnya. Apalagi ia punya sejarah pernah menangani Timnas negara Asia, yakni Korea Selatan.
Guus Hiddink saat masih melatih Chelsea di Liga Primer Inggris.
Namun ketimbang terlalu muluk-muluk memimpikan Guus Hiddink atau pelatih papan atas Eropa lainya, Indonesia harus bersikap realistis. Masih banyak pelatih lokal maupun impor yang sudah akrab dengan atmosfer sepakbola Tanah Air dan kiprahnya pun diakui.
Berikut INDOSPORT menyajikan 5 nama kandidat pelatih yang punya kiprah cukup gemilang di Indonesia dan dianggap cocok untuk menangani Skuat Garuda.
1. Rudy Eka Priyambada
Muda dan berprestasi, Rudy Eka Priyambada merupakan salah satu pelatih potensial Indonesia. Di usianya yang baru menginjak kepala tiga, Rudy pernah memiliki pengalaman menangani klub Divisi Dua Liga Bahrain, Al Najma.
Padahal, Rudy sama sekali belum pernah memiliki pengalaman melatih Timnas Indonesia. Namun, klub asal Bahrain, yang negaranya di atas kertas lebih unggul untuk urusan sepakbola ketimbang Indonesia, justru memilihnya sebagai Direktur Teknik Pengembangan Pemain Muda.
Bukan tanpa alasan menyebut Bahrain dari segi kualitas lebih unggul ketimbang Indonesia, laga kedua negara pada 2012 lalu menjadi buktinya.
Timnas Bahrain pernah menorehkan sejarah saat mempermalukan TImnas Indonesia dengan skor telak 10-0 di kualifikasi Piala Dunia 2014.
Meski tak pernah punya pengalaman masuk jajaran pelatih Timnas Indonesia, namun Rudy diketahui punya jaringan cukup kuat di Asia. Ia pernah mengikuti program kursus kepelatihan Future Asia yang berada di bawah Federasi Sepakbola Asia (AFC) pada 2011-2012.
Di sanalah, ia mengenal pelatih Al Najma, Ali Asoor yang kemudian mengajaknya untuk bergabung dalam staf kepelatihan.
Kepada INDOSPORT, Rudy pernah mengutarakan keinginannya untuk menjadi pelatih Timnas Indonesia di ajang SEA Games 2017 dan tentunya menggali potensi para pemain muda Tanah air.
Rudy pernah dipanggil PSSI untuk mengikuti seleksi pelatih Timnas U-19 beberapa waktu lalu. Namun akhirnya PSSI memilih Eduard Tjong, dan Rudy fokus untuk menjadi pelatih sekaligus manajer dari klub Celebes FC yang berlaga di ISC B.
“Kalau dari sudut pandang sebagai pelatih, saya rasa waktu 2 tahun cukup untuk membentuk Timnas karena saya tidak pakai sistem old preparation untuk mempersiapkan tim,” jelasnya Rudy kepada INDOSPORT.
2. Rahmad Darmawan
Rahmad Darmawan bukanlah sosok asing untuk Timnas Indonesia. Pelatih berusia 50 tahun tersebut tercatat pernah menangani Skuat Garuda pada 2013 lalu, ia merintis kariernya sebagai asisten pelatih sebelum akhirnya benar-benar menangani Tim Merah Putih.
Di luar Timnas Indonesia, pelatih yang kini menukangi klub Malaysia, T-Team itu juga pernah menangani klub-klub papan atas Indonesia. Persipura, Sriwijaya FC, Persebaya, hingga Persija tercatat pernah merasakan tangan dingin pelatih yang juga merupakan mantan anggota TNI tersebut.
Rahmad sebelumnya sempat dipanggil oleh PSSI untuk seleksi pelatih Timnas Indonesia pasca pencabutan sanksi FIFA. Namun, Rahmad harus menelan kekecewaan karena PSSI justru memilih Alfred Riedl yang sebelumnya tak pernah dipanggil untuk melakukan seleksi atau presentasi.
Enggan terlalu berharap karena justru kecewa, Rahmad pun kini tak terlalu banyak mengomentari rumor mengenai dirinya. Ia mengaku siap jika nantinya kembali ditunjuk untuk menangani Timnas U-23 Indonesia di ajang SEA Gaames 2017, namun untuk saat ini ia masih fokus pada kariernya sebagai pelatih klub Liga Primer Malaysia.
“Saya menunggu saja terlebih dahulu, bagaimana kelanjutannya,” ujar RD saat dihubungi INDOSPORT.
Sukses membawa T-Team promosi ke Liga Super Malaysia, pelatih yang akrab disapa RD itu pun diincar klub asal Negeri Jiran Lainnya, Terengganu FA.
3. Angel Alfredo Vera
Alfredo Vera menjadi pahlawan usai membawa Persipura Jayapura menjuarai ajang Torabika Soccer Championship (TSC) musim ini. Tangan dingin pelatih asal Argentina tersebut sukses mengubah nasib Persipura yang terpuruk di awal musim menjadi juara kompetisi tersebut.
Di pertengahan tahun 2016, Tim Mutiara Hitam yang awalnya dilatih Jafri Sastra, sempat tampil meredup di ajang TSC, dengan hanya meraih 1 poin dari 3 laga terakhir yang mereka jalani. Boaz Solossa dkk bahkan tak mampu menembus peringkat 4 besar dan hanya terdampar di peringkat ke-7.
Performa buruk Persipura membuat Jafri Sastra akhirnya dipecat dari posisinya sebagai pelatih Tim Mutiara Hitam Agustus 2016 lalu. Kekalahan atas Madura United 0-2 membuat Jafri harus menerima kenyataan dilengserkan dari kursi pelatih oleh pihak manajemen Persipura.
Dalam 13 pertandingannya, Jafri Sastra hanya meraih 5 kemenangan bersama Persipura. Sisanya 4 kali imbang dan 4 kali kalah. Menggantikan posisi Jafri, Vera pun ditunjuk untuk menangani Persipura tepat di pekan ke-14 TSC 2016
Pelatih asal Negeri Tango itu sukses membalikkan keadaan dan perlahan-lahan membawa Persipura memenangkan pertandingan-pertandingan di tiap laga tersisa TSC 2016. Hasilnya, Persipura sukses menempati papan atas klasemen hingga akhirnya bertengger di puncak klasemen TSC.
Bersaing ketat dengan Arema Cronus di akhir kompetisi, Vera sukses membawa armadanya ke tangga kesuksesan. Di laga penentuan TSC, Ferinando Pahabol cs berhasil menggulingkan PSM Makassar dengan skor 4-2.
Kepiawaian Vera meramu strategi dan mental para pemain Persipura menjadi kunci utama kesuksesannya. Dengan catatan tersebut, rasanya Vera patut diberi kesempatan untuk membuktikan kemampuannya bagi Timnas Indonesia.
Berbekal prestasinya bersama Persipura, Vera menjadi salah satu pilihan pelatih asing bagi Skuat Garuda. Jika nantinya PSSI lebih memilih untuk menggunakan jasa pelatih asing ketimbang pelatih lokal.
4. Kiatisuk Senamuang
Sukses sebagai pemain Timnas Thailand, Kiatisuk ‘Zico’ Senamuang juga sukses berkiprah sebagai pelatih untuk Timnas negaranya. Semasa menjadi pemain, pelatih berusia 43 tahun tersebut sukses menorehkan berbagai prestasi untuk tim asal Negeri Gajah Putih.
Total 4 kali gelar juara Piala AFF, 2 kali semifinalis Asian Games, 4 kali SEA Games, 3 kali King's Cup, dan Piala Kemerdekaan (Indonesia) sekali pada 1994, menjadi toreahn Kiatisuk semasa masih merumput bersama Thailand. Ia pun tercatat menjadi top skorer Piala AFF 2002 lalu dengan torehan 12 gol.
Pada 2014, dia ditunjuk menjadi pelatih Thailand dan di tahun yang sama berhasil membersembahkan gelar Piala AFF 2014 dan kemudian 1 gelar King's Cup 2016, hingga gelar Piala AFF ke-5 untuk Thailand di 2016.
Usai merebut gelar juara Piala AFF 2016 setelah di final mengalahkan Indonesia dengan agregat 3-2, nasib Kiatisuk kini belum jelas. Hal itu karena federasi sepakbola Thailand (FAT) ingin merekrut pelatih asing.
Misi FAT untuk naik level ke tingkat dunia membuat mereka berencana untuk merekrut pelatih kaliber dunia. salah satu nama pelatih asing yang muncul adlah eks arsitek Timnas Argentina, Alejandro Sabella.
Ketidakjelsan nasib tersebut membuat Kiatisuk membuka kesempatan untuk hijrah dan menukangi Timnas negara lain, termasuk Indonesia.
5. Robert Rene Alberts
Robert Rene Alberts merupakan mantan pemain sepakbola. Saat aktif sebagai pemain, Robert adalah alumnus akademi sepakbola Ajax Amsterdam. Selain itu, Robert sempat merumput di klub Prancis, Amerika Serikat, dan Swedia.
Jalan panjang juga ditempuh Robert di dunia kepelatihan. Pada 2002, ia menjadi Direktur Kepelatihan di Korea Selatan dan juga sempat menjabat sebagai pelatih kepala Timnas Korsel U-17 hingga 2004.
Medio 2005 hingga 2008, Robert menjadi Direktur Teknik FAM (PSSI-nya Malaysia). Ia tampil cemerlang di Negeri Jiran dengan membawa klub yang diasuhnya mempunyai rekor sebagai klub yang tak terkalahkan.
Memenangkan semua gelar juara di Liga Malaysia dan Liga Singapura, ia pun memutuskan untuk hijrah ke Indonesia. Dipercaya untuk menukangi Arema Indonesia, pria asal Brasil tersebut sukses membawa Singo Edan juara ISL pada musim 2009/10 dan runner up Piala Indonesia 2010.
Namun sayang di ajang TSC, Robert gagal mempersembahkan gelar juara bagi PSM Makassar. Tim Juku eja harus puas menempati peringkat ke-6 di klasemen akhir TSC dan ditaklukan Persipura dengan skor 2-4 di pertandingan penutup.
Roberts dirasa boleh dicoba untuk menukangi Timnas Indonesia. Selain sudah mengenal kultur sepakbola Indonesia, Robert juga memiliki sejumlah pengalaman mumpuni meracik strategi tim dengan mental juara.