Mengintip FIFA 2018 vs PES 2018, Siapa Lebih Oke?
Peta persaingan antara dua game sepakbola ternama di dunia, FIFA dan Pro Evolution Soccer (PES) selalu menarik untuk disimak. Keduanya selalu bersaing dalam memberikan improvisasi seperti peningkatan detail game experience, penambahan in-game features, sampai tentunya menyoal grafis.
Pertengahan bulan ini, FIFA dan PES telah merilis trailer untuk edisi terbaru mereka, yakni FIFA 2018 dan PES 2018. Dari sini saja sudah terlihat adanya perubahan di banding edisi sebelumnya.
Di edisi kali ini, FIFA mencoba menarik pasar dengan memanfaatkan Cristiano Ronaldo sebagai bintang utama di trailer resmi mereka. Ronaldo menjadi ikon, menggantikan empat pesepakbola sebelumnya, yakni Marco Reus, Anthony Martial, James Rodriguez dan Eden Hazard.
Baca juga: |
---|
Sudah bukan rahasia lagi jika FIFA akan menggaet siapa pun itu, pemain yang mampu bermain gemilang di musim sebelumnya, sebagai cover artist. Ronaldo memenangi banyak gelar sepanjang tahun 2016-2017, sehingga digunakannya CR7 diharapkan mampu menjadi magnet bagi penggila video games.
Memang, pada trailer tersebut tak hanya Ronaldo seorang yang jadi sorotan. Di beberapa momen, terlihat pula Raheem Sterling dan Antoine Griezmann di dalam video. Namun CR7 lebih sering mendominasi.
PES 2018 tak mau kalah. Penambahan fitur yang signifikan juga membuat game yang dikembangkan oleh Konami itu semakin ciamik dan realistis. Kedua game ini baru akan dirilis pada bulan September 2017 mendatang, tapi kisi-kisi mengenai apa saja yang baru sudah bisa diakses melalui situs resmi dan juga diintip dari trailer-nya.
FIFA 2018
INDOSPORT mencatat setidaknya ada lima fitur andalan baru di FIFA 2018 dibandingkan dengan edisi sebelumnya. Mayoritas memang tidak benar-benar baru, tapi ada peningkatan yang memanjakan.
FIFA Ultimate Team (FUT), tentu saja, masih dipertahankan oleh pengembang. Sebab, fitur inilah yang membuat FIFA laris manis di pasaran. Tidak disebutkan apakah ada perubahan gameplay, agaknya mereka akan sangat berhati-hati jika ingin melakukan perubahan di sini.
Gamer yang kerap mengandalkan umpan silang/terobosan (biasanya dipencet dengan tombol segitiga), akan dimanjakan lewat ditambahkannya opsi. Hasilnya, gol yang lahir bisa lebih dramatis dan seperti aslinya.
Beberapa tahun lalu, baik FIFA maupun PES mengandalkan elemen otentik tiap individu pemain, yakni membuat pergerakan pemain serealistis mungkin seperti aslinya. Misalkan gaya menggiring Sterling, tendangan bebas ala Ronaldo, dan sebagainya.
Kini, di edisi terbaru, FIFA bakal memperkenalkan fitur team style. Konsepnya sama seperti player style seperti disebutkan di atas, tapi yang ini, kemiripan terletak pada ciri permainan tim. Siapa yang mau memainkan Barcelona atau Bayern Munchen seperti aslinya?
Berikutnya ada fitur yang tak kalah menarik, yakni mengenai atmosfer pertandingan. FIFA memfokuskan pada gameday interface-nya, di mana tim pengembang lebih 'ngotot' meningkatkan grafis spanduk dan suporter di lapangan atau stadion.
Di sini, FIFA 2018 membuat segalanya yang berkenaan dengan atmosfer non teknis selama pertandingan menjadi lebih hidup. Selain itu, dukungan juga muncul dari pola lapangan yang semakin real, efek cahaya dari matahari jika laga di-set siang hari, plus interaksi antara pemain dengan suporter.
PES 2018
Setelah FIFA 2018 merilis trailer, PES 2018 akhirnya meluncurkan official trailer-nya di laman YouTube mereka. Dari sini saja terlihat perbedaan konsep yang diusung oleh tim pengembang PES.
Jika FIFA memunculkan slogan The World's Game, maka PES mengusung tema Where Legends are Made. Jika FIFA 2018 memunculkan Cristiano Ronaldo, PES 2018 membuka trailer dengan pertandingan antara Barcelona melawan Paris Saint Germain di babak perempat final Liga Champions musim kemarin.
Penampakan tiga stadion mengisi trailer PES 2018, yakni Camp Nou, Anfield, dan Signal Iduna Park. Hal itu dikarenakan Barcelona, Liverpool , dan Borussia Dortmund merupakan official partner mereka.
Salah satu keunggulan PES 2018 dibanding FIFA 2018 adalah lisensi resmi kompetisi Liga Champions, Liga Europa, hingga Liga Champions Asia. Lucunya, di akhir trailer, ada sosok Diego Maradona, legenda Argentina yang sempat terlibat konflik dengan Konami dan PES akibat permasalahan hak cipta.
Terlepas dari penampakan Maradona yang cukup mengejutkan dan menimbulkan adanya kesan strategi marketing, PES 2018 menjawab semua kritikan dari penggunananya. Itu dibuktikannya dengan kehadiran fitur-fitur teranyar.
Dimulai dari dirbbling pemain yang terbilang 'template' karena banyak yang memiliki gaya yang sama, kini PES 2018 'mengancam' FIFA dengan fitur strategic dirbbling dan real touch+. Dua fitur tersebut membuat player tak hanya bisa merasakan perbedaan tiap pemainnya saat menggiring bola, tapi juga saat melewati hadangan dan kemampuan untuk show weaker foot (khusus untuk defender).
Grafis juga menjadi fokus dari tim pengembang PES 2018. Mengenai hal ini, sebenarnya apa yang ada di PES 2017 sudah sangat oke, tapi di edisi kali ini, tampilan menjadi lebih detail.
Contohnya adalah fitur real capture, di mana penampkan wajah pemain hampir mendekati persis, bahkan hingga kucuran keringat pemain bisa terlihat. Lalu penonton di stadion juga diperhatikan. Kabarnya, PES 2018 menggunakan 20.000 orang asli yang dihadirkan saat pembuatan.
Fitur tambahan non teknis kembali diusung oleh PES 2018. Penambahan gimmick atau seting saat mengakses mode tertentu dimaksimalkan. Contohnya scene ruang ganti dan konferensi pers.