x

5 Pemain yang Dipaksa Hengkang karena Kekuatan Uang

Minggu, 23 Juli 2017 16:30 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
Ilustrasi bursa transfer sepakbola.

Bursa transfer sepakbola kini tengah menjadi sorotan. Pergerakan pemain top ke klub-klub raksasa dunia menjadi pusat perhatian. Selain karena para pencinta sepakbola berharap klub kesayangannya mendapatkan pemain-pemain bintang, proses transfer dan segala "drama" di dalamnya juga membuat jendela transfer menjadi menarik.

Beberapa kepindahan pemain kerap menjadi kontroversi, entah karena nilai transfer yang fantastis maupun kepindahan yang tak diduga-duga. 

Iker Casillas saat konferensi pers kepindahannya dari Real Madrid.

Baca Juga

Macam-macam alasan pemain bersedia berlabuh ke klub lain, sebagian tergiur dengan nilai transfernya dan ada juga yang memang berambisi untuk bergabung dengan tim favoritnya.

Namun hal tersebut bukan menjadi alasan utama kepindahan kelima pemain ini. Mereka yang sejatinya ingin bertahan di klub, malah terpaksa pindah, meski pada akhirnya ada yang menorehkan catatan bagus dengan klub barunya.

Siapa saja mereka? Berikut INDOSPORT himpun lima pemain yang pindah karena tak punya pilihan lain, atau dengan godaan kekuatan uang yang tak mampu diabaikan oleh klub asal masing-masing.


1. Mesut Ozil

Mesut Ozil.

Setelah melakoni musim yang sukses di Real Madrid dengan torehan 26 assists yang luar biasa, Mesut Ozil pindah ke Arsenal pada September 2013. Los Blancos menjualnya seharga 42,5 juta poundsterling setelah memecahkan rekor transfer demi mendatangkan Gareth Bale.

Kemudian Ozil mengaku bahwa perjalanannya bersama Madrid belum selesai dan pindah ke Arsenal merupakan keputusan terberat dalam kariernya.

"Saat itu, saya yakin saya akan bertahan di Real Madrid. Namun setelahnya saya menyadari bahwa saya tak mendapat kepercayaan dari pelatih atau para bos," ungkapnya saat konferensi pers perdana setelah bergabung dengan The Gunners.


2. Jaap Stam

Jaap Stam.

Manchester United menjual Jaap Stam ke Lazio seharga 25,75 juta pounds pada musim panas 2001. Keputusan ini diambil setelah Sir Alex Ferguson dilaporkan marah besar tentang apa yang ditulis Stam dalam bukunya yang berjudul Head to Head, mengenai dirinya dan Man United.

"Saya tak mau pergi, tapi manajer bilang tak ada tempat lagi untuk saya di sana," kata Stam saat itu.

Namun setelah itu, Stam mengaku bahwa bukan buku autobiografinya yang menjadi sumber masalah, tetapi memang Setan Merah butuh uang hingga harus menjualnya saat itu.

"Setiap klub punya tiga atau empat pemain yang menjadi seperti 'juru bicara' dan saya berada di posisi itu. Kadang-kadang kami berbicara dengan orang-orang dari dewan dan mendiskusikan keadaan klub."

"Saat itulah mereka mengatakan kepada kami bahwa dalam konteks anggaran, mereka perlu melakukan sesuatu. Mereka tidak menyebutkan nama, mereka tak berbicara tentang buku saya. Kami berbicara tentang hal itu dengan dewan tentang masalah anggaran saat itu."

"Mereka harus menjual seseorang pada akhirnya dan, tentu saja, jika ada tawaran untuk pemain. Saya pernah di sana selama tiga musim, dan memenangkan segalanya bersama klub. Mereka membayar sekitar 10-11 juta pounds untuk saya? Dan mereka bisa menjual saya tiga tahun kemudian seharga 15-16 juta pounds," bebernya kepada The Telegraph.


3. Radamel Falcao

Radamel Falcao.

Radamel Falcao meninggalkan Atletico Madrid pada musim panas 2013, setelah musim yang luar biasa dan setelah mengalahkan musuh bebuyutan mereka, Real Madrid, untuk pertama kalinya dalam 14 tahun.

Ia dipindahkan ke AS Monaco dengan mahar 43 juta euro. Pemain 31 tahun ini pun menyampaikan salam perpisahan yang emosional saat akan diberangkatkan ke klub Ligue 1 Prancis itu. Falcao mengutarakan kepuasannya bermain bersama Los Rojiblancos sebagai masa-masa terbaik dalam kariernya.

The Richest mengabarkan bahwa kepindahan Falcao ini disebabkan dengan adanya sistem kepemilikan pihak ketiga (third-party ownership) yang turut bermain. Saat itu, AS Monaco memang baru saja dipromosikan ke Ligue 1 dan jor-joran belanja pemain, termasuk Falcao yang menjadi incaran utama.


4. Iker Casillas

Iker Casillas.

Iker Casillas telah memenangkan dua laga final Liga Champions bahkan sebelum ia genap berusia 21 tahun. Ia pun tumbuh menjadi kiper kesayangan Real Madrid. Namun hubungannya yang retak dengan Jose Mourinho, membuat kariernya berantakan.

Ia lantas dijadikan kiper nomor dua di Santiago Bernabeu sejak musim 2013. Akhirnya, Casillas pun dicampakkan ke Porto FC pada 2015.

Terkait kepindahannya ini, mantan rekan setim Casillas di Timnas Spanyol, Xavi, mengklaim bahwa Real Madrid tak tahu berterima kasih atas jasa-jasa Casillas di klub.


5. Robinho

Robinho ketika memperkuat Real Madrid.

Pada musim panas 2008 saat masih berseragam Real Madrid, Robinho mati-matian ingin pindah ke Chelsea. Namun di hari batas akhir bursa transfer, ia malah dilepas ke Manchester City dengan harga 32,5 juta pounds, atau sekitar Rp563 miliar.

"Di hari terakhir, Chelsea membuat proposal bagus dan saya menerimanya," komentarnya saat itu yang langsung ditimpali reporter, "Maksud Anda Manchester, kan?"

"Oh iya, Manchester. Maaf," jawab Robinho.

Pada awal tahun ini, ia pun buka-bukaan tentang alasan mengapa ia harus melupakan ambisinya memperkuat The Blues. Rupanya, semua gara-gara jersey.

"Tujuan saya adalah untuk pindah ke Chelsea. Big Phil (Scolari, pelatih Chelsea saat itu) mengatakan saya bisa membuat perbedaan di dalam skuatnya, yang menurutnya, kurang kreatif," kata Robinho kepada FourFourTwo.

"Tapi Real Madrid dan Chelsea tidak memiliki hubungan baik. Madrid tidak suka Chelsea menjual jersey dengan nama saya sebelum kesepakatan tercapai. Saya cukup yakin bahwa kesalahan ini adalah salah satu alasan utama mengapa transfer gagal, karena ini adalah masalah kebanggaan bagi Real Madrid," sambungnya.

Bursa TransferReal MadridManchester CityMesut OzilIker CasillasRadamel FalcaoRobinhoJaap StamBola Internasional

Berita Terkini