x

4 Faktor Kunci Madura United Juara Paruh Musim Liga 1

Selasa, 1 Agustus 2017 12:42 WIB
Editor: Gregah Nurikhsani Estuning

Madura United (MU) berhasil keluar sebagai juara paruh musim Gojek Traveloka Liga 1 Indonesia 2017. Laskar Sape Kerrab kukuh di puncak klasemen dengan koleksi 32 poin dari 17 pertandingan yang telah dijalani.

Kesuksesan ini cukup mengejutkan mengingat banyak klub lain yang lebih diunggulkan. Arema FC, Persib Bandung, PSM Makassar sampai Persipura Jayapura harus mengakui keberhasilan Peter Odemwingie cs menguasai 17 pekan Liga 1.

Baca Juga

Tak hanya itu saja, Laskar Sape Kerrab juga mengirimkan Odemwingie sebagai top skor klub sementara. Mantan striker West Bromwich Albion dan Stoke City itu berhasil melesakkan 13 gol ke gawang lawan.

Soal ketajaman lini serang dan kerapatan lini pertahanan, catatan yang dibuat anak asuh Gomes de Olivera juga sangat baik. 30 gol berhasil mereka lesakkan, dan hanya 17 gol saja bersarang di gawang mereka.

Selain dari data fakta tersebut, terdapat beberapa faktor yang membuat Madura United layak diganjar status juara paruh musim Liga 1 tahun 2017. Berikut ulasan INDOSPORT.


1. Start Nyaris Sempurna

Madura United.

Faktor pertama yang menyebabkan Madura United bisa melenggang ke pucuk klasemen adalah performa meyakinkan di laga-laga awal kompetisi. Delapan poin dari lima partai pembuka bukan hasil yang buruk jika melihat lawan-lawan yang Bayu Gatra dan kolega hadapi.

Di laga pekan pertama, Madura United sukses mencukur Bali United dengan skor 2-0. Namun lima hari berselang, ganti mereka yang dihempaskan oleh tuan rumah Persela Lamongan dengan skor serupa.

Tiga pertandingan berikutnya, Laskar Sape Kerrab dihadang anomali. Dua laga kandang melawan Mitra Kukar dan Perseru Serui dilalui dengan hasil imbang masing-masing 2-2 dan 1-1.

Menariknya, di laga tandang melawan Persija Jakarta justru mereka sanggup mencuri poin penuh. Gomes de Olivera pun harus memutar otak agar tak lagi kehilangan poin sempurna di laga kandang.

Hasilnya, meski sempat ditahan Arema FC di pekan ke-6, Madura United berhasil meraup empat kemenangan dan dua hasil imbang. 11 laga dilalui dengan hanya satu kekalahan menjadi modal bagus bagi Greg Nwokolo dan kawan-kawan 'menyicil' poin ke puncak klasemen.


2. Pembuktian Odemwingie

Peter Odemwingie berlari membawa bola.

Saat PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menetapkan peraturan marquee player guna mengangkat kualitas kompetisi, semua tim langsung berburu pemain asing dengan kualifikasi yang ditetapkan.

Persib Bandung berhasil mendapatkan Michael Essien dan Carlton Cole, Borneo FC rekrut Shane Smeltz, dan masih banyak lagi. Beberapa klub merasakan efek positif, namun tak sedikit yang kecewa dengan performa marquee player-nya.

Madura United beruntung mendapatkan legiun asing yang mumpuni. Dia adalah Peter Odemwingie, striker alumni Liga Primer Inggris yang mencuri perhatian publik sepakbola nasional sejak kedatangannya ke Madura.

Awalnya banyak yang mencibir pemain berpaspor Nigeria tersebut. Apalagi beberapa media asing yang menganggap Odemwingie tak begitu bahagia melanjutkan kariernya di Indonesia hanya karena mimik wajah lelahnya ketika sesi perkenalan dirinya awal musim lalu.

Semuanya dijawab dengan cara yang telak: gelontoran gol ke gawang lawan. Mantan bomber Stoke City dan West Bromwich Albion itu hingga pekan ke-17 berhasil memberondong 13 gol.


3. Tusukan Maut Slamet Nurcahyo

Slamet Nurcahyo saat melawan Persija Jakarta.

Odemwingie bukan aktor tunggal, sebab pemain lain juga memiliki peran penting di balik kesuksesan Madura United di paruh musim ini. Greg Nwokolo dan Bayu Gatra misalnya, tidak bisa dikesampingkan begitu saja.

Namun ada satu lagi pemain yang wajib diapresiasi, dia adalah Slamet Nurcahyo. Gelandang serba bisa berusia 34 tahun itu punya andil besar bagi Laskar Sape Kerrab.

Memulai karier di Persebaya Surabaya, pemain kelahiran Jember itu juga merupakan salah satu ikon di PSS Sleman. Sempat berpindah-pindah klub, ia akhirnya menetapkan hatinya di Madura United.

Tahun ini adalah musim terbaiknya. Soal gol, memang bukan tugasnya, namun perannya di lini tengah dijalankannya dengan sangat baik.

Delapan assists dari 16 pertandingan membuktikan betapa Slamet adalah salah satu pemain paling penting di skuat arahan Gomes de Olivera. Ia bahkan menjadi pemain yang paling sering main musim ini.

Bersama dengan Bayu Gatra, Odemwingie dan Fabiano Beltrame, Slamet telah memainkan 16 pertandingan. Satu gol juga disumbangkannya bagi Laskar Sape Kerrab.


4. Jenderal di Tiap Lini

Fabiano Beltrame dan Dave Milovanovic menjadi dua pemain asing paling berperan di skuat Madura United.

Pelatih Gomes de Olivera terbilang beruntung memiliki pemain dengan pengaruh kuat di tiap lininya. Mulai dari kiper hingga pemain depan diisi oleh jenderal yang siap memimpin rekan-rekannya di lapangan.

Fabiano Beltrame contohnya, memiliki karakter kuat sebagai pemimpin. Ini bukan asal jeplak saja, sebab di Persela Lamongan dan Persija, ia acap kali dipercaya sebagai kapten tim.

Naik ke lini tengah, selain Slamet Nurcahyo, ada Bayu Gatra. Dua pemain ini saling melengkapi di pos gelandang. Bayu Gatra yang kerap naik ke atas membantu penyerangan diimbangi dengan hadirnya sosok Slamet.

Menariknya, sodoran-sodoran dari Slamet justru yang paling sering melahirkan gol. Sadar umpan-umpan manis Slamet dari dalam bisa diandalkan, Bayu lebih leluasa mengobrak-abrik pertahanan lawan dari belakang striker.

Di depan, figur berpengalaman di diri Greg dan Odemwingie sudah terbukti bisa memberikan pengaruh luar biasa. Keduanya total sudah mengoleksi 20 gol, Odemwingie 13, Greg 7.

Madura United FCLiga IndonesiaLiga 1

Berita Terkini