PSSI Inginkan Hubungan yang Harmonis antara Timnas dengan Klub
Evaluasi tahap pertama kompetisi Gojek Traveloka Liga 1 telah selesai. Pada acara yang digelar selama dua hari di Hotel Sultan, Jakarta, 1-2 Agustus tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan.
PSSI melalui direktur teknik, Danurwindo bersama tim Technical Study Group (TSG) menghelat workshop dan evaluasi kompetisi bersama pelatih peserta Liga 1 dan Liga 1 U-19. Salah satu pembahasan dalam acara ini adalah bagaimana sinkronisasi Tim Nasional (Timnas) dengan klub.
“Saat workshop perwakilan klub banyak memberikan saran dan tanggapan terkait peningkatan prestasi Timnas. Ini masukan yang bagus dan positif karena terjadi dua arah dan belum pernah digelar," kata Danurwindo seperti dilansir dari laman resmi PSSI.
"Saat dikembalikan disertakan laporan agar klub bisa membantu melanjutkan program. Klub juga menginginkan PSSI untuk sama-sama menjaga pemain. Contoh bila ada pemain cedera bersama Timnas, diharapkan kondisinya dipulihkan sebelum kembali ke klub," imbuh mantan pelatih Persija Jakarta itu.
Senada dengan pihak PSSI, klub yang diwakili para pelatih kepala juga memiliki pemahaman yang sama mengenai harmonisasi Tim Nasional dengan klub sebagai wadah pematangan pemain. Salah satu pelatih kepala yang hadir ialah Widodo Cahyono Putro dari Bali United.
Menurut Widodo, pemaparan dan diskusi dari pelatih fisik Timnas Indonesia U-22, Miguel Gandia dan pelatih kiper, Eduardo Perez memberikan ilmu anyar. Bahwasanya, gaya pelatihan Timnas Indonesia U-22 di bawah asuhan pelatih kepala, Luis Milla Aspas cenderung berbeda.
“Sangat bagus ya, karena di situ kita juga ada ulasan bagaimana cara bermain, system of play, dari masing-masing klub liga satu. Kedua ada update rule of the game, selanjutnya ada pemaparan dari pelatih Timnas, dari cara melatih kiper modern bagaimana sekarang harus sering dilibatkan dalam latihan tim, tidak terpisah seperti sebelumnya.”
“Lalu secara pelatihan fisik, untuk masa persiapan, latihan fisik yang sekarang mengharuskan dengan bola. Sebelumnya kan latihan fisik tidak menggunakan bola,” tutur Widodo.
Dirinya menambahkan, hubungan antara Timnas dengan klub akan semakin harmonis ke depannya. Sebagai pembuktian, diskusi terbuka membahas soal sisi teknis dan non teknis dengan staf kepelatihan Timnas menjadi kuncinya.
“Tentu harus berkelanjutan ya antara Timnas dengan klub, bagaimana pelatih Timnas berkomunikasi dengan pelatih klub, bagaimana si pemain ini, gaya bermain dan sebagainya. Pelatih di klub yang memahami lebih dalam, dilain sisi pelatih di Timnas akan bisa memangkas waktu pemahaman terhadap pemain,” pungkas eks arsitek Sriwijaya FC tersebut.