4 Hal Yang Tak Diinginkan Jika Spasojevic Gabung Timnas
Sekilas, tentu menjadi senjata baru bagi Timnas Indonesia untuk dapat berkiprah di kancah internasional mengingat lini serang Tim Merah Putih pastinya akan bertambah tajam dengan hadirnya Spasojevic.
Penyerang milik Bhayangkara FC ini memang belum lama telah diresmikan menjadi warganegara Indonesia, sehingga tidak menutup kemungkinan dirinya dapat bergabung dengan Timnas Indonesia racikan Luis Milla.
Memiliki kiprah yang sudah dikenal di kompetisi Tanah Air membuat Spasojevic tentunya tidak sedikit yang berharap melihatnya mengenakan seragam Merah Putih dengan lambang Garuda di dada.
Namun perlu diketahui, selain akan menambah persaingan di lini depan Skuat Garuda, ada beberapa hal lain yang tentunya bisa saja menjadi dampak buruk andai Spasojevic benar-benar bergabung.
Berdasarkan beberapa rekam jejak dan catatan perjalanan karier Spaso di sepakbola Tanah Air, INDOSPORT memberikan beberapa hal yang tak diinginkan yang bisa saja terjadi jika dirinya telah resmi membela Timnas Indonesia.
1. Peluang Pemain Muda Timnas Tertutup
Dalam beberapa bulan terakhir, Timnas Indonesia U-22 dan U-19 menghadirkan sejumlah nama yang disebut-sebut akan menjadi tumpuan bagi Merah Putih di masa depan.
Dari sektor lini serang, ada Egy Maulana Vikri, Hanis Saghara, Yabes Roni, Ezra Walian, dan Marinus Wanewar. Nama-nama ini diyakini dapat menjadi aset sebagai juru gedor Timnas Indonesia, menggantikan striker senior yang masih terbaik dimiliki Indonesia, Boaz Solossa.
Andai saja Ilija Spasojevic benar akan dimasukan dalam skuat Merah Putih. Maka tentunya ia akan diberikan kesempatan lebih banyak untuk tampil.
Situasi ini tentunya bisa menghambat laju atau perkembangan dari para pemain-pemain muda yang telah disebutkan tersebut untuk dapat berkiprah bersama Timnas Indonesia.
Sebab, pastinya keberadaan mereka akan dikesampingkan dengan alasan usia mereka masih muda dan masih punya banyak kesempatan.
2. Mulai Termakan Usia
Bagi pencinta sepakbola sejati, tentunya telah mengetahui jika pesepakbola yang telah berusia 30 tahun, maka performa mereka kebanyakan sudah mulai menurun.
Dengan kata lain, masa produktif mereka di usia tersebut sudah mulai berkurang, sehingga bukan tidak mungkin jika nantinya banyak peluang yang terbuang sia-sia.
Apalagi, bermain di level Timnas tidaklah sesering kompetisi di liga, sehingga membutuhkan waktu yang terbatas bagi mereka yang berusia 30 tahun untuk dapat cepat menemukan performa terbaiknya saat sedang bertanding.
Spasojevic sendiri saat ini sudah berusia 30 tahun. Meski terbilang pintar mencari ruang tembak dan memiliki sedikit kecepatan, namun bukan berarti ketajaman Spaso dapat selalu diandalkan, terlebih jika melawan lawan yang sedang berada dalam usia keemasan yang lebih muda darinya.
3. Rentan cedera
Selain sudah termakan usia, Ilija Spasojevic juga memiliki riwayat cedera yang cukup memprihatinkan. Belum lama ini, ia juga baru pulih dari cedera hamstring yang memaksanya harus absen membela Bhayangkara FC di Gojek Traveloka Liga 1.
Tentu akan menjadi pemanggilan yang merugikan, jika Spaso membela Timnas Indonesia dan harus absen lebih cepat karena dirinya yang rentan cedera.
Bermain di level internasional, pastinya memiliki tingkat dan tensi yang lebih tinggi. Duel fisik pun pastinya akan lebih banyak terjadi dalam laga ini, sehingga tidak heran banyak pesepakbola yang lebih sering cedera saat membela negaranya daripada membela klub.
4. Perlu adaptasi
Satu hal yang perlu digarisbawahi, pastinya Ilija Spasojevic juga membutuhkan waktu untuk dapat beradaptasi dengan gaya bermain dari Luis Milla, pelatih Timnas Indonesia.
Meski dirinya sudah mengenal hampir seluruh penggawa Tim Merah Putih, namun pastinya ia juga belum tahu bagaimana merasakan satu tim dengan pemain-pemain yang biasanya menjadi lawannya di level klub.
Tentunya akan menjadi tugas tambahan bagi Luis Milla jika Spasojevic harus membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat beradaptasi di bawah racikannya.