Cukong Judi 'Subur' di Sepakbola Indonesia?
Pesepakbola asal Belanda, Kristian Adelmund, menceritakan kepada salah satu media Belanda, tentang perjalanan kariernya di klub Indonesia. Adelmund yang pernah memperkuat Persela Lamongan dan PSS Sleman ini mengaku jatuh cinta dengan atmosfer sepakbola Indonesia dengan segala keruwetannya.
Menanggapi nyanyian itu, Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali buka suara. Ia menilai jika maraknya praktik 'korupsi' dalam penyelenggaraan sepakbola di tanah air, disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu yang paling berbahaya adalah pengaturan skor.
"Salah satu penyakit sepak bola paling berbahaya adalah pengaturan skor. Dimana itu terbagi tiga, match acting, match setting, dan match fixing," ungkapnya kepada INDOSPORT.
- Bongkar Kasus Korupsi Sepakbola Indonesia, Siapakah Kristian Adelmund?
- Eks Feyenoord Bongkar Korupsi Sepakbola Indonesia kepada Media Belanda
- Stadion-stadion Fantastis Siap Hiasi Piala Dunia Qatar, Salah Satunya Bisa Dibongkar Pasang
- Pemain Belanda Bongkar Borok Sepakbola Indonesia, SOS: PSSI Seakan Tutup Mata!
Terkait match fixing, menurut Akmal, kasus ini erat kaitannya dengan para cukong judi. Dimana para pelaku bisnis hitam ini diduga memiliki akses untuk mempengaruhi jalannya pertandingan. Saat ditanyai mengapa bandar judi mengincar sepakbola Indonesia. Akmal menyebut ada tiga faktor yang membuat para pelaku bisnis menggiurkan ini menyukai Indonesia. Diantaranya, Animo tinggi suporter, banyak penggemar judi, dan tak adanya payung hukum yang jelas sehingga para bandar leluasa beroperasi.
"Nilai jual kompetisi kita tinggi karena animo masyarakatnya. Karena itu jadi lahan bandar judi yang menggiurkan. Ditambah lagi tidak adanya goverment will dan penegakkan hukum terhadap para pelakunya. Bahkan, dibiarkan bebas berkeliaran," ujarnya.
Akmal menyarankan agar PSSI peka dan wajib cekatan dengan masalah yang sudah mengakar tersebut. Ia juga meminta kepada PSSI untuk membentuk tim independen seperti AFC yang membuat tim khusus untuk memerangi praktik pengaturan skor.
"Misalnya tim independen memerangi judi dan pengaturan skor," sebutnya.
Kampanye terhadap pengaturan skor juga sudah dilakukan oleh AFC. Mereka bahkan membuat aplikasi khusus yang diberi nama AFC Integrity. Aplikasi itu memungkinkan semua orang, mulai dari pemain, pelatih, ofisial tim, bahkan suporter sekali pun, untuk melaporkan tindakan pengaturan skor kepada AFC. AFC Integrity merupakan bagian dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Exco (Excecutive Comitee) AFC pada Desember 2016 silam.
"Aplikasi ini menghubungkan komunitas virtual yang bisa melaporkan aktivitas mencurigakan terkait pengaturan skor. Bahkan, AFC memuji langkah Federasi Sepakbola Thailand (FAT) yang baru saja menangkap 12 pelaku matchfixing di sepakbola. Hal sama juga dilakukan Australia, Malaysia, Vietnam, dan Singapura," bebernya.
Terlepas dari semua itu, Akmal menilai jika memang perlu ada kesadaran dari seluruh pihak terkait. Akmal meyakini jika persolaan ini bisa ditangani serius maka kepercayaan publik terhadap PSSI bisa meningkat.
"Perlu kerja keras untuk membangun kesadaran terkait bahaya pengaturan skor. SOS yakin bila bahaya ini diperangi, trust terhadap PSSI akan meningkat. Prestasi akan bisa diraih. Sayangnya, sejauh ini belum kelihatan upaya dari PSSI untuk memeranginya,"jelasnya.