x

Alasan Mengapa Egy Tidak Seharusnya Langsung Berkarier di Eropa

Sabtu, 10 Maret 2018 19:09 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Ilustrasi Egy Maulana Vikri resmi ke Lechia Gdansk.

Pemain Tim Nasional Indonesia U-19, Egy Maulana Vikri, telah tiba di Polandia pada Sabtu (10/03/18) waktu setempat. Rencananya pemain kelahiran Medan ini akan bergabung dengan klub kasta tertinggi Liga Polandia, Lechia Gdansk.

Egy Maulana sendiri memilih Lechia Gdansk lantaran mendapat jaminan untuk bisa bermain ke tim utama, sehingga pemain yang berulang tahun pada 7 Juli ini tak ingin menyianyiakan kesempatan tersebut.

Baca Juga

Namun, apakah benar akan semudah itu? INDOPSPORT telah merangkum ulasan mengenai alasan mengapa Egy Maulana Vikri tidak seharusnya langsung berkarier di Eropa.


1. Sosok Pembuka Jalan

Egy Maulana Vikri.

Bermain sepakbola di Eropa merupakan impian besar bagi banyak pemain, terutama bagi mereka yang ada di Asia Tenggara seperti Indonesia. Ada satu saja pemainnya yang bermain di Eropa sudah memberikan kebanggana bagi jutaan masyarakat di Indonesia. 

Akhirnya, penantian yang ditunggu itu tiba. Wonderkid Timnas U-19, Egy Maulana Vikri, sebentar lagi akan bergabung dengan klub liga teratas Polandia, Lechia Gdansk. 

Namun, di tengah euphoria tersebut, terselip kekhawatiran apakah ini terlalu awal bagi bakat seperti Egy untuk berkarier di Eropa? Patut diingat Egy belum sekali pun berkompetisi di kompetisi resmi bersama klub profesional sebelumnya. Padahal, Egy akan menjadi seorang 'pembuka jalan" potensial layaknya yang dilakukan oleh Hidetoshi Nakata, Ahn Jung Hwan, mau pun Park Ji Sung dahulu bagi negaranya masing-masing. 

Park Ji-Sung.

2. Belum Pernah Mencicipi Kompetisi Sesungguhnya

Egy Maulana Vikri.

Walau sama-sama pembuka jalan, ada hal yang membedakan Egy dengan bintang-bintang Asia Timur tersebut. Baik Park Ji Sung, Nakata, dan lainnya, mereka pernah "matang" di kompetisi lokal atau pun regional terlebih dahulu. Minimal, mereka memiliki pengalaman tentang ketatnya kompetisi, jam terbang, dsb. Sehebat apapun Egy, pasti akan ada yang lebih hebat di Polandia nanti, yang lebih berpengalaman serta berjiwa kompetitif. 

Lalu bagaimana dengan Son Heung-min yang kini berseragam Tottenham? Ia pun juga datang ke Jerman di usia sangat belia, 16 tahun, tanpa pengalaman secuil pun bermain di Liga Korea tetapi mampu sukses berkarier di Liga Primer Inggris. Jawabannya adalah sederhana, jalan Song ke Eropa sudah dibuka oleh para pendahulu-pendahulunya. Tak akan ada lagi tekanan media yang bisa mengganggunya. Semua pergerakkannya tidak 'dimonitor'. Ia bisa berkembang dengan baik. Ia juga disegani oleh rekan-rekannya karena "banderol" negara penghasil pemain sepak bola berkualitas yang kini disematkan pada Korea. Segalanya lebih muda bagi Song ketimbang Egy kini.


3. Tekanan Media

Lechia Gdansk klub baru Egy Maulana Vikri.

Bandingkan dengan sorotan media yang akan sangat besar terhadap Egy. Kesalahan, maupun prestasinya di Eropa akan selalu disorot media lokal mau pun internasional karena ia adalah sosok "pembuka jalan". Bayangkan, Egy yang tidak pernah memiliki pengalaman di level kompetisi klub profesional, langsung bermain dan mendapat jaminan pemain inti di salah satu klub Eropa dan mendapat sorotan banyak media. Tentunya beban Egy berlipat ganda.  Apakah ia sanggup berkompetisi baik di internal tim maupun dengan tim lain? Apakah ia siap jika diremehkan karena Indonesia belum dikenal sebagai negara penghasil pesepakbola hebat.

Jika bicara contoh, sudah banyak yang pernah ada, sebut saja Syamsir Alam, Arthur Irawan, dan sejumlah produk Bareti yang banyak disorot media tetapi tidak berhasil bersaing dengan baik. Ujung-ujungnya mereka bermain di kompetisi lokal. Untuk itulah beban "pembuka jalan' ada di pundak Egy karena pendahulu-pendahulunya dari Indonesia jauh prestasinya dengan apa yang sudah dicapai Nakata atau pun  Park Ji Sung. 

Caption

4. Tidak Menjamin

Egy Maulana Vikri bersama Evan Dimas

Bermain di Liga lokal memang tak menjamin kariernya akan meroket. Namun, tak ada salahnya mendapatkan waktu bermain yang cukup, merasakan ketatnya kompetisi, dan segala pengalaman-pengalaman lainnya. Ia akan menjadi lebih kompetitif ketika bersaing dengan pemain-pemain Eropa lainnya di Lechia Gdansk. Ingat, Egy bukan berasal dari Italia atau Inggris, melainkan Asia Tenggara yang mana perlakuannya pun akan berbeda. 

Walau begitu, patut kita doakan dan harapkan agar Egy bisa melewati segala rintangan yang ada sehingga ia benar-benar bisa sukses dan mematahkan segala prediksi yang meragukan dia. 

Park Ji SungSyamsir AlamArthur IrawanHidetoshi NakataEgy Maulana VikriLechia Gdansk

Berita Terkini