Arema FC Akui Kondisi Almarhum Dhimas Luput dari Pantauan
Meninggalnya Dhimas Duha Romli tak hanya dirasakan keluarga dan Aremania. Pihak manajemen klub pun mengalami duka yang mendalam setelah mendengar kabar itu sejak sore hari.
Pelajar kelas XI di SMK Negeri 1 Malang itu mengembuskan napas terakhirnya setelah berjuang melewati masa kritis di Rumah Sakit Umum Syaiful Anwar Kota Malang.
- Jadi Korban Kerusuhan, Begini Kronologi Meninggalnya Aremania Kepuh
- Kerusuhan Laga Arema FC vs Persib Kembali Memakan Korban
- Komdis PSSI: Tak Ada Konspirasi Soal Hukuman Bagi Arema FC
- Setelah 2 Hari, Arema Akhirnya Minta Maaf Soal Ricuh Lawan Persib di Kanjuruhan
- Fasilitas Rusak Akibat Rusuh Usai Laga Arema vs Persib, Stadion Kanjuruhan Segera Berbenah
1. Pihak Arema FC Turut Berduka
"Kami mengucapkan beribu permohonan maaf atas segala yang terjadi. Tentu kami juga merasakan duka yang mendalam," papar Sudarmaji.
"Kami sudah berusaha membantu pengobatan almarhum, namun takdir berkata lain. Kita turut berdoa semoga almarhum ditempatkan yang terbaik," Media Officer Arema FC itu menambahkan.
2. Luput dari Pantauan
Lebih lanjut, manajemen juga mengakui bahwa kondisi kesehatan Almarhum Dhimas Duha sebelumnya luput dari pantauan tim. Hal ini karena Dhimas tidak ada dalam daftar korban kerusuhan saat Arema FC menjamu Persib Bandung pada Minggu lalu.
"Keluarga almarhum berinisiatif melapor ke posko di Kantor Arema sekitar jam 1 siang tadi. Anggota kami sudah berada di rumah sakit satu jam kemudian dan melengkapi sejumlah berkas," bebernya.
3. Belum Diketahui Secara Pasti
Sementara penyebab meninggalnya Dhimas juga belum diketahui secara pasti. Manajemen baru mendapat informasi bahwa Dhimas mengalami sesak nafas yang parah, sehingga dirujuk ke RSU Syaiful Anwar.
"Informasi yang kita dapat memang karena sesak nafas. Tapi penyebabnya apa, belum kami terima. Dia baru dirujuk ke RSU karena sedang kritis di RS lainnya ," terangnya.
Pada keterangan sebelumnya, Dhimas Duha meninggal dunia setelah mengalami kritis saat dirujuk ke rumah sakit. Dhimas memilih untuk pulang ke rumah dan menolak masuk ambulans, meski sempat mengalami bengkak pada leher dan tangan kirinya.