Bantah Tampar Suporter, Edy Rahmayadi Hanya Elus-elus Pipi?
FOOTBALL265.COM - Setelah sempat dikabarkan menampar salah seorang suporter PSMS Medan akhir pekan lalu, Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi akhirnya buka suara.
Kejadian itu sendiri terjadi saat PSMS Medan bersua dengan Persela Lamongan di Pekan ke-23 Liga 1 2018, Jumat (21/09/18). Dan dalam video yang tersebar di dunia maya, Semua bermula dari aksi salah seorang suporter PSMS yang menyalakan suar/flare saat pertandingan tersebut.
Melihat aksi tersebut, Edy yang hadir dan duduk di tribun VIP Stadion Teladan, Medan kemudian beranjak menghampiri suporter yang berada di tribun terbuka belakang gawang tempat dimana suar dinyalakan.
Sebelum Edy tiba di tribun, flare mamang sudah dimatikan. Namun setibanya di bagian tribun tersebut, pria 57 tahun itu langsung menghampiri salah seorang suporter dan menamparnya.
1. Bantahan Edy Rahmayadi
Beberapa hari berselang atau tepatnya pada Minggu (23/09/18), pria yang juga kini menjabat Gubernur Sumatera Utara itu menampik keras bahwa dirinya telah menampar salah seorang suporter seperti dalam video yang terekam di dunia maya.
Menurut Edy, dirinya saat itu hanya menyentuh pipi si suporter dengan maksud untuk mengingatkan.
"Saya datang ke sana maksudnya mengingatkan anak-anak kita, jangan. Sudah suatu kebiasaan saya memegang pipi, kalau enggak saya pegang kepala."
"Kok larinya ditampar begitu? Tangan saya ini besar. Kalau tampar orang sayang sekali, ya anda sudah tahulah itu," katanya saat dikonfirmasi wartawan, seperti dikutip dari Merdeka.
2. Edy Rahmayadi Tegakkan Aturan FIFA
Lebih lanjut,purnawirawan TNI itu menyebut bahwa apa yang dilakukan tak lepas dari upayanya menegakan aturan FIFA. Seperti diketahui bahwa FIFA sudah melarang penyalaan flare dalam sebuah pertandingan dengan hukuman denda yang mencapai RP20 juta.
"Begini, sepak bola Indonesia itu di bawah FIFA. FIFA sudah memerintahkan tidak ada flare, flare itu api. Itulah dilarang dia sampai ke PSSI, jadi setiap saat saya menandatangani pelanggaran se-34 provinsi di Indonesia, terkhusus Sumut.
Edy juga menyebut apa yang dilakukannya juga tak berhenti di Sumatera Utara (Sumut), namun juga ke wilayah lain dan klub-klub lain peserta Liga 1.
"Saya melarang itu untuk klub-klub lain ada 18 klub di liga 1. Salah satu yang tidak pernah bisa berhenti di Sumut, pas kebetulan di kampung saya dan saat ini Gubernurnya saya pula. Tetapi persoalannya bukan uang , malu Sumut tidak bisa tertib persoalannya seperti itu," jelasnya.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia dan Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT