x

Kontroversi Australia, Sang Pemupus Timnas Indonesia U-16 ke Piala Dunia

Senin, 1 Oktober 2018 20:43 WIB
Editor: Matheus Elmerio Giovanni
Para pemain Australia U-16 merayakan keberhasilan lolos ke semifinal Piala Asia U-16 2018.

FOOTBALL265.COM - Laga perempatfinal Piala Asia U-16 2018 antara Timnas Indonesia U-16 vs Australia U-16 baru saja berakhir dengan kekalahan Garuda Asia dengan skor 2-3, Senin (01/10/18) sore.

Australia secara mengejutkan sempat tertinggal 1-0 saat mengakhiri babak pertama. Namun, babak kedua mereka mampu bangkit dan mencetak sebanyak 3 gol sekaligus.

Sederet fakta dan kejadian menarik pun tercipta dari pertandingan Timnas U-16 vs Australia U-16. Namun, kali ini, INDOSPORT tidak ingin membahas fakta-fakta tersebut.

Baca Juga

Melainkan jejak kontroversial yang ditapaki Australia guna mendapatkan tiket untuk lolos ke turnamen terbesar sepak bola antar negara, yaitu Piala Dunia. Berikut sedikit ulasan dari kami soal langkah kontroversial Australia kepada para pembaca setia.


1. Australia Pindah Benua Demi Piala Dunia

Noah Botic saat melakukan selebrasi.

Jika dilihat dari letak geografis, Australia merupakan nama negara yang juga menjadi nama benua. Benua Australia secara demografi tergabung dalam benua Oseania, yang diisi oleh negara-negara seperti Selandia Baru, Fiji, Papua Nugini dan beberapa negara pulau yang kecil.

Tapi, pastinya banyak yang bertanya, kenapa Timnas Australia bergabung dengan negara-negara dari benua Asia? Pertanyaan untuk Australia seperti ini sudah banyak terdengar, padahal mereka dulunya bersaing di Konfederasi Sepak Bola Oseania (OFC).

Sebelum 2006 silam, Australia bahkan masih terdaftar di OFC dan berkompetisi dengan negara-negara yang tergabung dalam Oseania. Hingga mereka mengajukan permintaan untuk pindah benua kepada induk organisasi sepak bola dunia (FIFA), sesaat sebelum mereka masuk ke Piala Dunia 2006.

Pengajuan ini dilakukan oleh Australia, menurut The Sun, karena mereka merasa frustasi dengan jalur masuk ke Piala Dunia untuk negara-negara Oseania. Yaitu, tim terkuat di zona Oseania masih harus bersaing dengan negara peringkat kelima babak kualifikasi Piala Dunia zona Amerika Selatan di babak play-off kualifikasi antar benua.

Baca Juga

Berdasar pada keluhan itu, ternyata pengajuan Australia kepada FIFA itu juga disambut antusias dengan negara-negara OFC. Disinyalir, karena negara-negara OFC merasa Australia juga terlalu hebat dan bisa menghalangi negara-negara lain yang ingin ke Piala Dunia.


2. Kontroversial Australia ke Piala Dunia

Selebrasi pemain Australia pasca mencetak gol ke gawang Prancis di Piala Dunia 2018 kemarin.

Akhirnya, menurut laporan dari FIFA, Juni 2005, induk organisasi sepak bola dunia itu mengetuk palu dan Australia pun diresmikan sebagai anggota AFC mulai tanggal 1 Januari 2006. 

Langkah ini terasa benar. Pasalnya setelah itu, Australia mampu melenggang mulus ke Piala Dunia dalam 3 edisi selanjutnya secara berturut-turut (2010, 2014 dan 2018), dengan mengambil satu jatah negara anggota AFC.

Setelah kesuksesan Australia tersebut, semakin banyak yang menyebut hal tersebut merupakan langkah kontroversial. Terlebih lagi, selain negara terbesar di demografi Oseania, Australia juga merupakan salah satu negara pendiri federasi sepak bola Oseania (OFC) pada tahun 1966 silam.

Baca Juga

Namun, setelah 40 tahun setelah mendirikan OFC, Australia pindah ke AFC karena alasan tiket ke Piala Dunia. Hal ini pun menjadi pertanyaan besar, apakah hal tersebut memang diperbolehkan oleh FIFA sendiri.


3. Komentar FIFA soal Australia

LOGO FIFA.

Ternyata, saat meresmikan Australia sebagai anggota AFC pada Januari 2006 silam, Presiden FIFA saat itu, Sepp Blatter menjawab rasa penasaran banyak pecinta sepak bola dunia.

"Semua pihak setuju dengan kepindahan Australia dan kasus ini juga ditangani secara langsung oleh Komite Eksekutif dan telah disetujui di bawah statuta FIFA.

"Para anggota Oceania juga berpikir selama beberapa tahun terakhir, bahwa Australia terlalu kuat dan menghalangi jalan untuk 11 negara lainnya ke Piala Dunia.

Baca Juga

"Sekarang Selandia Baru dan kepulauan Pasifik setidaknya punya kesempatan. Mereka punya peluang ke Piala Dunia, saya yakin ini langkah yang tepat untuk kesuksesan mereka," ucap Blatter menjelaskan langkah Australia.


4. Hasil dari Kontroversial Australia

Tangis haru pemain Australia usai kalahkan timnas Indonesia.

Harapan FIFA saat itu pun terwujud. Sejak Australia meninggalkan zona Oseania, Selandia Baru berhasil lolos ke Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, sementara Tahiti juga mampu lolos ke Piala Konfederasi 2013 dan terakhir, Timnas Fiji mewakili Oseania di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro.

Dan ternyata, setelah keluar dari OFC selama 12 tahun, langkah kontroversial Australia tersebut tidak hanya berdampak untuk Timnas senior mereka.

Baca Juga

Tapi juga dirasakan oleh level junior, yaitu Australia U-16 yang baru saja menundukkan Timnas Indonesia U-16 di Piala Asia U-16 2018 dan mengamankan satu tiket ke Piala Dunia U-17 2019 di Peru.

Terus Ikuti Berita Piala Asia U-16 2018 dan Perkembangan Timnas Indonesia U-16 Hanya di INDOSPORT

AustraliaFIFAPiala DuniaSepp BlatterAFCTimnas Indonesia U-16Piala AsiaPiala Asia U-16Piala Asia U-16 2018

Berita Terkini