7 Pendekar Andalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018
FOOTBALL265.COM - Ajang sepak bola, Piala AFF 2018 sebentar lagi akan dimulai dalam hitungan beberapa hari lagi dengan sejumlah tim telah melakukan berbagai persiapannya. Timnas Indonesia yang menargetkan diri untuk juara akan sangat bergantung dengan penampilan 7 pendekarnya di Piala AFF 2018.
Timnas Indonesia selama dalam keikutsertaannya di Piala AFF, selalu tidak pernah merasakan gelar juara sekalipun. Catatan terbaik yang bisa diraih oleh Timnas Indonesia hanyalah menjadi finalis sebanyak lima kali.
Bahkan Indonesia pernah tidak lolos di babak grup yang membuat rekor yang dimiliki Negara tercinta kita di Piala AFF cukup buruk. Oleh karena itu untuk tahun ini, Timnas Indonesia melakukan persiapan dengan sangat serius.
Sebanyak 23 nama pemain yang akan bertanding sudah diumumkan oleh Bima Sakti dengan target juara. Dari nama-nama itu, terdapat 7 pemain yang dapat dianalogikan sebagai pedekar yang akan membela Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2018.
Berikut INDOSPORT rangkum dalam 7 pendekar andalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018.
Ricky Fajrin
Dalam perkembangan sepak bola modern, pemain yang bisa bermain di lebih dari satu posisi akan sangat berguna bagi tim manapun. Alasannya pemain tersebut dapat beradaptasi dengan segala jenis perubahan taktik dan formasi yang dilakukan oleh pelatih kala tim sedang mengalami kebuntuan.
Untungnya, Indonesia memiliki Ricky Fajrin yang bisa bermain di lebih dari satu posisi. Pemain yang membela Bali United di Liga 1 ini adalah sosok serba bisa di lini pertahanan yang akan sangat menguntungkan tim.
Ricky aslinya adalah seorang bek sayap kiri, tetapi posisinya diubah oleh Luis Milla kala itu sebagai bek tengah. Hasilnya, bersama Hansamu Yama, Ricky Fajrin berhasil menjadi batu karang yang tangguh di Asian Games.
1. Evan DImas
Pemain yang sudah dianggap sebagai bintang saat masih bersama Indonesia U-19 itu adalah salah satu otak permainan Timnas Indonesia saat ini. Memiliki visi bermain yang bagus dengan umpan-umpan jarak jauh yang presisi membuat dirinya mendapatkan peran sebagai deep lying playmaker.
Sebuah peran yang tidak semua orang bisa lakukan karena hanya Andrea Pirlo yang bisa menjadi seorang pengatur permainan dari posisinya sebagai gelandang bertahan. Andrea Pirlo sukses bersama Italia, dan kini semua orang berharap Evan Dimas akan mengikuti jejak orang Italia itu untuk sukses di Indonesia.
Selain mampu menjaga kedalaman dan memberikan umpan jauh yang tepat sasaran, Evan Dimas juga memiliki mental juara yang ditunjang dengan tembakan akurat jarak jauhnya. Buktinya pada kemenangan Indonesia atas Mauritius kemarin, Evan Dimas berhasil mencetak gol semata wayang di menit-menit akhir.
Stefano Lilipaly
Pemain naturalisasi ini sudah tidak perlu ditanyakan lagi kecintaannya pada bumi pertiwi kita. Permainan pantang menyerah Stefano Lilipaly setiap membela Timnas Indonesia adalah bukti sahih bagaimana seorang yang memiliki darah Belanda mau mengucurkan keringatnya bagi Indonesia.
Kemampuannya saat memerankan posisi di antara penyerang dan gelandang telah membuat dirinya mendapatkan peran penting sebagai pengatur permainan sepeninggal Firman Utina. Terciptanya gol bagi Indonesia akan sangat bergantung dengan kecerdasan dan etos kerja yang akan ditunjukan Lilipaly di Piala AFF 2018.
Kelebihan utama yang dimiliki Lilipaly ada pada mental bajanya yang ia buktikan saat mencetak gol penyama kedudukan di menit-menit akhir kontra Uni Emirat Arab di ajang Asian Games. Satu lagi hal positif dari Lilipaly adalah kemampuannya untuk menghilangkan hawa keberadaannya yang membuat lawan akan sulit menjaganya.
2. Alberto Goncalves
Minimnya stok penyerang berkualitas yang dimiliki Indonesia membuat pemain kelahiran Brasil yang sudah memasuki usia senja sampai dipanggil Timnas untuk ajang Piala AFF. Usianya memang sudah tua, tetapi pengalamannya sebagai predator di kotak penalti tidak perlu dipertanyakan lagi.
Ia mampu mencium bau peluang sekecil apapun dan memanfaatkan peluang yang sebenarnya tidak terlalu menguntungkan baginya. Catatan golnya di ajang Asian Games dan laga uji coba adalah buktinya.
Hanya dengan segelintir peluang, tetapi Alberto Goncalves mampu memanfaatkannya menjadi sebuah gol yang sangat penting. Jika ia mampu tampil konsisten, bukan tidak mungkin Beto akan menjadi topskor turnamen.
Irfan Jaya
Diantara semua pemain Indonesia yang bertalenta di posisi sayap, nama Irfan Jaya layak dikedepankan. Alasannya, ia adalah tipe pemain sayap yang gaya bermainnya sangat sederhana tetapi mematikan.
Tidak seperti Febri Hariyadi yang terkadang telalu banyak memegang bola sehingga hilanglah momen untuk melakukan serangan balik. Sementara itu, Riko Simanjuntak masih belum terlalu terlihat karena jarang mendapatkan kesempatan.
Ketajaman Irfan Jaya sudah dibuktikan kala berhasil mencetak gol penyama kedudukan kala berjumpa Palestina di ajang Asian Games. Tentunya ketajamannya akan kembali diharapkan ketika Beto sebagai penyerang tunggal sedang mandul.
3. Zulfiandi
Dalam suatu jumpa pers dengan awak media sepak bola, Bima Sakti pernah menyatakan kalau Luis Milla berpendapat pemain yang miliki prospek paling bagus adalah Zulfiandi. Pemain Bhayangkara FC ini adalah anomali dari seluruh gelandang bertahan Indonesia yang rata-rata memiliki karakteristik bermain keras.
Zulfiandi justru sebaliknya, sebagai orang pertama yang memutus aliran serangan lawan, ia lakukan dengan cara yang anggun. Selain itu, Zulfiandi adalah alasan utama mengapa Timnas Indonesia bisa melakukan ball possesion atau tidak, itu berkat kemampuannya untuk terus hadir dalam setiap jengkal lapangan untuk melakukan umpan satu dua.
Zulfiandi juga memiliki pemahaman yang paling baik dibanding pemain lainnya mirip dengan Fernando Redondo kala berkostum Argentina dan Real Madrid. Atas semua alasan itulah, Zulfiandi akan menjadi pendekar Timnas Indonesia setelah menyingkirkan nama-nama tenar di pos gelandang bertahan seperti Hargianto, Dedi Kusnandar, dan Bayu Pradana.
Hansamu Yama
Pada awalnya pemain ini hanya dilihat sebagai biang kerok kegagalan Irfan Bachdim bermain di Piala AFF 2016. Kala itu dalam sebuah sesi latihan, Hansamu Yama melancarkan tekel keras terhadap Irfan Bachdim sehingga menyebabkan dirinya alami cedera parah.
Pada fase grup Piala AFF 2016 pun, Hansamu Yama hanyalah seorang cadangan hingga tibalah di babak semifinal kontra Vietnam. Ia harus tampil sebagai starter setelah Yanto Basna harus absen di semifinal.
Di babak semifinal, Hansamu Yama tampil gemilang dengan mencetak gol yang membuat Indonesia lolos ke babak final. Di pertandingan kontra Thailand, Hansamu kembali membuat gol yang membuat moral tim Indonesia naik setelah sempat tertinggal.
Itu hanyalah awal dari kehebatan Hansamu Yama karena setelah itu ia selalu menjadi starter dan menjadi kapten Timnas Indonesia. Peran pentingnya sebagai kapten yang memotivasi selalu rekan-rekannya akan menjadi hal yang sangat vital.
Ikuti terus berita Piala AFF 2018 dan Berita Sport lainnya hanya di FOOTBALL265.COM