Sama Seperti Indonesia, Liga Sepak Bola Timor Leste Sering Rusuh
FOOTBALL265.COM - Pertandingan Timnas Indonesia vs Timor Leste di laga kedua Grup B Piala AFF 2018 digelar pada Selasa (13/11/18). Sebagai penikmat sepak bola, kedua negara ini pun diyakini akan tampil habis-habisan dalam pertandingan nanti.
Ya, seperti yang sudah diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang mayoritas penduduknya menggemari si kulit bundar ini. Begitu pula di Timor Leste yang menjadikan sepak bola sebagai olahraga nomor satu di negaranya.
Tak ayal dengan besarnya minat masyarakat dari kedua negara ini terhadap dunia sepak bola, kerap kali para penikmatnya lupa akan arti sepakb ola yang sesungguhnya.
Hal ini terbukti dengan banyaknya kasus kerusuhan yang terjadi saat pertandingan ataupun sesudahnya.
Di Indonesia, kabar kerusuhan antar suporter hampir sering kita dengar. Ternyata, di Timor Leste keadaan seperti ini pun sering terjadi.
Bahkan tak tanggung-tanggung, di negara yang berada satu pulau dengan Kupang ini, sebuah pertandingan sepak bola tidak akan digelar, apabila tidak ada jaminan keamanan dari kepolisian setempat.
Bila memaksakan menggelar pertandingan. Dapat dipastikan laga sepakbola tersebut akan menjadi area pertandingan tinju antar kedua suporter yang bertanding.
Hal ini terkuak, kala The Asian Foundation memuat sebuah artikel berita olahraga berjudul "In Timor-Leste: Reborn Island Nation Loves its Soccer, er, Football."
1. Keamanan Jadi Tantangan Besar
Dalam artikelnya tersebut, Asian Foundation menghadirkan seorang narasumber bernama Nene Almeida untuk menjelaskan kondisi Timor Leste, apabila sedang menggelar sebuah pertandingan sepak bola.
"Tantangan terbesar sepakbola di Timor (Leste) adalah keamanan," ucap Nene Almeida orang asli Timor Leste yang tengah menuntut ilmu di Hawaii.
Tak cukup sampai disitu, Nene turut mengatakan bahwa sepakbola merupakan satu-satunya cara untuk menjaga ketentraman Timor Leste.
Namun, hal tersebut tidak berlaku apabila tidak ada jaminan keamanan. Tidak ada jaminan, berarti pertandingan sepak bola siap menjadi pertandingan tinju.
"Sepak bola diterima oleh agensi internasional sebagai cara untuk memperbaiki hubungan di daerah. Bagaimana pun, tanpa jaminan keamanan, pertandingan bisa menjadi pertandingan tinju atau lebih."
Bahkan, pada tahun 2006 telah terjadi kerusuhan antar dua suporter yang bertanding. Berawal dari kesalahpahaman, pertandingan sepak bola tersebut berakhir dengan pertarungan jarak dekat dengan anak panah.
"Tahun 2006 sebauh ketidak setujuaan antara dua suporter berakhir dengan pertukaran anak panah. Kepolisian internasional pun masuk (ke stadion) dan membubarkan massa dengan peluru karet," pungkasnya.
Meski begitu, sepak bola di Timor Leste sendiri perlahan demi perlahan mulai mengalami peningkatan. Timnas Timor Leste U-19 sendiri bahkan pernah membuat kejutan dengan menembus semifinal Piala AFF U-19 2013.
Penulis: Ridi F. Khan.
Terus Ikuti Update Piala AFF 2018 dan Sepak Bola Indonesia di FOOTBALL265.COM