Sudah Bukan Barang Baru, Ini 4 Skandal Match Fixing Paling Menghebohkan di Sepak Bola Indonesia

FOOTBALL265.COM - Persoalan Match Fixing kembali memanas di persepakbolaan Indonesia. Sejumlah insiden ganjil di Liga 2 memaksa pihak-pihak terkait seperti PSSI, Kepolisian, serta media untuk mengusut mengenai praktik terkutuk di sepak bola ini. 

Skandal match fixing pun berhasil dibuktikan terjadi di Liga 2. Klub PS Mojokerto Putra dianggap terlibat dan menerima sanksi. PSSI menghukum klub yang dikelola oleh Vigit Waluyo tersebut berupa larangan berkompetisi di 2019.  

Tak hanya itu, PSSI juga menghukum salah satu pemain mereka, Krisna Adi.

Akan tetapi, hukuman ini dinilai banyak pihak masih jauh dari kata cukup. Diindikasikan masih banyak pihak-pihak yang terlibat praktik match fixing di Liga 2. 

Ternyata, skandal match fixing tak hanya ramai di era saat ini saja. Jauh sebelum itu, sepak bola Indonesia telah berkali-kali diterjang skandal match fixing. 

Berikut ini INDOSPORT himpun 4 skandal match fixing terbesar yang pernah menghiasi sejarah sepak bola Indonesia.

1. 1. Sepak Bola Gajah 1988

Jauh sebelum laga 'sepak bola gajah' yang melibatkan klub-klub Liga 2, praktik ini sudah terjadi sejak era perserikatan. 

Pada tahun 1988, praktik sepak bola gajah dicurigai terjadi pada laga Divisi Utama Wilayah Timur antara Persebaya vs Persipura. 

Di luar dugaan, Persebaya yang memiliki pemain-pemain bintang, kalah telak 12-0 dari Persipura. 

Yang menyedihkan, sebagian besar gol-gol Persipura dicetak secara 'cuma-cuma' alias hasil pemberian dari pemain pelapis Persebaya. 

Persitiwa itu dicurigai terjadi sebagai cara agar pesaing Bajul Ijo saat itu, PSIS Semarang, tak mampu lolos ke babak enam besar. Persebaya sendiri keluar sebagai juara di akhir kompetisi.

2. 2. Skandal Senayan 1962

Pada awal dekade 1960-an, sepak bola Indonesia pernah diterjang skandal match fixing hebat. Kala itu, sejumlah pemain timnas disebut terlibat dalam praktik pengaturan skor, suap, hingga judi toto gelap (togel). 

KOGOR (KONI saat itu) melakukan penyelidikan dan menciduk 10 nama pemain yang terlibat pengaturan skor, kesepuluh nama yang ditengarai terlibat adalah  Iljas Hadede, Pietje Timisela, Omo Suratmo, Rukma Sudjana (kapten), Sunarto, Wowo Sunaryo (Persib), John Simon, Manan, Rasjid Dahlan (PSM), dan Andjiek Ali Nurdin (Persebaya).

3. 3. Wafia Wasit Liga Indonesia 1998

Pada tahun 1998 lalu, mafia wasit pernah berkuasa di Indonesia. Hal tersebut mencuat usai secara mengejutkan manajer Persikab Kabupaten Bandung, Endang Sobarna, menghebohkan rakernas dengan menyebut adanya praktik kotor yang melibatkan wasit di Liga Indoenesia.

Akhirnya, PSSI pun melakukan investigasi dan menemukan bahwa wakil ketua Komisi Wasit PSSI, Jafar Umar, sebagai tersangka.

Jafar terbukti pengatur hasil pertandingan dengan melibatkan sekitar 40 wasit liga Indonesia! Jafar sendiri bertahun-tahun kemudian menyebut ada oknum lain yang terlibat praktik tersebut. 

Namun, hingga akhir hayatnya, ia tidak menyebutkan nama oknum tersebut. 

4. 4. Liga 2 2018

Ini adalah skandal terbaru yang paling menghebohkan. Berawal dari acara bincang-bincang Mata Najwa seputar PSSI dan Mafia Bola, sejumlah kejadian ganjil di Liga 2 pun diinvestigasi. 

Hasilnya, klub Liga 2, PS Mojokerto Putra, kena hukum larangan berkompetisi di 2019. Salah satu pemain Mojokerto, Krisna Adi, juga dihukum larangan bermain di lingkup PSSI seumur hidup. 

Berdasarkan temuan PSSI, Mojokerto Putra melakukan match fixing di empat pertandingan Liga 2 2018. 

Sanksi ini pun diprediksi akan terus bertambah seiring belum terkuaknya klub-klub serta pemain-pemain lain yang terlibat.

Terus Ikuti Update Berita Sepak Bola Liga Indonesia dan Olahraga Lainnya di FOOTBALL265.COM