3 'Kejanggalan' yang Mewarnai Perjalanan Piala Indonesia 2018
FOOTBALL265.COM - Memasuki babak 32 besar, terdapat sejumlah kejanggalan yang mewarnai gelaran turnamen di Piala Indonesia 2018.
Setelah sempat absen dalam beberapa tahun, turnamen bergengsi Piala Indonesia kembali digelar, yang dimulai pada bulan Desember 2018 lalu.
Kini, Piala Indonesia telah memasuki babak 32 besar. PSSI selaku pihak penyelenggara pun telah melakukan pengundian, pada Selasa (08/01/19) di Hotel Sultan, Jakarta.
Namun seiring perjalanannya, Piala Indonesia mulai banyak dikritik oleh publik sepak bola Tanah Air, lantaran terdapat banyak keputusan yang kontroversial. Apa saja itu? Berikut INDOSPORT merangkumnya:
1. Kembalinya Yuli Sumpil dan Aremania
Komisi Disiplin (Komdis) PSSI sempat mengeluarkan sanksi tegas terhadap pentolan Aremania, Yuli Sumpil. Pria berusia 43 tahun itu dilarang masuk Stadion di seluruh wilayah Indonesia, seumur hidup.
Hal tersebut dikarenakan, dirinya melakukan aksi tidak terpuji, dengan masuk kelapangan dan memprovokasi kiper Persebaya saat sedang pemanasan, di Liga 1 musim lalu.
Namun, keputusan Komdis tersebut tidak berlaku bagi kompetisi lain selain Liga 1. Ya, Yuli Sumpil tetap dapat memberi dukungan untuk Singo Edan di laga Piala Indonesia.
Kembalinya Yuli Sumpil ke Stadion di Piala Indonesia 2018, jelas menimbulkan tanya tanda besar di kalangan publik pecinta sepak bola Tanah Air, atas hukumannya yang ia terima.
2. Persib Dapat Didukung Persib
Setali tiga uang dengan Yuli Sumpil, hukuman tidak jelas Komisi Disiplin tentang larangan memasuki stadion juga dialami oleh suporter Persib Bandung, Bobotoh.
Di Liga 1, Bobotoh mendapat hukuman larangan mendukung Maung Bandung hingga akhir musim lalu buntut dari tewanya The Jakmania, saat Persib menjamu Persija di Stadion GBLA beberapa waktu lalu.
Namun rupanya hukuman tidak berlaku di Piala Indonesia. Bobotoh tetap bisa memberikan dukungan kepada Atep dan kolega, saat Persib melawan PSCS Cilacap di babak 62 besar lalu, ditengah sanksi larangan mendukung langsung yang mereka terima
"Hukuman untuk Arema yang dikhususkan bagi Aremania itu hanya berlaku di kompetisi Liga 1 saja. Untuk Persib, poinnya sama dengan Arema," tutur anggota Komdis PSSI, Dwi Irianto.
3. PS Mojokerto Putra
Sanksi yang tidak kalah kontroversialnya adalah larangan berkompetisi yang dialamatkan kepada PS Mojokerto Putra.
Beberapa waktu lalu, Komisi Disiplin menjatuhkan sanksi kepada Laskar Majapahit, karena terlibat pengaturan skor di babak 8 besar Liga 2 2018 lalu, saat melawan Aceh United.
Buntutnya, Komdis menjatuhkan larangan ikut berkompetisi di musim 2019 kepada PS Mojokerto Putra. Namun rupanya, sanksi tersebut hanya berlagi di Liga, tidak di turnamen Piala Indonesia.
PS Mojokerto Putra tetap diperbolehkan bermain di babak 32 besar Piala Indonesia 2018, melawan Borneo FC.
"Untuk sekarang ini kompetisi yang berjalan. Jadi mereka ikut di 2018-2019. Sanksi itu kan untuk kompetisi 2019. Ini Piala Indonesia edisi 2018-2019. Ini kompetisi yang sedang berjalan. Jadi mereka ikut," kata Sekjen PSSI, Ratu Tisha.