3 Kerugian Persebaya Surabaya Datangkan Eks Persib, Christian Bekamenga
FOOTBALL265.COM - Klub sepak bola Indonesia, Persebaya Surabaya, memberi sinyal bakal merekrut mantan striker Persib Bandung asal Kamerun di era musim 2007/08, Christian Bekamenga. Namun ternyata ada kerugian jika Persebaya benar-benar mendatangkan Christian Bekamenga.
Setelah gagal membidik Aleksandar Rakic dan Loris Arnaud, incaran Persebaya Surabaya kini mengarah ke Bekamenga. Eks striker Timnas Kamerun di ajang Olimpiade Beijing 2008.
Pelatih Persebaya Surabaya, Djadjang Nurdjaman, tertarik mendatangkan bomber berusia 32 tahun tersebut. Bekamenga saat ini berstatus tanpa klub usai dilepas klub Liga Turki, BB Erzurumspor.
"Pemain Afrika kalau menurut saya masih cukup kuat dan rekam jejaknya bagus," ujar Djanur kepada awak media sport, Rabu (16/01/19).
Bekamenga dinilai masih punya kapasitas bermain di kancah sepak bola Indonesia. Ia punya rekam jejak yang bagus kala memperkuat Maung Bandung pada musim pertamanya di Liga Indonesia.
Akan tetapi, Djanur patut waspada dengan sejumlah faktor yang membuat Bekamenga bisa saja gagal bersinar bersama Persebaya Surabaya di Liga 1 2019 mendatang.
Berikut portal berita olahraga INDOSPORT merangkum 3 kerugian Persebaya Surabaya datangkan Christian Bekamenga.
1. Catatan Gol
Bekamenga punya portofolio yang mentereng di kancah sepak bola Eropa setelah bersinar di Indonesia pada tahun 2008. Ia pernah bermain untuk klub kasta tertinggi Prancis dan Turki, seperti Nantes, Troyes, Balikesirspor, dan BB Erzurumspor.
Pada musim 2014/15, Bekamenga pernah meraih juara Ligue 2 bersama Troyes, sementara pada musim 2007/08 ia sanggup membawa Nantes finis di posisi runner up.
Meskipun begitu, catatan gol dua musim terakhir Bekamenga tidak terlalu baik. Pada musim 2017, ia hanya bermain 8 pertandingan dengan catatan 2 gol bersama Liaoning Kaixin di kasta kedua Liga China.
Pada musim 2018 lalu, Bekamenga tampil 12 kali dengan 5 bermain sebagai pemain inti. Catatan golnya tetap berada pada angka 2 gol.
Jika menilik statistik Bekamenga sepuluh tahun yang lalu saat membela Persib Bandung, ia sukses mencetak 17 gol dari 20 penampilan di semua kompetisi.
2. Lama Tidak ke Indonesia
Atmosfer sepak bola Indonesia saat ini dibandingkan sepuluh tahun tentu sudahlah berbeda. Bekamenga pasti membutuhkan adaptasi setelah lama tidak bermain di Indonesia.
Di sisi lain, peredaran striker asal Afrika di kompetisi sepak bola Indonesia telah berkurang. Klub Liga 1 lebih banyak menggunakan jasa striker asal Eropa dan Amerika Latin.
Meskipun begitu, sejumlah klub Liga 1 pada musim 2018 lalu masih sempat menggunakan jasa striker asal Afrika, di antaranya Ezechiel N’Douassel (Chad) dan Mamadou Samassa (Madura United).
3. Usia
Faktor umur tidak dapat dimungkiri. Bekamenga telah berusia 32 tahun dan tidak lagi dalam kondisi yang sama ketika mencetak 18 gol dari 20 pertandingan bersama Persib Bandung pada musim 2007/08.
Tipikal striker seperti Bekamenga akan lebih unggul dalam bola-bola atas. Ia juga akan dimaksimalkan sebagai tembok dan predator di kotak penalti lawan.
Gaya bermain Bekamenga sebenarnya mirip seperti Dzumafo Epandi, Loris Arnaud, dan Ilja Spasojevic ketimbang David da Silva. David da Silva lebih memiliki kecepatan untuk mengejar bola daerah yang dikirimkan dari lini kedua.
Djanur tentu memiliki pertimbangan tersendiri ketika hendak merekrut Bekamenga. Kebutuhan striker tentu harus disesuaikan dengan kebutuhan gaya permainan tim.
Ikuti Terus Berita Sepak Bola Liga Indonesia dan Olahraga Lainnya di FOOTBALL265.COM