Bukan PSSI, PT LIB yang Lebih Membutuhkan Erick Thohir
FOOTBALL265.COM - Setelah Edy Rahmayadi mundur dari ketua umum PSSI, nama Erick Thohir muncul sebagai calon kuat pengganti orang nomor satu di induk sepak bola Indonesia tersebut.
Memiliki pengalaman segudang memimpin klub sepak bola di dalam dan luar negeri, tentu tidak ada yang meragukan kapabilitas seorang Erick Thohir untuk menjadi ketua umum PSSI.
Dukungan agar Erick Thohir maju sebagai ketua umum PSSI mencuat usai ia sukses menggelar Asian Games 2018 sebagai Ketua INASGOC.
Namun begitu, sejatinya ada posisi lain yang lebih cocok untuk dirinya ketimbang ketua umum PSSI.
Posisi ini tetap sentral di sepak bola nasional, namun bukan sebagai pemimpin federasi. Posisi itu adalah Direktur PT Liga Indonesia Baru selaku operator yang mengelola liga.
1. 1. Urgensi Perbaikan Liga Indonesia
Ada sebuah ungkapan yang berbunyi 'Timnas yang baik dihasilkan oleh liga yang baik'. Ungkapan tersebut sejatinya banyak benarnya.
Bisa kita lihat bagaimana kehebatan timnas negara raksasa sepak bola di dunia yang memiliki kualitas liga lokal yang juga mumpuni.
Sebut saja Inggris, Italia, Spanyol, Prancis, Belanda, Jerman, Argentina, Brasil, hingga negara Asia seperti Jepang, China, dan Korea Selatan.
Semuanya memiliki liga yang tertata rapih dan menjadi tempat ideal bagi para pemain berkembang, terutama pemain muda.
Hal ini sangat dibutuhkan di Indonesia. Liga Indonesia saat ini tertinggal oleh negara-negara lain di Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, atau bahkan Vietnam.
Di sinilah peran seorang Erick Thohir dibutuhkan. Erick Thohir adalah sosok yang berpengalaman dalam memegang sebuah klub sepak bola modern.
Tak tanggung-tanggung, ia pernah menjadi presiden klub sebesar Inter Milan.
Ia juga pernah menjadi pemilik klub DC United. Saat ini ia pun masih mengelola sebuah klub di kasta ketiga Inggris, bernama Oxford United.
Dengan pengalaman tersebut, Erick tentunya tahu bagaimana perjuangan memajukan sebuah klub. Mulai dari transfer pemain, ketersediaan fasilitas, legalitas, dsb.
Selain berpengalaman mengelola klub tingkat dunia, Erick juga pebisnis ulung yang tentunya piawai dalam urusan keuangan, sponsor, dan segala pembahasan di dalamnya.
Mindset Erick yang terbiasa menangani klub-klub tingkat dunia bisa menjadi modal positif bagi kemajuan klub-klub lokal di Indonesia.
Hal-hal bersifat teknis ini kini sangat dibutuhkan di PT Liga Indonesia Baru (PT LIB).
Saat ini terbukti pengurus-pengurus di PT LIB tak cukup baik dalam menjalankan perannya,
Terbukti PT LIB kesulitan mencari sponsor hingga liga harus berulangkali diundur. Jadwal liga pun berantakan. Bahkan kerap bentrok dengan agenda timnas.
Pengelolaan keuangan pun sangat buruk di mana klub-klub terpaksa harus 'diutangi' oleh PT LIB soal hak rating dan ranking kompetisi.
Gagalnya PT LIB menciptakan kepastian di dalam kompetisi membuat klub-klub Liga 1 kerepotan dalam mencari sponsor.
Banyak klub-klub yang terpaksa menunda menyerahkan proposal permintaan sponsor lantaran terkendala jadwal pembagian siaran tv yang belum keluar.
Jika Erick mempimpin PT Liga Indonesia Baru, niscaya masalah-masalah ini akan terselesaikan.
2. Keinginan Hati seorang Erick Thohir
Kita mungkin bisa berandai-andai jika Erick Thohir menjabat sebagai ketua umum PSSI. Sayangnya yang bersangkutan telah menyatakan keengganannya memimpin PSSI.
Namun sebaliknya, sinyal positif justru datang untuk posisi sentral di PT Liga Indonesia Baru.
Erick Thohir secara terbuka menunjukkan kesiapannya jika diminta mengelola liga.
“Saya memang tertantang untuk membantu persepakbolaan Indonesia. Namun, tidak sebagai Ketua Umum PSSI. Saya ini bukan tipe orang yang cocok di birokrasi. Jadi kalau untuk posisi ketua umum PSSI, tidak ingin."
"Tapi jika ditantang memperbaiki sepak bola Indonesia dalam pengelolaan liga itu menarik buat saya,” kata Erick di Jakarta, Kamis (15/01/19).
Mantan pemilik Inter Milan itu pernah menjelaskan secara singkat mengenai cara membenahi sepak bola Indonesia seperti layaknya Liga Inggris.
"Contoh Liga Inggris, pada tahun 80-an mana ada yang mau menonton Liga Inggris. Tapi kini mereka berhasil merapihkan liga profesionalnya sebagai tontonan liga dunia dan mampu mengalahkan Liga Italia," ujar Erick Thohir.
"Inggris mengubah jam pertandingan mereka menjadi jam tiga sore. Di jam tersebut waktu yang enak ditonton bola saat makan siang sementara jam tersebut masih pas di Asia yang merupakan pasar terbesar. Mengapa sepak bola kita tidak bisa seperti itu?"
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT