Memahami Alasan Barcelona Merekrut Kevin-Prince Boateng
FOOTBALL265.COM – Terus berlari dengan bola sambil mencari rekan-rekannya yang berdiri bebas, sesekali ia juga melakukan gerakan tipuan untuk mengelabui dan melewati musuh. Hingga akhirnya, pergerakan eksplosif itu harus terhenti ketika dirinya terjatuh dengan kondisi kaki tertekuk.
Sambil meringis kesakitan, dirinya sadar jika dirinya terkena cedera ankle yang akan membuatnya absen setidaknya sampai dua pekan mendatang. Dialah Ousmane Dembele yang yang terpaksa harus menepi ketika Barcelona menghadapi Leganes.
Cedera Ousmane Dembele membuat ruang operasi Barcelona bertambah penghuninya setelah sebelumnya ada nama Rafinha terlebih dulu. Dua pemain inti yang absen itu tentu membuat pelatih Ernesto Valverde pusing tujuh keliling.
Pasalnya, Barcelona masih akan bermain di tiga kompetisi sekaligus yaitu Liga Champions, La Liga Spanyol, dan Copa del Rey sehingga, sangat membutuhkan pemain baru untuk menutup lubang yang ditinggalkan Rafinha dan Dembele.
Manajemen Barcelona pun dengan sigap langsung mendatangkan seorang pemain yang diharapkan bisa mengatasi kegelisahan Valverde yaitu Kevin-Prince Boateng.
1. Kelebihan Boateng Sebagai Pemain Serba Guna
Di luar dugaan, Barcelona di bursa transfer musim dingin 2019 ini, mendatangkan seorang mantan pemain AC Milan, Kevin-Prince Boateng. Dilansir dari Marca, Barcelona meminjam Boateng dri Sassuolo dengan biaya sebesar 2 juta euro atau sekitar 32 miliar rupiah.
Beragam pertanyaan pun mengemuka ke permukaan perihal, mengapa Barcelona mendatangkan Kevin-Prince Boateng yang sudah dianggap sudah habis masa jayanya? Sekadar informasi, klub besar terakhir yang ia perkuat adalah AC Milan.
Selepas dari AC Milan, Boateng diketahui hanya memperkuat tim promosi La Liga Spanyol, Las Palmas hingga tim antah berantah Italia, Sassuolo. terlebih di umurnya yang sudah 31 tahun, rasanya Boateng benar-benar bukan sosok pemain idaman yang diinginkan pendukung Barcelona.
Tapi tunggu dulu, sejatinya ada banyak faktor mengapa Barcelona mau merekrut seorang Boateng di pertengahan musim ini. Faktor yang pertama adalah Boateng merupakan sosok pemain serba guna yang dapat bermain di berbagai posisi.
Seperti yang sudah dijelaskan jika Barcelona harus kehilangan Ousmane Dembele dan Rafinha untuk beberapa pekan kedepan. Sosok seperti Boateng sejatinya bisa dijadikan solusi karena pemain yang lahir di Jerman itu dapat mengisi tempat di tengah dan depan.
Boateng seperti yang kita kenal saat masih di AC Milan, mampu menjadi seorang gelandang serang dan tengah. Sedangkan di klub terakhirnya yaitu Sassuolo, Boateng bermain sebagai penyerang tengah dengan sesekali digeser ke sayap.
Dengan kata lain, Boateng bisa dijadikan pemain pelapis atau jika memungkinkan dirinya dapat diandalkan sebagai kartu truf ketika tim sedang buntu. Boateng dikenal memiliki tendangan geledek jarak jauh yang bisa menjadi rencana b, seperti yang pernah ia lakukan ke gawang Barcelona.
2. Cocok dengan Gaya Main Barcelona
Keunikan Barcelona di bawah arahan Ernesto Valverde adalah tim yang saat ini sudah tidak mendewakan penguasaan bola lagi. Selain itu, jika kita mengamati formasi yang dimainkan Valverde, tampak ia tidak mengandalkan seorang playmaker sama sekali.
Dirinya lebih memilih untuk mengadopsi gaya main Liverpool bersama Jurgen Klopp yang mengandalkan tiga gelandang pekerja keras sebagai mesin. Oleh karena itu pemain seperti Arturo Vidal, Sergio Busquest dan Ivan Rakitic yang bertipe petarung, lebih sering dimainkan.
Sebaliknya pemain kreatif seperti Philippe Coutinho justru jarang dimainkan, sekalinya diturunkan malah ditempatkan sebagai penyerang sayap. Kegemaran Valverde akan gelandang pekerja keras tampaknya berlanjut dengan kedatangan seorang Boateng.
Meski di AC Milan, Boateng beroperasi sebagai gelandang serang, dirinya tidak hanya merupakan tipe pemain kreatif. Boateng juga sanggup untuk bekerja keras dengan mau turun ke belakang lalu maju mendistribusikan bola ke para penyerang.
Jika pada suatu saat Valverde berubah pikiran ingin bermain dengan seorang playmaker, maka Boateng bisa menjadi solusinya. Kemampuan untuk melihat posisi rekan yang lebih bebas adalah keunggulannya.
Tapi jika Valverde tetap menginginkan bermain dengan para pekerja keras, maka Boateng juga bakal sanggup dengan peran itu.
Ketahanan fisik yang nyaris sama dengan Arturo Vidal akan menjadikan lini tengah Barcelona bak arena gladiator dimana terdapat dua petarung yang siap mati demi Barcelona.
Bisa dibayangkan Boateng yang berduet dengan Vidal akan dilapisi oleh Busquest di belakang, pasti benar-benar akan seperti mesin. Dengan kata lain, faktor kedua Boateng direkrut oleh Barcelona adalah kecocokan gaya mainnya dengan Barcelona saat ini.
3. Kebutuhan Barcelona Akan Sosok Berpengalaman
Bicara soal Arturo Vidal, perekrutannya ke Barcelona juga sempat mengundang polemik karena pada saat itu, sang pemain dianggap tidak akan memberikan nilai tambah. Tak hanya itu, Paulinho yang sudah lama pergi dari Eropa untuk bermain di China juga sempat direkrut oleh Barcelona.
Jauh sebelum itu, nama-nama lawas seperti Henrik Larsson dan Demetrio Albertini merupakan contoh perekrutan pemain yang sangat tidak bisa dimengerti oleh para pendukungnya. Dan kini nama Boateng masuk dalam daftar itu.
Kesamaan dari mereka semua adalah sama-sama sudah uzur dan sebenarnya sudah dianggap tidak dapat berkontribusi banyak bagi Barcelona. Akan tetapi ada satu hal yang dilupakan oleh pendukung Barcelona yaitu pengalaman yang dimiliki.
Henrik Larsson adalah salah satu sosok kunci saat Barcelona meraih gelar Liga Champions. Sedangkan Vidal dan Paulinho merupakan sosok yang mampu menjaga keseimbangan lini tengah Barcelona dalam beberapa musim terakhir.
Tentunya determinasi dan pengalaman Boateng yang penah juara bersama AC Milan setidaknya dapat memberikan nilai tambah bagi Barcelona sekaligus menjadi faktor terakhir mengapa dirinya direkrut. Meskipun itu hanya sebagai pelapis demi ambisi Barcelona meraih tiga gelar juara musim ini.
Terus Ikuti Perkembangan Seputar Liga Spanyol dan Berita Olahraga Lainnya di FOOTBALL265.COM.