3 Fakta Penting di Balik Pengakuan Blak-blakan Vigit Waluyo
FOOTBALL265.COM - Vigit Waluyo kembali membuat heboh jagat sepak bola nasional. Setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus pengaturan skor, Vigit berani buka-bukaan terkait fakta match fixing di sepak bola Indonesia.
Dalam pernyataan di hadapan awak media, Kamis (24/01/19), bertempat di Ditreskrimum Polda Jatim, sejumlah hal pun dibahas olehnya.
Hal-hal tersebut termasuk klub-klub Liga 2 yang ia bantu, hingga soal juara settingan di Liga 1.
Untuk mempermudah memahami duduk persoalan match fixing yang dibahas Vigit Waluyo, berikut ini kami rangkum tiga fakta penting di dalamnya.
1. 1. Vigit Setor Uang ke Komite Wasit PSSI
Vigit Waluyo akhirnya berani buka-bukaan terkait persoalan match fixing. Bertempat di gedung Ditreskrimum Polda Jatim, Kamis (24/01/19), di hadapan awak media, Vigit pun mengakui dirinya sempat menyetor uang ke Komite Wasit PSSI.
Untuk memuluskan timnya (PS Mojokerto Putra), Vigit mengatakan jika dirinya memberikan setoran uang kepada oknum komite wasit.
Tak tanggung-tanggung dirinya memberikan uang kepada oknum komite wasit yang bernama Nasrul Koto itu di setiap pertandingan.
Vigit sendiri tidak begitu mengenal Nasrul Koto. Dirinya mengaku mengenal Nasrul Koto dari anggota Komite Disiplin PSSI, Dwi Irianto alias Mbah Putih. Mbah Putih sendiri juga menjadi tersangka dalam kasus serupa.
"Kami awalnya bertemu dengan Mbah Putih, dia memberikan saran untuk bertemu Mas Nasrul Koto," ujar Vigit Waluyo.
Lanjut Vigit, dia menyetorkan sejumlah uang sebesar Rp25 juta per pertandingan kepada wasit yang memimpin pertandingan itu, selanjutnya Vigit tidak mengetahui kelanjutannya.
"Pembagiannya (uang) itu terserah mereka berapa," bebernya.
Setoran uang ini diberikan kepada komite wasit untuk mengamankan timnya dari gangguan wasit.
Meski mengakui dirinya rajin menyetor uang ke komite wasit, namun Vigit membantah jika ia menyetor uang sejumlah puluhan juta selama gelaran Liga 2 musim lalu.
"Pada kompetisi Liga 2 tidak ada uang besar sama sekali," sanggah Vigit.
"Intinya uang itu hanya untuk memberikan kontribusi dari tekanan yang diberikan oleh beberapa pihak di PSSI. Jadi kami berikan uang itu untuk menjamin agar kami tidak dikerjai. Kami tidak pernah melakukan pengaturan skor sama sekali,” tutup Vigit.
2. 2. 3 Klub yang Dibantu Vigit
Tersangka kasus mafia sepak bola, Vigit Waluyo, mengaku membantu PSS Sleman, Kalteng Putra, dan PS Mojokerto Putra dalam memenangkan pertandingan. Dua tim yang disebut pertama akhirnya melaju mulus promosi ke Liga 1.
"Dalam membantu memenangkan pertandingan kami hanya bermain saat home. Tidak pernah bermain away," ujar Vigit pada Kamis (24/01/19).
"Klub yang dengan saya hanya PSMP Mojokerto Putra kemudian PSS Sleman dan Kalteng Putra," tambah Vigit.
Tapi lagi-lagi ketiganya hanya meminta Vigit untuk memenangkan pertandingan saat di laga kandang saja. Khusus untuk PSS Sleman yang menjadi juara Liga 2 dan promosi ke Liga 1, Vigit menyebut pihaknya telah menitipkan PSS kepada oknum tertentu hingga akhirnya mereka keluar sebagai juara.
"Mereka meminta saya membantu memenangkan pertandingan dan hanya di laga kandang saja," lanjut Vigit.
"Cuma memang kami menitipkan itu kepada Komite Wasit agar tetap dilindungi agar tidak ada kontaminasi dari pihak lain," tutup Vigit.
Pengakuan Vigit ini pun mendapat tentangan dari PSS Sleman maupun Kalteng Putra.
Mantan manajer PSS, Sismantoro, membantah segala tudingan dari Vigit Waluyo.
"Semua yang dikatakan dia tidak benar. Kami segera rapat dan bertemu dengan teman-teman manajemen untuk membahas langkah ke depan. Termasuk kemungkinan somasi," kata Sismantoro kepada INDOSPORT, Minggu (27/01/19).
3. 3. Juara Settingan Liga 1
Vigit tak hanya membahas soal praktik pengaturan skor di Liga 2. Pria yang pernah jadi buronan kasus korupsi pinjaman PDAM Sidoardjo itu juga menyinggung soal juara settingna di Liga 1.
Menurut Vigit, klub yang main di awal dan akhir sebagai tuan rumah bisa di-setting sebagai juara.
"Karena dalam penjadwalan itu tampak sekali bahwa siapa yang bertanding di awal dan bertanding sampai pada penutupan terakhir itu biasanya mereka yang digadang-gadang untuk prestasi yang baik," ujar Vigit.
Pernyataan ini pun memojokkan kubu Persija Jakarta. Sanggahan pun secara resmi telah dilayangkan oleh perwakilan Persija.
Chief Operating Officer (COO) Persija Jakarta, Rafil Perdana, menilai pernyataan Vigit Waluyo ini tidak beradasar. Bahkan ia siap menjabarkan perjalanan Persija selama mengarungi musim kompetisi 2018.
"Kalau saudara Vigit mengatakan klub yang main di awal dan akhir sebagai tuan rumah bisa di-setting sebagai juara, mari kita review lagi jadwal pertandingan Persija pada Liga 1 tahun 2018," kata Rafil.
Polisi masih terus menyelidiki mengenai peta kasus pengaturan skor di sepak bola Indonesia. Sejumlah tersangka baru pun diperkirakan akan bertambah dalam waktu dekat ini.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia dan Berita Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT