Sejarah Manis Wakil Indonesia di Liga Champions Asia
FOOTBALL265.COM - Persija Jakarta mewakili Indonesia di Liga Champions Asia (LCA) 2019. Tiket dikantongi berkat kesuksesanMacan Kemayoran menjuarai Liga 1 2018.
Meski bermain di level terelite Asia, Persija harus memulai langkah dari Kualifikasi pertama dikarenakan koefisien Liga Indonesia yang belum juga membaik pasca-dibekukan FIFA pada 2015-2016.
Berdasarkan situs resmi AFC, saat ini Indonesia menempati urutan ke-27 atau kelima di antara negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand (8), Malaysia (13), Filipina (17), Vietnam (19), dan Singapura (22).
Prestasi jeblok di masa kini bukan berarti tak punya pencapaian bagus di masa lalu. Berikut adalah penelusuran INDOSPORT terkait klub-klub Indonesia yang pernah melangkah jauh di Liga Champions Asia.
1. PSMS Medan (Semifinal 1970)
Bermodalkan status kampiun Perserikatan 1969, PSMS Medan diundang berpartisipasi dalam ajang Asian Club Championship 1970 yang notabene cikal bakal LCA.
PSMS yang kala itu bermaterikan pemain-pemain lokal nan legendaris seperti Ronny Paslah, Ipong Silalahi, dan Tumpak Sihite, memulai langkah dari fase grup. Mereka tergabung dalam Grup B bersama Hapoel Tel Aviv (Israel), West Bengal (India), dan Royal Thai Air Force FC (Thailand).
Format kejuaraan masih menggunakan home tournament sehingga seluruh pertandingan kala itu digelaru di Teheran, Iran, selaku tuan rumah. PSMS finis sebagai runner-up Grup B dan berhak melaju ke semifinal.
Sayang, perjalanan mereka terhenti di sini akibat keok 0-2 dari tuan rumah Taj Tehran. Begitu pula perebutan tempat ketiga di mana PSMS takluk dari Homenetmen (Lebanon).
2. Pelita Jaya (Peringkat Ke-3 1991)
Memasuki era 1980-an, wakil Indonesia bukan lagi berasal dari Perserikatan, melainkan Galatama. Pelita Jaya selaku jawara edisi 1988/89 mengantongi tiket ke Asian Club Championship 1990/91.
Memulai langkah dari babak kualifikasi, Pelita Jaya yang kala itu bermaterikan pemain legendaris seperti Bambang Nurdiansyah dan Rully Nere, berhasil melaju kencang hingga semifinal.
Sayang, laju Pelita dihentikan oleh wakil Iran, Esteghlal, yang belakangan sukses menjuarai turnamen. Peringkat ketiga mampu diperoleh usai memetik kemenangan atas jagoan Korea Utara, April 25 SC, via drama adu penalti.
3. PSM Makassar (Perempat final 2000/01)
Wakil Indonesia terakhir yang sukses melangkah jauh adalah PSM Makassar edisi 2000/01. Berbeda dengan pendahulunya, Pasukan Ramang cuma bisa sampai perempat final sebelum mengepak koper akibat kalah bersaing dengan Jubilo Iwata (Jepang), Suwon Bluewings (Korea Selatan), dan Shandong Luneng (China).
Perempat final kala itu menggunakan sistem round-robin dalam dua grup terpisah. PSM yang masuk Grup Asia Timur terbenam di dasar klasemen setelah menelan tiga kekalahan beruntun dari Shandong Luneng (1-3), Suwon Bluewings (1-8), dan Jubilo Iwata (0-3).
Cukup mengejutkan lantaran skuat PSM kala itu berisikan pemain lokal top sekaliber Hendro Kartiko, Kurniawan Dwi Yulianto, dan Miro Baldo Bento plus pemain asing berkualitas seperti Carlos De Mello (Brasil), Charles Lionga (Kamerun), dan Joseph Lewono (Kamerun).
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya di INDOSPORT