Kutukan Kualifikasi Liga Champions Asia, Bisakah Persija Jakarta Mengusirnya?
FOOTBALL265.COM - Kompetisi antarklub terelite Benua Asia, Liga Champions Asia (LCA), ibarat panggung yang terlalu megah buat klub-klub Indonesia. Mengapa dikatakan begitu?
Faktor paling mencolok adalah prestasi. Wakil-wakil Indonesia seperti PSMS Medan (1970), Krama Yudha Tiga Berlian (1985/86), dan Pelita Jaya (1990/91) barangkali pernah melangkah jauh ke semifinal, tapi pencapaian emas itu terjadi ketika ajang ini masih menyandang nama Asian Club Championship.
Perkembangan sepak bola Asia kala itu juga menjadi faktor lain yang mendukung kemajuan prestasi wakil Indonesia di Asian Club Championship. Liga Indonesia masih dianggap sebagai salah satu barometer sehingga rutin mendapat slot di kasta terelite Benua Kuning.
1. Kutukan Kualifikasi
Belakangan, wakil-wakil Indonesia mulai menghilang dari LCA, terlebih di putaran final, karena koefisien AFC terus menurun. Keharusan melakoni pertandingan dari babak kualifikasi seolah menutup peluang klub Tanah Air menjejak babak utama.
Terakhir kalinya wakil Indonesia terdaftar di fase grup LCA adalah pada edisi 2011, yakni Arema Indonesia. Hal ini bisa terjadi lantaran Singo Edan langsung mentas tanpa harus berjuang dari babak kualifikasi.
Hasil akhirnya pun terbilang mengecewakan. Arema menelan lima kekalahan dan hanya sekali imbang melawan tim-tim kuat Asia seperti Jeonbuk Motors (Korea Selatan), Cerezo Osaka (Jepang), dan Shandong Luneng (China).
INDOSPORT merangkum kisah wakil Indonesia yang mesti bertarung dari babak Kualifikasi LCA.
2. Persipura Jayapura (2012)
Siapa berani meragukan dominasi Persipura Jayapura era Liga Super Indonesia (LSI)? Klub kebanggaan masyarakat Papua ini sukses merengkuh tiga gelar pada edisi 2008/09, 2010/11, dan 2013.
Gelar 2010/11 mengantarkan Persipura ke Kualifikasi LCA 2012. Lawan yang dihadapi kala itu adalah peringkat ketiga A League (Liga Australia), Adelaide United.
Satu kemenangan saja bisa berbuah tiket ke fase grup, namun Persipura yang harus melakoni pertandingan di markas Adelaide United justru keok. Tak tanggung-tanggung, Boaz Solossa dkk. dilibas tiga gol tanpa balas.
3. Persib Bandung (2015)
Sedikit berbeda dengan Persipura, Persib Bandung mesti dua kali berlaga sebelum mencapai fase grup LCA pada edisi 2015. Boro-boro mendekati target, Maung Bandung malah sudah keok di awal langkah akibat digebuk runner-up Liga Vietnam, Hanoi T&T.
Lebih merana lagi mengetahui skor yang didapat. Tanpa ampun, Hanoi T&T yang saat itu berstatus tuan rumah menggelontorkan empat gol ke gawang Persib.
Kekalahan ini memaksa Persib turun kasta ke kompetisi kelas dua, Piala AFC, sekaligus melanjutkan kutukan Kualifikasi LCA buat wakil Indonesia.
4. Bali United (2018)
Sanksi pembekuan FIFA selama setahun lebih mengakibatkan nilai koefisien Indonesia menukik tajam. Imbasnya, Bali United yang didaulat sebagai wakil Indonesia di LCA 2018 menggantikan Bhayangkara FC (terganjal verifikasi AFC) mesti bersusah payah merangkak dari babak Kualifikasi Pertama.
Inilah titik terendah Indonesia. Keharusan memulai langkah dari Kualifikasi Pertama otomatis mengerdilkan peluang klub Tanah Air untuk kembali menjejak babak utama (tiga laga sebelum masuk fase grup).
Bali United merasakannya musim lalu. Kualifikasi pertama boleh saja sukses dilewati usai menekuk jagoan Singapura, Tampines Rovers (3-1), tapi berikutnya langsung tersingkir akibat keok dari wakil Thailand, Chiangrai United (1-2).
Andaikan lolos pun Bali United sudah ditunggu runner-up Liga China, Shanghai SIPG. Kualitas dan materi pemain yang cukup jomplang antara keduanya membuat kans lolos Serdadu Tridatu (julukan Bali United) otomatis mengecil.
Apakah Kutukan Kualifikasi LCA bakal kembali memakan korban tahun ini? Sanggupkah Persija Jakarta mematahkannya? Biar waktu yang akan menjawab.
Ikuti Terus Berita Sepak Bola Indonesia dan Olahraga Lainnya di FOOTBALL265.COM