Kratingdaeng Piala Indonesia Hanya untuk Pentas Klub-klub Kasta Liga 1?
FOOTBALL265.COM – Persaingan sengit di ajang sepak bola bergengsi, Kratingdaeng Piala Indonesia telah sampai di leg kedua babak 16 besar. Bahkan sudah ada dua tim dari Liga 1 yang telah memastikan diri lolos ke babak perempatfinal Kratingdaeng Piala Indonesia.
Kedua tim tersebut adalah Borneo FC dan PSM Makassar usai berhasil menyingkirkan lawan-lawannya. Borneo FC melaju ke babak perempatfinal setelah menang agregat dengan skor 1-0 atas PSS Sleman.
Sedangkan PSM Makassar berada di babak 8 besar setelah menang agregat 12-0 dari Perseru Serui. Keberhasilan PSM Makassar dan Borneo FC sendiri membuat dua wakil Liga 1 telah memesan tempat untuk 8 besar Kratingdaeng Piala Indonesia.
Lantas di manakah klub-klub Liga 2 dan Liga 3 berada? Jika melihat peta persaingan di babak 16 besar Kratingdaeng Piala Indonesia, terlihat jelas bahwa tim Liga 1 begitu mendominasi atas klub di kasta bawah. Mengapa fenomena itu bisa terjadi?
1. Alasan Klub Liga 2 dan Liga 3 Sulit Bersaing
Ketidakmampuan klub-klub dari Liga 2 dan Liga 3 untuk bersaing dengan tim Liga 1 di Kratingdaeng Piala Indonesia sangat jelas terasa. Di babak 16 besar sendiri, sebenarnya masih terdapat satu wakil dari Liga 3 (Persidago Gorontalo) dan satunya di Liga 2 (PSS Sleman).
Sisanya? Merupakan penghuni Liga 1 yang berjumlah 14 dari total 16 klub. Itupun PSS Sleman telah dipastikan hanya sampai di babak 8 besar saja setelah kalah agregat 0-1 dari Borneo FC.
Persidago Gorontalo sendiri tampaknya akan sangat sulit untuk bertahan karena telah alami kekalahan di leg pertama dari Persebaya Surabaya. Bermain di hadapan publik sendiri ternyata tidak mampu menghindarkan Persidago dari kekalahan telak 1-4.
Ada banyak permasalahan yang membuat jarak antara kekuatan tim Liga 1 dengan dua kasta dibawahnya terasa sangat lebar. Pertama adalah permasalahan pemain asing di mana hanya klub Liga 1 saja yang diperbolehkan untuk mengisi kuota untuk pemain itu.
Akan lebih adil jika tim-tim Liga 1 tidak memakasi jasa pemain asing untuk ajang Kratingdaeng Piala Indonesia agar tersaji duel yang lebih seimbang. Biar bagaimanapun tidak adil melihat tim Liga 1 melawan klub Liga 2 dan Liga 3 yang tak diperkuat oleh pemain asing.
Masalah kedua adalah soal kekuatan finansial, sudah menjadi rahasia umum bila klub Liga 1 lebih sehat dari sisi keuangan. Hal ini tentu perlu menjadi introspeksi bagi klub Liga 2 dan Liga 3 untuk belajar lebih profesional dalam mengurusi finansialnya.
Terakhir adalah soal pengalaman, klub-klub Liga 1 memang sudah diisi oleh para pemain yang sudah kenyang pengalaman bermain di kasta teratas. Sedangkan, para penggawa klub Liga 2 dan Liga 3 minim pengalaman ketika dihadapkan pada pertandingan yang tingkatnya sudah level atas.
Pada akhirnya Kratingdaeng Piala Indonesia terlihat hanya sebagai pentas bagi klub-klub Liga 1. Hal itu perlu menjadi introspeksi untuk klub Liga 2 dan Liga 3 untuk terus berbenah agar jurang dengan tim Liga 1 tidak begitu lebar lagi.
Terus Ikuti Perkembangan Seputar Kratingdaeng Piala Indonesia dan Berita Olahraga Lainnya di FOOTBALL265.COM.