x

Romantisme Pemain Papua Bersama Semen Padang dan Persebaya Surabaya

Senin, 18 Maret 2019 13:35 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
Romantisme Pemain Papua Bersama Semen Padang dan Persebaya Surabaya

FOOTBALL265.COM - Papua merupakan salah satu gudangnya para pemain sepak bola berbakat yang berasal dari wilayah Indonesia timur. Nyatanya, ada dua klub Liga Indonesia yang memiliki romantisme tersendiri.

Setidaknya setiap tahun pasti selalu ada pemain kelahiran Papua yang bisa berkancah di kompetisi sepak bola nasional Liga Indonesia (Liga 1). Munculnya talenta berbakat Papua ini tak lepas dari andil Persipura.

Klub sepak bola yang bermarkas di Stadion Mandala ini selalu bisa menemukan mutiara yang terpendam di Papua. Sehingga Persipura Jayapura tak pernah kehabisan pemain berbakat setiap musimnya.

Baca Juga

Lihat saja musim ini, pemain muda Persipura Jayapura Todd Rivaldo Ferre dan Gunansar Mandowen mampu diorbitkan ke permukaan sepak bola nasional. Bahkan, keduanya mampu masuk ke Timnas Indonesia U-19.

Setidaknya, dua pemain ini akan menjadi tulang punggung Persipura Jayapura dan Timnas Indonesia di masa depan. Sekaligus bisa menggantikan kapten Boaz Solossa yang sudah dimakan usia saat ini.

Skuat Persipura Jayapura usai menjalani latihan di Stadion Mandala

Di sisi lain, para pemain Papua yang ikut berkompetisi di klub liga sepak bola nasional memiliki romantisme khusus. Sejauh ini ada dua tim yang sangat memanjakan para pemain Papua untuk berkembang.

Selain itu, para pemain Papua juga mampu mendongkrak performa tim di setiap pertandingan. Sehingga keberadaan mereka di lapangan dapat memberikan suntikan dan warna yang berbeda dalam meraih kemenangan.


1. Semen Padang

Logo Semen Padang

Kisah romantisme yang pertama ada pada klub sepak bola asal Tanah Minang, yakni Semen Padang. Klub berjuluk Kabau Sirah ini selalu menjadi tempat persinggahan yang nyaman bagi para pemain Papua dalam berkarier.

Kisah asmara Semen Padang dan pemain Papua ini sudah terjadi sejak dua dekade terakhir di kancah sepak bola nasional. Awal mulanya terjadi pada pertengahan 1990-an silam.

Kala itu,, secara mengejutkan, Semen Padang merekrut Alexander Pulalo dan Herman Pulalo, yang bisa dibilang bukan pemain bintang. Kendati begitu, Semen Padang memiliki keyakinan yang tinggi kepada dua pemain anyarnya ini.

Baca Juga

Terbukti, rasa percaya klub dapat dibayar dengan tuntas oleh dua Pulalo usai dipoles habis-habisan. Alexander Pulalo dan Herman Pulalo mampu membawa Semen Padang meraih gelar Bangabandu Cup, Bangladesh 1999 lalu.

Selain itu, mereka sukes tembus Timnas Indonesia. Puncaknya adalah saat Herman Pulalo berhasil mengantar Timnas Indonesia meraih medali emas di SEA Games 1997 silam sebagai bek kiri yang bergantian dengan Aji Santoso.

Mantan pemain Semen Padang dan Timnas Indonesia Elie Aiboy.

Setelah era mereka, muncul kembali gelandang apik Elie Aiboy dan bek kiri enerjik Erol Iba pada 2000-an. Dididik dengan keras oleh Semen Padang membuat Elie dan Erol juga sukses membawa Semen Padang meraih gelar juara Indonesia Premier League (2011/2012) dan Indonesia Community Shield (2013).

Lebih lanjut, era 2010-an ke sini, ada pula Vendry Mofu dan Titus Bonai yang singgah di Semen Padang. Keduanya juga membawa gelar kampiun Indonesia Premier League (2011/12) dan Indonesia Community Shield (2013) ke Tanah Minang.

Baca Juga

Baik Elie Aiboy, Erol Iba, Vendry Mofu, dan Titus Bonai juga pernah membela Timnas Indonesia.

Kendati demikian, ada juga sejumlah pemain Papua yang tak bersinar bersama Semen Padang, seperti Franky Suabey, Joshua Pahabol, Nerius Alom, hingga Stevie Bonsapia.

Sementara itu, ketika bermain di Liga 2 musim 2018 (degradasi dari Liga 1 2017), Semen Padang tak mencoret bakat Papua lainnya yang ada. Nama-nama seperti Elthon Maran (winger), Fridolin Yoku (gelandang), Jefri Kewoe (winger), dan Rendi Oscario (kiper) turut mengisi skuat Semen Padang.

Aksi pemain BFC, Dendy Sulistyawan (kiri) mencoba melewati hadangan pemain Semen Padang, Boas Atururi Padang pada laga perdana grup B Piala Presiden 2019 di stadion Patriot, Minggu (03/03/19).

Hanya Ananias Fingkreuw saja yang dilepas Semen Padang ketika mengarungi babak delapan besar Liga 2 2018. Namun, jasanya membawa Semen Padang kokoh di puncak klasemen wilayah barat tak terlupakan.

Kini, ketika kembali ke Liga 1 2019, Semen Padang membawa pulang Boas Atururi. Pemain 28 tahun ini mengaku serasa kembali ke rumah usai dipinang Kabau Sirah.

"Saya senang bisa kembali ke Semen Padang. Ketika ditawari bergabung, saya terima, karena tidak ada alasan bagi saya untuk menolaknya," tutur Boas pada pertengahan Februari lalu.


2. Persebaya Surabaya

Logo Persebaya Surabaya.

Usai Semen Padang terdegradasi dari ajang Liga 1 2017 (posisi 16), kini muncul Persebaya Surabaya. Klub berjuluk Green Force ini sukses meraih promosi usai menjuarai Liga 2 2017 lalu.

Persebaya Surbaya saat ini, tepatnya Liga 1 2018, juga tengah menjalin asmaranya dengan talenta-talenta asal Papua. Total ada lima pemain yang direkrut usai promosi dan tetap mempertahankan pesepak bola asal Papua lainnnya dari Liga 2 2017.

Kisah-kasih pemain Papua dirasakan Persebaya Surabaya saat bermain di Liga 2 2017 lalu. Saat itu, Persebaya mengontrak Samuel Reimas (kiper), Fandry Imbiri (bek), Nerius Alom (gelandang), dan Ricky Kayame (Striker).

Baca Juga

Keempat pemain ini memiliki magis yang sangat istimewa dalam perjalanan Persebaya Surabaya pada musim tersebut. Keempatnya juga mengisi pos-pos penting ketiga Persebaya berlaga.

Sebagai kiper, Samuel Reimas kerap bergantian mengawal gawang Persebaya dengan Miswar Saputra. Lalu, di lini belakang, Fandy Imbiri telah mematenkan posisi bek tengah dan berduet dengan bek lainnya.

Lerby Eliandry ditempel Fandry Imbiri.

Pos gelandang juga telah diamankan Nerius Alom kala itu. Sedangkan juru gedor Ricky Kayame, yang memiliki kecepatan mumpuni, berduet dengan Rishadi Fauzi dan kerap memberikan teror pada klub lain.

Keempat pemain Papua ini sukses membawa Persebaya Surabaya juara Liga 2 2017.

Selepas promosi Persebaya mengontrak pemain Papua lainnya, yakni Nelson Alom (gelandang), Izaac Wanggai (gelandang), Ruben Sanadi (bek kiri), Osvaldo Haay (winger), dan Ferinando Pahabol (striker).

Baca Juga

Kelima pemain ini kerap mengisi starting XI Persebaya saat melawan tim rival. Hal yang paling kelihatan jelas adalah Ruben Sanadi yang sukses mengunci posisi bek kiri sejauh Liga 1 2018 berlangsung.

Performa Osvaldo Haay saat ini pun sedang menanjak menjelang akhir musim dan pernah membuat hattrick. Sedangkan Nelson Alom tengah berkutat dengan cedera serta Pahabol dan Izaac yang masih berusaha menembus skuat utama.

Pemain Persebaya Surabaya Osvaldo Haay saat konfrensi pers.

Kendati begitu, kehadiran para pemain Papua di Persebaya saat ini membuat klub yang berdiri sejak 1927 itu finis di posisi lima klasemen akhir. Bagi klub promosi tentu saja bisa berprestasi usai promosi adalah pilihan yang tepat.

Ketika menjelang Liga 1 2019, Persebaya mempercayakan ban kapten menempel di lengan Ruben Sanadi usai memperpanjang kontrak. Ia mengaku nyaman berada di klub ini.

Baca Juga

"Nyamanlah yang membuat saya bersama keluarga yakin untuk tetap di Persebaya. Meski ada banyak tawaran dari klub lain dengan nominal yang lebih besar," beber Ruben pada akhir Desember 2018 lalu.

Setidaknya selepas Semen Padang degradasi tempat persinggahan dalam karier para pemain Papua tidak terputus. Sebab Persebaya menjadi wadah yang bagus untuk bermain di kasta tertinggi sepak bola nasional.

Kini baik Persebaya maupun Semen Padang akan bermain di kasta teratas sepak bola Indonesia. Bisa dibilang dua klub ini dapat menjadi tujuan untuk karier yang lebih gemilang ketika mengelana dari Papua.


3. Kunci Kembangkan Bakat Papua

Pesepakbola asli Papua yang kini bermain di Liga Thailand, Yanto Basna saat berfoto bersama para peserta turnamen Numbay Star Cup U-12

Lantas bagaimana Semen Padang dan Persebaya Surabaya bisa memanfaatkan talenta-talenta berbakat asal Papua menjadi senjata mematikan dalam mengarungi kompetisi sepak bola nasional di Indonesia?

Kemungkinan jawabannya begitu simpel dan sederhana. Kedua tim, baik Semen Padang dan Persebaya, menjunjung prinsip tentang profesionalitas yang tinggi dalam mengelola tim, termasuk pemainnya.

Kedua klub ini mampu menjunjung tinggi dalam menjaga hak-hak para pemain senyaman mungkin. Contohnya adalah ketika Semen Padang dengan sabar menyembuhkan penyakit asma dan paru-paru Elie Aiboy serta Persebaya yang berusaha membuat Nelson Alom keluar dari jerat cedera.

Baca Juga

Apalagi Semen Padang dan Persebaya Surabaya juga membuat suasana kekeluargaan dalam tim sehingga para pemain Papua ini merasa nyaman dan menganggap kota persinggahannya ini sebagai kampung halaman kedua bagi mereka.

Dengan begitu, sengeyel apapun pemain Papua dalam bersikap, tentu saja akan luluh terhadap klub yang telah memberikan kesempatan untuk mengembangkan bakat yang ada selama ini. Oleh karenanya, mereka akan berjuang dengan gigih dalam meraih kejayaan pada klub yang dibelanya.

Terus Ikuti Update Papua dan Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya Hanya di FOOTBALL265.COM.

Persebaya SurabayaBoaz SolossaSemen PadangPapuaRuben SanadiVendry MofuTitus BonaiAlexander PulaloIn Depth SportsRicky KayameElie AiboyOsvaldo HaayOsvaldo Ardiles HaayTodd Rivaldo FerreNelson AlomElthon MaranFandri ImbiriGunansar Mandowen