Analisis Everton vs Manchester United: Sebagus-bagusnya Setan Merah, Akhirnya Ngelawak Juga
FOOTBALL265.COM - Manchester United harus kembali menelan pil pahit kala bertandang ke markas Everton di lanjutan Liga Primer Inggris pekan ke-34, pada Minggu (21/04/19) malam WIB.
Bermain di Stadion Goodison Park, Manchester United takluk dengan skor telak 4-0. Masing-masing gol tuan rumah diciptakan oleh Richarlison, Gylfi Sigurdsson, Lucas Digne dan Theo Walcott.
Kekalahan ini membuat peluang Manchester United untuk tampil di Liga Champions musim depan menipis. Saat ini, United tertahan di peringkat keenam klasemen sementara dengan 64 poin dari 34 pertandingan.
Mereka gagal menggeser Arsenal dan Chelsea yang berada di peringkat keempat dan kelima, dengan koleksi poin sama yakni 66 angka. Lantas bagaimana dengan analisis dari jalannya pertandingan tersebut yang membuat United terbantai?
Manchester United Bermain Tanpa Gairah
Mendekati akhir musim, permainan Manchester United justru malah semakin kacau dan terlihat medioker baik di liga domestik maupun kancah Eropa.
Yang terbaru adalah kekalahan dari Everton dengan skro 4-0. Tanda-tanda Manchester United akan merasakan mala petaka di Goodison Park sudah terlihat sejak menit awal, saat mereka tertekan dengan inisiatif serangan Everton.
Lebih parahnya lagi, sepanjang babak pertama anak asuh Ole Gunnar Solskjaer terlihat tampil malas-malasan, tanpa gairah, minim kerja sama tim serta tempo permainan yang kacau.
"Saya tidak tahu, coba Anda tanyakan kepada mereka (pemain). Saya sudah melakukannya, tapi tidak akan saya kasih tahu jawabannya kepada Anda. Yang pasti, jika Anda ingin bermain di klub ini, maka harus jadi sosok yang lebih berarti," kata Solskjaer saat ditanya apakah para pemainnya peduli terhadap performa klub.
Alhasil, serangan mereka kurang efektif yang mengakibatkan tidak adanya shot on target untuk menguji ketangguhan kiper Jordan Pickford.
Upaya berbahaya Manchester United untuk mengancam gawang Pickford baru datang di babak kedua. Dari total 8 tembaka, hanya satu yang tepat sasaran yakni usaha dari Anthony Martial menit ke-86. Itu pun mudah ditangkap.
Sementara Everton tampil trengginas dengan melepaskan 15 tendangan ke gawang, 8 tepat sasaran, dan 50 persen di antaranya bersarang di gawang David De Gea.
Buruknya Kerja Sama Tim
Permasalahan lain Ole Gunnar Solskjaer di laga ini adalah buruknya kerja sama tim antara lini. Di lini tengah yang digawangi oleh Paul Pogba, tak mampu memberikan dampak positif untuk tim dalam membangun serangan.
Sebaliknya, pemain asal Prancis itu justru tampil buruk, karena sering salah umpan, ogah melakukan tekanan, serta tak niat membangun serangan.
Masalah serupa juga terjadi di lini belakang. Empat bek yang dipasang yakni Diogo Dalot, Phil Jones, Chris Smalling dan Victor Lindelof tidak saling melakukan cover untuk menutup peluang tembak lawan, serta kurangnya pressing.
Alhasil hasil, dua pemain Everton mampu mengekploitasi kelemahan tersebut, dengan bukti dua gol yang bersarang ke gawang De Gea dari luar kotak penalti yang dicetak oleh Sigurdsson dan Digne.
Pekerjaan Rumah Solskjaer
Ini merupakan kekalahan beruntun Manchester United pekan ini, setelah sebelumnya juga dibantai oleh Barcelona dengan skor 3-0 di leg kedua perempatfinal Liga Champions beberapa waktu lalu.
Rangkaian hasil buruk itu jelas tidak akan bisa ditolerir oleh para pendukung The Red Devils. Maka dari itu, Solskjaer diharapkan segera membenahi permasalahan tim, apalagi dua laga besar juga kembali menanti mereka.
Manchester United akan bertemu dengan Manchester City pada Kamis (25/04/19) dini hari WIB, dan Chelsea pada Minggu (28/04/19) malam WIB. Semuanya bertanding di Stadion Old Trafford.
Akhirnya Ngelawak Juga
Menariknya, penurunan grafik permainan Manchester United itu terjadi setelah sang manajer ditunjuk oleh klub menjadi pelatih permanen, dari status caretaker menggantikan Jose Mourinho.
Ketika Solskjaer masih menjadi pelatih interim, ia berhasil membawa mantan klubnya itu meraih 14 kemenangan, (11 diantaranya menang beruntun), dua kali imbang dan hanya tiga kali kalah, yang membuat pria Norwegia itu dipuja-puja.
Torehan tersebut juga membuat Solskjaer mencatatkan presentasi kemenangan cukup besar yakni sekitar 73,7 persen. Namun sayang, romantisme tersebut langsung berubah seketika sejak dirinya dipermanenkan.
Dan kini, Manchester United kembali jadi tim pesakitan seperti yang kerap terjadi di bawah pimpinan pelatih-pelatih sebelumnya sejak sepeninggalan Sir Alex Ferguson.
Selain itu, para pendukung United juga harus tahan malu, saat timnya kembali jadi bahan olok-olokan dunia maya dan pendukung rival.