Regulasi Membiarkan Persija Dicurangi 2 Kali Karena Hands Ball?
FOOTBALL265.COM – Klub ternama sepak bola Indonesia, Persija Jakarta dianggap mendapatkan kecurangan dari wasit di awal musim ini. Itu pun menjadi alasan mengapa Macan Kemayoran belum menorehkan kemenangan di kompetisi Liga 1 2019.
Kecurangan yang didapatkan Persija terjadi ketika mereka bertandang ke markas PSIS Semarang pada pekan kedua. Saat itu wasit membiarkan hands ball bek PSIS, M. Rio Saputra, di dalam kotak penalti.
Kemelut di area kotak penalti PSIS Semarang membuat bola sulit dikendalikan. Wallace Costa dan M. Rio terlihat hendak membuang bola jauh ke depan. Akan tetapi, bola yang ditanduk Wallace justru mengenai tangan kiri M. Rio.
Wasit Yudi Nurcahya yang dekat dengan terjadinya insiden tersebut pun hanya diam dan membiarkan pertandingan berjalan seperti biasa. Meski mendapatkan protes keras dari pemain Persija, namun sang wasit tetap tidak menggubrisnya.
Ini jelas merugikan Persija, karena seharusnya mereka mendapatkan hadiah penalti dan berpotensi terhindar dari kekalahan. Sekedar informasi, saat itu Persija tumbang 1-2 atas PSIS.
Persija kembali dianggap mendapatkan kecurangan saat menjalani pertandingan melawan Bali United. Lagi-lagi, wasit membiarkan hands ball Ricky Fajrin di dalam kotak penalti.
Insiden tersebut berawal dari Riko Simanjuntak yang mencoba untuk melancarkan umpan silang dari sisi kanan lapangan. Namun bola itu terkena tangan Ricky Fajrin, yang berada di area pertahanannya sendiri.
Namun, wasit ternyata memiliki pandangan lain dan tak menganggap hal itu sebagai alasan untuk menunjuk titik putih. Alhasil, Persija pun kembali tumbang 0-1 atas Bali United.
1. Regulasi Membiarkan Kecurangan yang Menimpa Persija?
PT Liga Indonesia Barus (LIB) memastikan tidak akan menggunakan aturan baru dari Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (International Football Association Board/IFAB) pada kompetisi Liga 1 2019.
Sebelumnya, IFAB telah meluncurkan lima peraturan baru salah satunya mengenai hands ball. Mereka meninjau lebih jauh soal pemain yang aktif atau pasif dalam melakukan hands ball. Terlebih hands ball itu berujung gol atau merugikan salah satu tim.
Jika menganut aturan baru IFAb tersebut, jelas jika insiden Ricky Fajrin dan M. Rio Saputra 100 persen hands ball. Namun petinggi PT LIB telah memastikan jika Liga 1 2019 tidak menerapkan aturan baru IFAB tersebut.
"Belum bisa kami terapkan pada tahun ini, karena pelan-pelan saja. Kami masih pakai peraturan yang lama karena kompetisi sudah semakin dekat. Klub-klub juga sudah tahu," ujarnya beberapa waktu lalu kepada pewarta.
Dengan begitu, kompetisi Liga 1 2019 masih menganut Laws of the Game FIFA yang aturannya masih belum mengalami perubahan. Jika melihat regulasi FIFA, maka situasi Ricky Fajrin dan M. Rio Saputra tidak dinyatakan hands ball.
Menurut Laws of the Games FIFA pasal 12 yang mengatur tentang pelanggaran, secara khusus soal hands ball, ada beberapa pertimbangan mengenai hal ini. Berikut poin-poinnya:
- Pergerakan tangan ke arah bola (bukan bola ke arah tangan).
- Jarak antara lawan dengan bola (bola datang tidak terduga).
- Posisi tangan tidak mutlak menunjukkan adanya pelanggaran.
- Menyentuh bola saat memegang benda apa pun di tangan (baju, pelindung lutut, dll) dikategorikan sebagai pelanggaran.
- Mengenai bola dengan cara melempar benda apa pun (sepatu, pelindung lutut, dll) dikategorikan sebagai pelanggaran.
Situasi ini juga pernah terjadi di Piala Dunia 2018 lalu, di mana Marcos Rojo tanpa sengaja membelokan bola kea rah tangannya. Meski saat itu, ia berada di dalam kotak penalti, namun wasit Cuneyt Cakir tidak menunjuk titik putih.
Karena tangan Marcos Rojo dinilai pasif, sehingga wasit tak memberikan hadiah penalti kepada Nigeria. Situasi ini juga sama dengan apa yang terjadi dengan Persija. Dapat disimpulkan jika tidak ada kecurangan di dua laga terakhir Persija (jika menganut aturan FIFA).