x

Wajah Baru PSM Makassar di Tangan Darije Kalezic, Tangguh di Segala Lini

Sabtu, 1 Juni 2019 22:15 WIB
Penulis: Wira Wahyu Utama | Editor: Indra Citra Sena
Pelatih PSM, Darije Kalezic dalam jumpa pers Piala Indonesia

FOOTBALL265.COM - Secara perlahan suporter PSM Makassar mulai bisa melupakan kepergian Robert Rene Alberts yang mendadak undur diri dengan alasan kesehatan. Kini, mereka tengah menikmati masa-masa indah dengan pelatih anyar, Darije Kalezic.

Berada di bawah bayang-bayang Robert sejak kedatangannya membuat sejumlah kalangan meragukan Kalezic. Pelatih berpaspor Bosnia-Herzegovina itu diprediksi akan kesulitan melanjutkan performa bagus PSM di tangan pelatih yang kini menukangi Persib Bandung. 

Baca Juga

Namun, Kalezic mampu membungkam segala penilaian miring itu dengan memberikan jawaban berkelas berupa kepastian lolos ke dua semifinal turnamen berbeda, yaitu Kratingdaeng Piala Indonesia dan Piala AFC zona ASEAN.

Bukan hanya mampu membawa PSM ke semifinal zona ASEAN Piala AFC 2019 dan Piala Indonesia. pelatih berusia 50 tahun ini juga mampu memberi warna tersendiri sebagai ciri khas Juku Eja yang dikenal spartan dan cepat, khususnya dalam skema serangan balik.

Lantas, apa saja perubahan yang dilakukan oleh Kalezic dalam skuat PSM? Berikut INDOSPORT merangkumnya.

1. Berani Bermain Terbuka

Perubahan pertama ini merupakan yang paling jelas, terutama ketika bermain tandang. Jika PSM era Robert Alberts cenderung bertahan dan menunggu serangan balik, Kalezic berani menyuruh pemainnya keluar menyerang tanpa harus menunggu peluang melakukan serangan balik.

Baca Juga

Selain itu, Kalezic juga tak segan bermain menyerang meski hanya memainkan susunan lapis kedua, seperti saat menghadapi Persipura Jayapura dan PSIS Semarang di Piala Presiden 2019 serta membantai Lao Toyota FC 3-0 di Piala AFC 2019.

Dari 18 pertandingan PSM tahun ini, Wiljan Pluim cs. menghasilkan 41 gol. Juku Eja rata-rata mencetak minimal dua gol setiap partai di semua ajang.


1. 2. Menyerang Sekaligus Bertahan

Pelatih PSM Makassar, Darije Kalezic.

Kalezic datang ke PSM membawa gaya permainan sepak bola modern ciri khas klub Eropa, salah satunya menerapkan garis pertahanan hingga sepertiga lapangan. Meski awalnya belum berjalan maksimal, perlahan tapi pasti efektivitas taktik ini mulai terlihat di Liga 1 2019.

Garis pertahanan yang maju ke depan membuat jarak antarpemain PSM semakin dekat sehingga memudahkan tim melakukan transisi positif (bertahan ke menyerang) maupun sebaliknya (menyerang ke bertahan). 

Baca Juga

"Pertahanan yang baik itu dimulai dari para striker. Jadi tidak boleh menilai dan hanya menyudutkan pemain bertahan saja," kata Kalezic beberapa waktu lalu saat lini pertahanannya dikritik.

Selain itu, dengan garis pertahanan yang hampir mencapai setengah lapangan memudahkan PSM melakukan tekanan ke daerah pertahanan lawan sehingga mereka bisa leluasa menguasai bola.

3. Pressing 

Perubahan ketiga adalah determinasi pemain PSM dalam menekan pemain lawan juga sangat meningkat. Hal ini juga dipengaruhi dengan garis pertahanan tinggi yang diterapkan Kalezic.

Salah satu korbannya adalah Tira-Persikabo. Pelatih lawan, Rahmad Darmawan, mengakui kuatnya tekanan PSM sehingga anak asuhnya gagal mengembangkan permainan di atas lapangan.

"Kami mengawali pertandingan hari ini dengan ragu-ragu dan jarak antarlini jauh sehingga distribusi bola tidak bisa mengalir dengan baik. PSM memanfaatkannya dengan pressing di setengah lapangan dan sepertiga daerah kami," ungkap RD, sapaan akrabnya.

Baca Juga

4. Kaya Akan Taktik

Selain itu, Kalezic juga dikenal memiliki segudang taktik yang bisa membuat PSM terus bersaing di papan atas Shopee Liga 1 2019. Hal itu juga dibenarkan oleh gelandang Wiljan Pluim beberapaa waktu lalu.

"Kita semua tahu bahwa secara taktik Kalezic sangat kuat," ujar Willy, sapaan akrab pemain berkebangsaan Belanda yang sudah tiga musim memperkuat PSM sejak 2016.

Rahmad DarmawanPSM MakassarRobert Rene AlbertsWillem Jan PluimDarije KalezicBola IndonesiaShopee Liga 1

Berita Terkini