Transfer Gila-gilaan Real Madrid, Membangun Los Galacticos Jilid III
FOOTBALL265.COM - Real Madrid akhirnya resmi mendatangkan gelandang serang Chelsea, Eden Hazard, pada musim panas ini. Bintang Timnas Belgia itu merapat ke Bernabeu dengan biaya transfer sampai 100 juta euro (senilai Rp1,6 triliun).
Bisa dibilang, ini adalah harapan yang jadi nyata bagi Madrid. Maklum, sudah dua tahun El Real dikabarkan kepincut dengan gelandang andalan The Blues tersebut.
Mendatangkan pemain selevel Hazard ke Bernabeu mungkin hal biasa bagi tim sekelas Madrid. Namun, jika kita perhatikan seksama, sejatinya ada sebuah desain besar yang tengah ingin diwujudkan Madrid dengan Hazard sebagai pusatnya.
Desain tersebut tak lain tak bukan adalah Los Galacticos Jilid III. Ya, Florentino Perez kembali siap menggelontorkan ratusan juta euro demi mengumpulkan bintang-bintang dunia.
Jika kita flashback ke hampir dua dekade lalu, Real Madrid pernah dijuluki sebagai tim dari luar galaksi (Los Galacticos).
Alasannya, tim ibu kota Spanyol itu sukses mengumpulkan pemain-pemain terbaik dunia saat itu seperti David Beckham, Zinedine Zidane, Roberto Carlos, Ronaldo, Luis Figo, dan Raul Gonzales ke dalam satu tim.
Julukkan Los Galacticos pun berlanjut ke jilid II. Beberapa tahun setelahnya, Real Madrid kembali memiliki skuat bertabur bintang yang berpusat pada megabintang dunia, Cristiano Ronaldo.
Ronaldo yang didatangkan dari Man United sukses melampaui bintang-bintang Madrid terdahulu dengan rekor-rekor gol gila dan kontribusinya dalam memberikan banyak trofi untuk El Real, termasuk tiga gelar Liga Champions beruntun.
Ronaldo bersama Luka Modric, Karim Benzema, Sergio Ramos, Raphael Varane, Marcelo, James Rodriguez, hingga Toni Kroos adalah orang-orang terbaik di posisinya.
Real Madrid Kehabisan Bensin
Namun, namanya sebuah era, pasti ada akhirnya. Begitu juga dengan Los Galacticos.
Los Galacticos Jilid II bisa dibilang berakhir dengan kepergian Cristiano Ronaldo ke Juventus pada awal musim 2018/2019 lalu.
Selepas itu, Real Madrid yang sangat ditakuti dan menjadi tim terbaik dunia tampil memalukan.
Ya, kata memalukan cukup tepat karena mereka harus menderita 12 kekalahan di LaLiga. Itu adalah jumlah terburuk dalam 45 tahun El Real di LaLiga.
Mereka finis di posisi tiga dengan hanya 68 poin. Di Liga Champions pun begitu. Setelah menjuarai trofi itu tiga musim beruntun, mereka akhirnya harus rela gagal di babak perempatfinal oleh tim kejutan Ajax.
Sebetulnya tak hanya Ronaldo yang jadi faktor berpengaruh. Kepergian sang pelatih, Zinedine Zidane, juga berkontribusi terhadap kestabilan Real Madrid.
Real Madrid yang sejatinya masih memiliki sisa bintang-bintang ternama pun ternyata masih belum cukup mampu bersaing dengan klub-klub besar Eropa lainnya.
1. Florentino Perez dan Mimpi Los Galacticos Jilid III
Florentino Perez merupakan sosok yang paling bertanggung jawab terhadap Los Galacticos yang berjilid-jilid ini.
Presiden Real Madrid itu telah memulai mimpinya sejak terpilih menjadi presiden Real Madrid ke-15 pada tahun 2000 silam.
Ingin melebihi capaian pendahulunya, Perez ingin membangun Real madrid yang ditakuti. Berawal dari pembajakan Luis Figo, jilid Los Galacticos pun dimulai.
Perez sempat lengser dari kursi jabatan presiden pada 2006. Di tahun ini pula sejumlah bintang besar Madrid pada angkatan Los Galacticos pertama hengkang.
Namun, ia kembali terpilih pada 2009 dan langsung mendatangkan Cristiano Ronaldo untuk membangun Los Galacticos jilid ke-II.
Setelah kepergian Ronaldo, kini tanda-tanda munculnya Los Galacticos Jilid ke-III di bawah era Florentino Perez pun muncul.
Sampai Juni 2019 ini, Real Madrid sudah belanja pemain sampai 250 juta euro (Rp4 triliun)! Pemain yang paling mahal tentu saja adalah Eden Hazard dengan 100 juta euro (Rp1,6 triliun).
Sisanya ada Luka Jovic (Eintracht Frankfurt) yang dibeli 60 juta euro (Rp967 miliar). Lalu ada Eder Militao dari FC Porto yang dibayar 50 juta euro (Rp806 miliar).
Kemudian ada rekan Eder di Brasil, Rodrygo Goes. yang sudah dihargai 45 juta euro (Rp725 miliar) walau masih berusia 18 tahun.
Terlepas dari industri sepak bola yang terus berkembang, belanja Real Madrid pada musim panas 2019 ini jauh lebih besar dari saat mereka membangun Los Galacticos Jilid I yang meliputi pembelian Zidane, Beckham, Ronaldo, Figo, Michael Owen, dan Ruud van Nistelrooy. Itu pun dilakukan dalam beberapa musim.
Begitu juga dengan Los Galacticos Jilid II yang dimulai pada 2009 semenjak Perez kembali naik menjabat menjadi presiden.
Dengan hanya menghitung bintang-bintang besar, sepanjang 2009-2014, Perez menghabiskan 479 juta euro dalam pembelian Kaka, Cristiano Ronaldo, Xabi Alonso, Benzema, Mesut Ozil, Angel Di Maria, Luka Modric, Gareth Bale, Toni Kroos dan James Rodriguez.
Angka 250 juta euro yang dikeluarkan di musim panas ini saja sudah lebih dari setengah pengeluaran belanja pemain bintang Madrid selama lima musim (2009-2014).
Patut dicatat, angka 250 juta euro itu baru untuk empat pemain dan sangat mungkin bertambah seiring waktu bursa transfer yang masih lama. Nama-nama seperti Pogba dan Kylian Mbappe pun masih dikait-kaitkan dengan Madrid.
Dengan fakta ini, maka sangat aman jika kita berasumsi bahwa apa yang tengah dilakukan Perez tahun ini tak lain tak bukan adalah untuk membangun Los Galacticos jilid III yang siap menaklukkan Eropa serta dunia.
Keuangan Real Madrid yang Sehat
Begitu mudahnya Real Madrid dalam membelanjakan pemain tak lepas dari keuangan mereka yang sangat sehat. Walau sering keluar uang banyak, mereka tidak pernah terjerat sanksi Financial Fair Play.
Real Madrid selalu mencatat keuntungan dalam tiga musim terakhir ini. Keberhasilan Madrid di sektor finansial salah satunya dikarenakan kesuksean mereka menjuarai Liga Champions 2017/18 lalu.
Pada akhir 2017/18 lalu Real Madrid memecahkan rekor pemasukan terbesar dalam beberapa waktu tahun terakhir, yakni 750,9 juta euro atau sekitar Rp13 Triliun. Jumlah ini lebih tinggi 11,3% dibanding musim 2016/17.
Dikutip dari Marca, jumlah tersebut belum termasuk hasil dari penjualan pemain selama musim 2017/18. Dengan penghasilan sebanyak itu, El Real mencatat pendapatan terbanyak sejak tahun 2000.
Pemasukan ini tentunya belum dipotong pengeluaran dan pajak. Setelah dipotong pengeluaran dan pajak, pada tutup buku musim 2017/18, mereka dapat 31,2 juta euro. Ini pun belum termasuk hasil pemasukan penjualan pemain.
Maka tak heran jika El Real dapat terus membelanjakan uang banyak tanpa perlu khawatir terkena sanksi Financial Fair Play.