Ada Apa dengan Persija? Juara Bertahan yang Mandul Menang di 4 Laga Beruntun Liga 1 2019
FOOTBALL265.COM - Persija Jakarta kembali mendapat hasil kurang maksimal di laga keempat Liga 1 2019. Tim Macan Kemayoran ditahan imbang 0-0 oleh tuan rumah Persela di Stadion Surajaya, Sabtu (23/06/19).
Hasil ini memperpanjang catatan tanpa kemenangan Persija di Liga 1 2019. Ya, dari empat laga awal, Marko Simic dkk hanya meraih dua imbang dan dua kekalahan.
Persija pun terjerembab di posisi 14 klasemen sementara dengan dua poin berselisih 10 angka dari Bali United di peringkat pertama.
Hasil ini terbilang memilukan lantaran Persija berstatus juara bertahan. Apalagi, para pemain pilar musim lalu masih bertahan. Ada apa dengan Persija?
Pergantian Pelatih
Sejumlah pilar yang membawa Persija juara tahun lalu masih dipertahankan seperti Marko Simic, Riko Simanjuntak, Sandi Sute, Rohit Chand, Maman Abdurahman, Andritany, dll.
Hanya saja, Persija mengalami perubahan di kursi kepelatihan. Teco memutuskan hengkang dari Persija untuk menangani Bali United.
Ivan Kolev pun masuk menggantikan Teco. Namun, ketika memulai kompetisi Liga 1 2019, Persija juga belum tampil meyakinkan. Dalam tiga pertandingan awal, Persija tak mampu menorehkan kemenangan.
Macan Kemayoran bermain imbang 1-1 dengan Barito Putera. Sedangkan dua laga sisanya, Ismed Sofyan dan kawan-kawan harus menelan kekalahan atas PSIS Semarang (1-2) dan Bali United (0-1).
Kemampuan lini belakang serta tengah Persija Jakarta dalam mengantisipasi serangan lawan tergolong lemah. Buktinya, dalam tiga laga Liga 1 2019, Persija Jakarta total sudah kebobolan empat gol.
Parahnya, ketika lini belakang rapuh, pemain depan juga tak bisa mencetak gol lebih banyak. Persija Jakarta hanya bisa membukukan dua gol dari tiga laga Liga 1 2019 yang telah dijalani. Kondisi ini memaksa Ivan Kolev untuk mengundurkan diri dari kursi kepelatihan.
Persija kembali kedatangan pelatih anyar bernama Julio Banuelos. Namun di laga melawan Persela, Julio masih tak mampu memberikan kemenangan bagi Persija.
Lini depan Persija tak lebih baik dari saat dibesut Kolev. Lini tengah bahkan sering kehilangan bola. Telatnya memasukkan Fitra Ridwan pun patut dipertanyakan. Jika Andritany tidak tampil baik, bisa saja Persija pulang tanpa membawa poin.
Mepetnya waktu persiapan dan adaptasi menjadi alasan Julio Banuelos terhadap hasil kurang maksimal ini.
"Bagi kami Persija, kami merasa ada rasa senang dan kecewa karena kami sangat ingin mendapatkan hasil kemenangan. Tapi kami sadari ini laga sulit di mana kedua tim tampil menyerang, tapi ini sepak bola kami puas dapat nilai satu, di mana tim baru dua minggu latihan dan saya senang dengan kerja keras pemain," ujarnya.
Mental Juara Lenyap
Persija awal musim ini seperti kehilangan mental juara. Macan Kemayoran tak mencerminkan tim yang meraih double winner musim lalu.
Di Piala AFC mereka gagal total. Begitu juga di Piala Presiden saat terhenti di perempatfinal.
Kegagalan di Piala AFC mungkin bisa dimaklumi karena persaingan yang ketat. Sementara Piala Presiden hanyalah ajang pramusim.
Namun, ketika tren buruk ini berlanjut ke Liga 1, Persija dan suporter pun jadi khawatir dan prihatin.
Jakmania tentu ingat betul bagaimana frustasinya Marko Simic di depan gawang Persela Lamongan semalam. Simic yang biasanya gacor, seperti kehilangan sentuhan.
Begitu juga dengan Riko. Di babak kedua ia sering sekali kehilangan bola. Padahal beberapa kali momen serangan Persija dibangun dari dirinya.
Seperti demam panggung, mental juara Persija lenyap begitu saja. Ini adalah tugas berat bagi pelatih Julio Banuelos agar dapat mengembalikan apa yang hilang dari musim lalu.
Strategi yang Terbaca
Walau telah mendatangkan dua pelatih musim ini, namun tak ada perubahan berarti pada formasi Persija. Persija masih mainkan pakem permainan musim lalu dengan 4-3-3 dan mengandalkan trisula Riko - Simic - Novri.
Perubahan paling signifikan terjadi pada lini belakang di mana Rezaldi masih absen dan masuknya Steven Paullie menggantikan Jaimerson Xavier.
Taktik ini sendiri sepertinya sudah mulai terbaca oleh para pesaing. Lawan Persija mulai memperkuat lini sayap pertahanan dan menumpuk pemain di kotak penalti. Kondisi ini menyulitkan gaya menyerang Persija yang kerap menusuk dari sisi sayap.
Pelatih pun harus mempersiapkan rencana B dan mencoba formasi alternatif agar ketergantungan lini sayap lenyap. Keberadaan Bruno Matos bisa jadi nilai tambah. Matos bisa jadi sosok sentral jika Persija ingin membangun serangan dari lini tengah.