x

Deretan Rivalitas Panas Klub-klub Indonesia yang Disebabkan Perseteruan Antar Suporter

Kamis, 8 Agustus 2019 13:24 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Ivan Reinhard Manurung
Rivalitas panas sepak bola Indonesia yang disebabkan perseteruan antar suporter.

INDOSPORT. COM - Rivalitas antara klub-klub sepak bola Indonesia terkadang bermula dari cara yang tak biasa. Bukan soal prestasi di lapangan, melainkan timbul akibat perseteruan antar suporter.

Sudah menjadi rahasia umum kalau sepak bola dan rivalitas menjadi dua hal yang tak bisa saling dipisahkan. Berkat adanya rivalitas, sebuah pertandingan sepak bola bisa menjadi lebih seru untuk dinikmati.

Namun, terkadang rivalitas dalam sepak bola bukan tercipta karena faktor-faktor yang berkaitan dengan arena lapangan hijau. Ada pula kisah di luar lapangan yang justru menjadi titik mula timbulnya rivalitas antara dua tim.

Baca Juga

Misalnya di kancah sepak bola Spanyol, ada rivalitas panas antara Barcelona dan Real Madrid yang muncul karena faktor sejarah. Kebengisan Jendral Franco, sang penguasa kota Madrid pada era 1930an, membuat Barcelona melakukan pergerakan oposisi.

Barcelona melancarkan sejumlah aksi untuk menunjukkan identitas serta reputasi Catalan. Maklum saja, kala itu pemerintahan di Spanyol cenderung tersentralisasi di Madrid saja.

Namun, seluruh kegiatan perlawanan Barcelona coba dipatahkan oleh Jendral Franco. Puncaknya ketika Jendral Franco menyuruh para pegawainya membunuh Presiden Barcelona, Josep Sunyol.

Kisah sepak bola Spanyol, berbeda dengan yang dialami di Indonesia. Rivalitas antar klub sepak bola Indonesia banyak tercipta akibat perseteruan antar suporter.

Sudah ada beberapa rivalitas panas yang reputasinya kini begitu terkenal di kalangan pecinta sepak bola nasional. Siapa saja dan bagaimana kisah rivalitas tersebut bisa terjadi?


Persija Jakarta vs Persib Bandung

Para pemain Persija Jakarta vs Persib Bandung bersalaman sebelum kick off.

Rivalitas paling panas di kancah sepak bola Indonesia bisa dibilang ada pada Persija Jakarta vs Persib Bandung. Bahkan, rivalitas keduanya sampai bisa membuat heboh masyarakat seantero Indonesia.

Lihat saja kisah yang terjadi di gelaran Liga 1 2018 lalu. Pada 23 September 2018, Persib Bandung menjamu Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

Pertandingan di dalam arena stadion berjalan lancar. Persib Bandung menang 3-2 atas Persija Jakarta, dan di akhir laga para pemain kedua tim saling berjabat tangan.

Namun, kisah memilukan terjadi sebelum laga dimulai. Sejumlah oknum Bobotoh melakukan pengeroyokan kepada seorang The Jakmania, Haringga Sirla, hingga si korban meninggal dunia di sekitar area Stadion GBLA.

Kejadian ini lantas menjadi sorotan banyak media kala itu. Gerakan damai antar suporter langsung bermunculan di mana-mana.

Jika ditarik ke belakang, rivalitas antara Persija Jakarta dan Persib Bandung sebenarnya bermula dari perselisihan antar suporter kedua tim. Hal itu pun juga diamini oleh Ketua The Jakmania, Ferry Indrasjarief.

"Sebetulnya rivalitas ini terbentuk bukan karena prestasi, tetapi karena perselisihan antar suporter. Makanya, akhirnya muncul kata rivalitas," ujar Ferry kepada wartawan saat konferensi pers di Kantor Persija, di Rasuna Office Park, Kuningan, Jakarta, Senin (08/07/19).


1. Persebaya Surabaya vs Arema FC

Feri Pahabol saat berduel dengan pemain lawan.

Bila berbicara soal rivalitas panas sepak bola Indonesia, kurang lengkap bila tak membahas Persebaya Surabaya vs Arema Malang. Rivalitas keduanya begitu panas sebagai dua tim Jawa Timur, dan tak jarang memakan korban jiwa.

Lihat saja kisah di tahun 2015, tepatnya jelang laga Piala Jenderal Sudirman Arema Malang vs Persebaya Surabaya. Dua orang Aremania tewas akibat diserang oleh sejumlah oknum Bonek di daerah Sragen.

Kalau diterka ke belakang, awal mula rivalitas antara Persebaya dan Arema ini kabarnya akibat sebuah tawuran antar suporter. Pada 23 Januari 1990, terjadi sebuah tawuran hebat antara Bonek dan Aremania di Tambaksari, Surabaya.

Baca Juga

Kala itu, Bonek dan Aremania mendatangi sebuah konser Kantata Takwa di Tambaksari. Namun, setelah konser berlangsung selama 30 menit, Bonek dibuat geram oleh sikap Aremania.

Bonek kesal Aremania malah menguasai area depan panggung dan bersorak "Arema!", padahal konsernya digelar di Surabaya. Tawuran pun pecah, dan sejak itulah rivalitas Persebaya vs Arema tercipta.


PSS Sleman vs PSIM Yogyakarta

Slamet Budiyono saat masih berseragam PSS Sleman melawan PSIM Yogyakarta dalam laga Liga 2 musim lalu

Membahas rivalitas panas sepak bola Indonesia, jangan lupa sertakan nama dari dua tim, PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta. Keduanya sudah cukup lama terkenal memiliki rivalitas panas dan kerap menimbulkan kericuhan.

Pada 12 Febuari 2010 lalu misalnya, PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman bertemu dalam laga lanjutan Divisi Utama Indonesia. Laga yang dilangsungkan di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, dihadiri oleh kedua kelompok suporter tim, Brajamusti (PSIM) dan Slemania (PSS).

Namun, jalannya laga harus dihentikan pada menit ke-63. Kedua kelompok suporter terlibat bentrok yang sudah tak dapat dikendalikan.

Kalau mau ditarik ke belakang, sebenarnya rivalitas PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta awalnya muncul karena gengsi antara kedua kelompok suporter. Seperti yang tertera pada laporan ilmiah skripsi milik mahasiswa Universitas Negeri Yogykarta, Febriana Muryanto, pada tahun 2011.

Baca Juga

Berdasarkan hasil temuan Febriana, dijelaskan kalau Brajamusti merasa cemburu dengan prestasi yang diraih oleh PSS. Padahal, PSS lahir jauh setelah hadir di kancah sepak bola Indonesia PSIM.

"DIY dulu hanya ada PSIM, dan PSS merupakan adik dari PSIM karena PSIM lebih dulu lahir. Setelah PSS lahir, ternyata prestasi PSS lebih baik dan akhirnya mulai ada konflik diantara mereka," bunyi hasil wawancara di dalam skripsi Febriana.

Persebaya SurabayaPersib BandungPersija JakartaThe JakmaniaPSIM YogyakartaPSS SlemanBobotohLiga IndonesiaBola Indonesia

Berita Terkini