Penyelamatan Kiper Liverpool Melanggar Aturan FIFA? Begini Penjelasannya
FOOTBALL265.COM – Penjaga gawang kedua Liverpool, Adrian baru saja keluar sebagai pahlawan setelah berhasil melakukan penyalamatan di babak adu penalti melawan Chelsea dalam ajang Piala Super Eropa 2019, Kamis (15/08/19) dini hari WIB.
Mantan penjaga gawang West Ham United tersebut sangat berperan penting dalam membantu Liverpool menjuarai Piala Super Eropa 2019. Ia mampu menggagalkan usaha Tammy Abraham sebagai penendang terakhir di babak adu penalti.
Alhasil, Liverpool berhasil mengalahkan Chelsea lewat drama adu penalti dengan skor 5-4. Sekedar informasi, kedua tim Liga Primer Inggris tersebut hanya bermain imbang 1-1 di 90 menit waktu normal.
Hasil ini pun membuat Liverpool membawa pulang trofi Piala Super Eropa keempat setelah sebelumnnya meraih kemenangan pada tahun 1977, 2001, dan 2015.
Publik Anfield pun nyatanya harus berterima kasih banyak kepada Adrian, yang sukses menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Dirinya mampu menjadi pengganti Alisson Becker yang cukup baik, tak seperti kiper pelapis yang dimiliki Liverpool musim lalu.
Meski begitu, nyatanya banyak yang menilai bahwa penyalamatan krusial yang dilakukan Adrian saat menggagalkan usaha Tammy Abraham, melanggar aturan FIFA. Karena Adrian sendiri bergerak maju sebelum Tammy menendang bola.
Menurut aturan FIFA pasal 14 tentang penalti, “Kiper yang bertahan harus tetap di garis gawang, menghadap ke arah penendang, antara tiang gawang sampai bola telah ditendang.”
Apabila penjaga gawang melanggarnya, maka wasit berhak mengambil keputusan untuk mengulang tendangan penalti tersebut. Tapi hal itu tidak dilakukan oleh wasit wanita yang memimpin laga Liverpool vs Chelsea, yakni Stephanie Frappart.
Beberapa pihak, termasuk pendukung Chelsea, nampaknya agak sedikit kecewa melihat tayangan ulang yang memperlihatkan kaki Adrian yang melangkah maju dari garis gawangnya. Sebagian dari mereka mempertanyakan peran VAR dalam insiden ini.
Karena memang seharusnya wasit menggunakan VAR untuk meninjau lebih jauh tentang sah atau tidaknya sebuah gol, apalagi di laga krusial seperti Piala Super Eropa. Karena ini jelas merugikan salah satu pihak.
1. Momen Serupa di Laga Euro 2016
Sebelumnya, situasi yang dilakukan oleh Adrian pada laga Piala Super Eropa antara Liverpool vs Chelsea juga pernah terjadi pada Pertandingan Euro 2016 lalu. Itu terjadi ketika Kroasia bertemu dengan Spanyol di penyisihan Grup D.
Saat itu, kiper Kroasia Danijel Subasic juga bergerak maju sebelum Sergio Ramos menendang bola saat eksekusi penalti. Ia berhasil menghentikan sepakan Sergio Ramos dari titik putih, namun dengan cara bergerak maju meninggalkan garis gawang.
Legenda wasit sekaligus Kepala Wasit UEFA, Pierluigi Collina, mengatakan apabila kiper melanggar aturan tersebut harus menerima kartu kuning dan tendangan penalti harus diulang.
“Kiper bergerak maju. Kejadian tersebut tidak terlihat oleh tim wasit. Itu sebuah kesalahan. Wasit seharusnya memperhatikan bahwa tendangan penalti dijalankan dengan benar. Penalti harus diulang dan setiap kali kiper melanggar, dia harus diperingatkan,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Sayangnya, tidak ada tindak lanjut yang dilakukan oleh pihak wasit dan UEFA atas insiden kontreversi yang dilakukan Subasic. Spanyol akhirnya cukup dirugikan hingga akhirnya tumbang 1-2 atas Kroasia.
Seharusnya kalimat ini kembali diungkapkan lagi setelah laga Liverpool vs Chelsea di ajang penting sekaliber Piala Super Eropa 2019 berakhir. namun, UEFA kemungkinan besar tidak akan melakukan pertandingan ulang, meski netizen menganggap kemenangan Liverpool tidak sah.