Ketika Marco Giampaolo Menggali Kuburannya Sendiri di AC Milan
FOOTBALL265.COM - Kekalahan terbaru yang diderita AC Milan dalam laga Derby della Madonnina melawan Inter, Minggu (22/09/19), akhirnya berbuntut panjang.
Sportitalia melaporkan AC Milan langsung menggelar pertemuan antara Marco Giampaolo dan jajaran direktur klub termasuk Paolo Maldini, Zvonimir Boban, dan Frederic Massara.
Namun, pertemuan tersebut tidak membahas soal pemecatan Giampaolo. Hanya saja. dilansir dari Sportmediaset, AC Milan tetap memberikan ultimatum untuknya.
Eks allenatore Empoli itu dikabarkan harus bisa membawa AC Milan meraih hasil bagus dalam tiga pertandingan ke depan.
Marco Giampaolo memang menjadi pergunjingan di kalangan fans AC Milan. Digadang-gadang membawa Milan ke arah lebih baik, Giampaolo justru membuat sejumlah masalah.
Dalam empat pertandingan pertama musim ini, AC Milan hanya sanggup meraup enam poin dari maksimal 12. Rossoneri meraih dua kemenangan dan dua kalah.
Hal yang lebih merisaukan fans dan bahkan manajemen adalah permainan Milan yang masih jauh dari meyakinkan ketika dibesut Giampaolo.
Dua kemenangan yang diraih Milan hanya datang dari tim promosi, Verona dan Bresica. Itu pun dengan skor tipis, 1-0. Bahkan, melawan 10 orang pemain Verona dari babak pertama, Milan cuma bisa cetak gol lewat titik putih.
Dosa-dosa Giampaolo
Selain penampilan yang jauh dari menghibur, Giampaolo faktanya juga dikritik dalam pemilihan pemain.
Marco Giampaolo dinilai telah 'berdusta' karena enggan memaksimalkan pemain-pemain baru Milan. Sebagian besar pemain baru Milan belum mendapatkan kesempatan bermain.
Sebanyak enam pemain baru AC Milan total baru merasakan 273 menit bermain dari kemungkinan maksimal 2.160 menit dalam 4 laga.
Misalnya saja Ismael Bennacer yang urung diturunkan di laga melawan Inter. Alih-alih memainkan Bennacer, Giampaolo tetap pada keyakinan menurunkan pemain peninggalan era Gattuso, Lucas Biglia.
Padahal Lucas Biglia gagal tampil maksimal. Giampaolo berdalih pemilihan Biglia karena pengalaman sang pemain dalam mencerna taktik.
Namun faktanya, Milan tetap kalah dari Inter dan Biglia tak memberikan dampak signifikan. Dengan ini, Bennacer yang jadi tumpuan Aljazair menjuarai Piala Afrika 2019 telah dua kali beruntun absen di Serie A.
Ketajaman lini depan Milan di bawah Giampaolo pun masih dipertanyakan. Memiliki tiga striker (Piatek, Leao, dan Rebic), Milan baru mencetak dua gol.
Hal ini tak mengherankan mengingat dalam pemilihan komposisi pemain pun Marco Giampaolo terkesan belum siap.
Menjalani pramusim dengan formasi 4-3-1-2, Giampaolo justru bergonta-ganti formasi hanya dalam kurun waktu empat pertandingan awal liga.
Setelah menurunkan formasi 4-3-1-2 dan kalah dari Udinese, Giampaolo menurunkan formasi 4-3-3 di pekan kedua yang disusul dengan formasi 4-3-2-1 di pekan berikutnya sampai kembali lagi ke 4-3-1-2 saat melawan Inter.
Hal ini tentu mengecewakan. Pasalnya, strategi belanja pemain Milan di musim panas lalu adalah berkaca pada formasi 4-3-1-2 yang selama ini identik dengan Giampaolo.
Keyakinan Giampaolo untuk menempatkan Suso dalam formasi-formasinya pun masih dipertanyakan. Di bawah Giampaolo, Suso bermain sebagai seorang trequartista (4-3-1-2) dan juga striker kanan. Dua peran ini sama-sama gagal dilakoni dengan maksimal.
3 Laga Penentuan
Jika ultimatum untuk Giampalo benar adanya, maka tiga laga Milan berikutnya sangat krusial.
Berturut-turut I Rossoneri akan menghadapi tuan rumah Torino (25/09/19), menjamu Fiorentina (29/09/19), dan tandang ke markas Genoa (06/10/19).
Nama mantan pelatih Inter Milan dan AS Roma, Luciano Spalletti, sudah disebut-sebut menjadi kandidat utama pengganti Marco Giampaolo di AC Milan.
Masuk akal memang. Selepas meninggalkan Inter Milan, Spalletti saat ini menjadi pelatih papan atas pengangguran di Italia.