Pantaskah Luis Milla Disebut Sebagai Pelatih Gagal Timnas Indonesia?
INDOSPORT. COM - Luis Milla belakangan mendapat sebutan sebagai pelatih gagal Timnas Indonesia. Pantaskah cap gagal melekat pada juru taktik asal Spanyol tersebut?
Penilaian tentang Luis Milla tadi, diberikan langsung oleh Calon Ketua Umum PSSI periode 2019-2023, Sarman El Hakim. Pada sebuah kesempatan Diskusi Sepak Bola 'Mencari Ketua PSSI Ideal' di Wisma Kemenpora, Rabu (30/10/19) kemarin, Sarman mengomentari isu Luis Milla yang dikaitkan akan menangani Timnas Indonesia untuk Piala Dunia U-20 2021.
Sarman nampak tidak setuju dengan isu yang berkembang. Lebih jauh, Sarman bahkan dengan lantang menyebut Luis Milla sebagai pelatih gagal Timnas Indonesia.
"Saya tidak setuju pelatihnya asing, harus nasionalis untuk usia muda. Pelatih lokal juga bisa dibuktikan, Indra Sjafri pernah membuktikan dan bisa kalahkan Korea Selatan jadi kita cuma butuh yang cinta Tanah Air," kata Sarman.
"Kalau kita lanjutkan program pelatih asing itu yang salah. Saya tidak mengerti kenapa pada mau Luis Milla, dia itu kan pelatih gagal di SEA Games kenapa diharapkan balik, kalo dia datang itu permainan makelar," imbuhnya.
Terkesan kontroversial memang ucapan Sarman soal kiprah Luis Milla. Maklum saja, belakangan banyak pecinta sepak bola Tanah Air yang begitu merindukan Luis Milla melatih Timnas Indonesia lagi.
Lalu, apakah pantas bila Sarman memberikan cap gagal kepada kiprah Luis Milla selama membesut Timnas Indonesia dulu?
Rekam Jejak Luis Milla di Timnas Indonesia
Mari mundur ke belakang, saat Luis Milla pertama kali ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia pada 21 Januari 2017 lalu. Berbekal pengalaman menjuarai Euro U-21 2011 bersama Spanyol U-21, Luis Milla diberi sejumlah target tinggi oleh PSSI.
Dua target awal, Luis Milla harus bisa membawa Timnas Indonesia U-23 lolos dari Kualifikasi Piala Asia U-23 2018, dan menjadi juara SEA Games 2017. Luis Milla juga dibebankan target melaju ke semifinal Asian Games 2018.
Luis Milla lantas menjalani debutnya sebagai pelatih Timnas Indonesia saat menjajal kekuatan Myanmar di Stadion Pakansari, 21 Maret 2017. Sayangnya, laga perdana Luis Milla tak berakhir manis, sebab Timnas Indonesia malah menyerah 1-3 dari Myanmar.
Seiring berjalannya waktu, Luis Milla perlahan coba menggapai targetnya. Namun kenyataan yang kemudian terjadi, semua ekspetasi publik kepada Luis Milla meleset semuanya.
Kualifikasi Piala Asia U-23 2018, Timnas Indonesia U-23 gagal lolos akibat hanya menempati peringkat tiga Grup H. Skuat Garuda besutan Luis Milla tak bisa bersaing dengan dua negara di atasnya, Malaysia dan Thailand.
Target juara SEA Games 2017, juga gagal dituntaskan Luis Milla. Timnas Indonesia kala itu cuma mampu dibawa Luis Milla meraih medali perunggu saja.
Terakhir, Asian Games 2018, Timnas Indonesia yang jadi tuan rumah penyelenggara, langkahnya terhenti sampai fase 16 besar. Padahal target PSSI kepada Luis Milla di Asian Games 2018 adalah menembus semifinal.
Pasca tersingkir di Asian Games 2018, Luis Milla diputus kontraknya oleh PSSI. Secara keseluruhan, Luis Milla sudah memainkan 34 laga bersama Timnas Indonesia, dengan rincian 14 kemenangan, sembilan imbang, dan 11 kali kalah.
Walau kesemua target yang dibebankannya gagal terpenuhi, kiprah Luis Milla sejatinya tetap mendapat apresiasi. Salah satu legenda Timnas Indonesia, Firman Utina, memuji kualitas taktik yang dimiliki Luis Milla.
"Milla membawa permainan timnas lebih modern, cara bermain Timnas lebih berkualitas, pada saat transisi menyerang ke bertahan sangat kelihatan kerja samanya," ujar Firman.
"Kalau melihat hasil pasti kecewa, tapi kalau melihat proses wajib dipertahankan, Luis Milla telah mengubah gaya permainan Indonesia jadi lebih baik," tambah Firman.
Gagal memenuhi target, hingga adanya perkembangan cara bermain, Luis Milla memang telah mencatatkan sisi positif dan minusnya tersendiri saat dulu menukangi Timnas Indonesia. Soal gagal atau tidak, mungkin setiap orang punya pendapat masing-masing. Bagaimana menurut kalian?