3 Calon Pelatih Kelas Dunia Timnas U-19 di Piala Dunia, Siapa yang Cocok?
FOOTBALL265.COM – Sejumlah Calon Ketua Umum PSSI memiliki program untuk mendatangkan pelatih asing kelas dunia untuk menemani Timnas Indonesia U-19 di Piala Dunia U-20 2021.
Setidaknya ada tiga Caketum PSSI yang berani berjanji untuk merekrut pelatih kelas dunia, yakni Arif Putra Wicaksono, Vijaya Fitriyasa, dan Fary Djemy Francis.
Andai Arif Putra terpilih menjadi Ketua Umum PSSI periode 2019-2023, maka ia akan memboyong Frank de Boer ke Indonesia, guna mendampingi Fakhri Husaini di Timnas U-19.
"Tadinya saya berpikir mau membawa Frank de Boer sebagai pelatih kepala, tapi kita juga nggak bisa luput apresiasi Coach Fakhri," ujarnya kepada INDOSPORT, Rabu (30/10/19).
"Oleh karena itu saya berpikir, saya ubah menjadi direktur teknik saja di Indonesia, untuk membantu Coach Fakhri," tambahnya.
Selain Arif Putra, calon Ketua Umum PSSI lainnya, yakni Vijaya Fitriyasa mengatakan bahwa dirinya punya rencana besar untuk mendatangkan Frank Rijkaard ke Timnas Indonesia U-19.
"Harus mulai lakukan pemusatan latihan jangka panjang kalau mau di Piala Dunia U-20. Kalau perlu cari pelatih asing, Frank Rijkaard berapa sih gajinya?” ujarnya.
Sementara itu, Calon ketua umum PSSI, Fary Djemy Francis, memasang target untuk mendatangkan pelatih top dunia, Sven-Goran Eriksson, sebagai Direktur Teknik.
“Saya akan menghadirkan Sven-Goran Eriksson, pelatih top yang pernah membawa lima tim nasional dari lima negara yang berbeda lolos ke Piala Dunia,” ujarnya.
“Dia (Eriksson) akan dikontrak jangka panjang menjadi technical director Timnas Indonesia di segala level usia,” tambahnya.
Berikut INDOSPORT mencoba untuk merangkum tiga perjalanan karier kepelatihan tiga calon pelatih asing kelas dunia untuk Timnas Indonesia U-19 di ajang Piala Dunia U-20 2021.
1. Frank de Boer
Frank de Boer memiliki persentase kemenangan yang cukup baik di Ajax U-19. Ia mampu meraih kemenangan 16 kali, 2 imbang, dan kalah 6 dari 24 laga.
Pelatih yang saat ini telah berusia 49 tahun tersebut juga berperan penting saat membawa Timnas Belanda ke partai final Piala Dunia 2010 lalu.
Ia mampu mengoleksi 5 trofi bersama Ajax, yakni 4 trofi Liga Belanda alias Eredivisie (2010/11, 2011/12, 2012/13, dan 2013/14) dan satu Piala Super Belanda musim 2013/14.
Kini Frank de Boer tengah menjadi pelatih klub Amerika Serikat, Atalanta United. Ia mampu mengoleksi dua trofi pada musim 2019, yakni Piala Campeones dan Piala US Open.
2. Frank Rijkaard
Frank Rijkaard mampu membawa Belanda ke semifinal Euro 2000 silam. Sayangnya, anak asuh Rijkaard harus dikalahkan Italia dengan skor 1-3.
Sebelumnya juga Rijkaard mendapatkan kesempatan untuk menggantikan Guus Hidink di beberapa laga Piala Dunia 1998. Ia mampu mengalahkan Argentina 2-1 di babak perempatfinal.
Selain itu, dirinya juga berperan sebagai pelatih utama saat Belanda tumbang 1-2 dari Kroasia di perebutan peringkat ketiga Piala Dunia 1998 silam.
Karier kepelatihannya semakin cemerlang ketika dirinya membantu Barcelona menjuarai dua gelar LaLiga Spanyol (2004/05 dan 2005/06) serta Piala Super Spanyol dua kali (2005/06 dan 2006/07).
Terakhir, dirinya juga punya pengalaman menukangi tim nasional, yakni Arab Saudi. Ia berhasil membantu Arab Saudi lolos dari Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Asia.
3. Sven-Goren Eriksson
Dibandingkan dengan dua pelatih di atas, nama Sven-Goran Eriksson lebih senior dan punya pengalaman. Wajar, ia telah terjun sebagai pelatih pada tahun 1977.
Total trofi yang ia koleksi pun tentunya lebih banyak ketimbang Frank de Boer dan Rijkaard. Menurut laporan Transfermarkt, ia mampu mengumpulkan 18 trofi.
Trofi itu ia torehkan saat masih menangani Lazio, Sampdoria, AS Roma, Benfica, dan klub Swedia, IFK Goteborg.
Eriksson sendiri juga memiliki pengalaman menukangi tim nasional, yakni Inggris, Pantai Gading, Meksiko, dan Filipina.
Bersama Inggris, ia hanya mampu menembus babak perempatfinal Piala Dunia (2002 dan 2006) dan Euro 2004.
Pelatih berusia 71 tahun tersebut juga gagal di Piala Dunia 2010 bersama Pantai Gading. Saat itu, tim asuhannya tak mampu menembus fase grup.