Ditekuk Felda United, SMeCK Hooligan Pertanyakan Kapasitas Pelatih PSMS
FOOTBALL265.COM - Kekalahan PSMS Medan di hadapan publik sendiri dalam laga hari pertama turnamen pramusim internasional bertajuk Edy Rahmayadi Cup 2020, Kamis (16/1/20), mendapat respons dari kelompok suporter.
Bermain di Stadion Teladan, Medan, PSMS takluk dari klub medioker Liga Malaysia, Felda United, dengan skor tipis 1-2. Bahkan, kekalahan itu sedikit menyakitkan lantaran tim tamu hanya bermain dengan 10 pemain menjelang turun minum.
Kekecewaan diperlihatkan oleh kelompok suporter PSMS, SMeCK Hooligan. Melalui akun resmi Instagram @smeckhooligan, mereka mendesak manajemen untuk mengggelar evaluasi, terutama menyasar pelatih Philep Hansen.
Mereka tidak menemukan prestasi yang mentereng dari seorang Philip Hansen mengingat status PSMS Medan sebagai klub kebanggaan Sumatra Utara dan salah satu klub bersejarah di Indonesia. Sungguh berisiko memilihnya yang cuma punya rekan jejak sebagai pemain Medan Jaya.
"Kami menilai pemilihan pelatih terkesan coba-coba karena yang kami ketahui ada belasan CV yang masuk dengan nama-nama sarat pengalaman. Sehingga, kami merasa heran kenapa CV Philep Hansen dipilih," bunyi penyataan SMeCK Hooligan, Jumat (17/1/20).
Lebih lanjut statemen tersebut juga mengkritisi perekrutan pemain yang masih belum profesional, apalagi di era sepak bola modern. Mereka masih melakukan trial atau seleksi.
"Hemat kami, di era sepak bola yang modern sistem perekrutan pemain dalam sebuah tim profesional tidaklah harus selalu melakukan sistem kuno trial/seleksi," cetusnya.
"Rekam jejak calon pemain yang sama-sama sudah diketahui kualitasnya. Cukup dengan cara tes medis untuk mengetahui kondisi flsik dan riwayat cedera, terkecuali untuk pemain amatir," lanjut statemen tersebut.
"Sangat disayangkan talenta muda lokal harus tersingkir dari skuat, mengingat pemain yang dicoret memiliki prospek yang panjang dan tak lebih baik dari pemain yang didatangkan saat ini," kata Lawren, Jumat (17/1/20).
"Kami sudah sharing dengan beberapa suporter sebelumnya bahwa beliau (Philep Hansen) menangani tim yang bersangkutan sudah pernah terlibat clash dengan suporter. Hal ini tentu seharusnya menjadi pertimbangan managemen demi mewujudkan tim yang kompak dan berprestasi," tutupnya.