Bagaimana Sanksi Manchester City Bisa Berdampak Besar pada Liverpool?
FOOTBALL265.COM - Sanksi larangan tampil di kompetisi eropa selama dua musim yang dijatuhkan UEFA kepada klub Manchester City bisa berdampak besar pada Liverpool di masa mendatang.
Kado pahit valentine menghampiri Manchester City pada 14 Februari 2020 lalu. Badan Pengawas Keuangan Klub Eropa (CFCB) milik UEFA menyatakan bahwa klub Liga Inggris itu telah bersalah melanggar aturan Financial Fair Play (FFP).
Dalam keterangan resminya, UEFA menyebut City tak mampu menutupi kerugian dan kedapatan melebih-lebihkan angka pendapatan sponsor di akunnya dalam laporan neraca keuangan yang dikirimkan pada rentang tahun 2012-2016.
Sebagai hukuman, City dilarang tampil di kompetisi Eropa selama dua musim dan menerima denda sebesar 30 juta euro atau senilai Rp469 miliar. Menanggapi sanksi ini, City pun memastikan akan melakukan banding ke Pengadilan Arbitrasi olahrada (CAS).
Hukuman ini tentunya akan memberikan dampak besar bagi Manchester City. Tak cuma Manchester City, bahkan kompetisi Liga Inggris dan Liga Champions Eropa pun akan berdampak dengan cukup signifikan.
Namun yang paling terasa, sanksi kepada Man City akan berdampak kepada rival mereka di dua tahun terakhir, Liverpool.
Bagaimana Hukuman Berdampak pada Liverpool?
Liverpool menjalani musim yang sangat luar biasa di 2019-2020 ini. The Reds memuncaki klasemen dengan selisih 25 poin dari peringkat kedua.
Jordan Henderson dkk belum terkalahkan di 26 laga Liga Inggris dengan rincian 25 kemenangan dan satu kali imbang. Capaian ini belum pernah dilihat sebelumnya dalam sejarah sepak bola kasta tertinggi Negeri Ratu Elizabeth.
Dengan persaingan yang luar biasa di musim lalu serta posisi klasemen saat ini, maka sah jika kita menyimpulkan bahwa Manchester Citylah pesaing terdekat yang bisa menghadang Liverpool di Inggris dan bahkan Liga Champions musim ini.
Lalu, dengan Man City yang absen dari Liga Champions, apakah musim depan otomatis akan lebih mudah untuk Liverpool? Maka jawabannya adalah belum tentu.
Terlalu banyak contoh di mana sebuah tim mampu tampil baik saat memfokuskan diri di liga. Contoh terdekat adalah tim Liverpool Jurgen Klopp pada musim 2016-2017 silam.
Dengan modal skuad tak begitu istimewa plus cederanya Sadio Mane, Klopp mampu membawa The Reds finis di zona Liga Champions. Saat itu Liverpool tak berlaga di kompetisi Eropa maupun kompetisi domestik non liga dan fokus pada Liga Primer.
Hal ini bisa saja terjadi pada Manchester City. Jika sanksi ini jadi dijatuhkan, itu artinya Man City akan tampil di tiga kompetisi saja (Piala Liga, Piala FA, Liga Primer) di musim 2020-2021.
Itu artinya, fokus mereka hampir 100 persen akan dicurahkan untuk liga yang mana hal ini bisa menjelma jadi sesuatu yang merepotkan untuk Liverpool.
Akan tetapi, hal ini masih bergantung apakah City mampu mempertahankan bintang mereka atau pun mencari pemain baru yang sepadan sebagai pengganti. Dalam sanksi sendiri belum dicantumkan mengenai larangan pembelian pemain. Tentu ada harapan bagi Man City untuk tetap kompetitif.
Guardiola dan Nasib Pemain City
Satu hal yang pasti, manajemen City tak akan melepas bintangnya begitu saja ke Anfield. Jika harus pergi, maka besar kemungkinan bintang-bintang ini akan berlabuh ke klub-klub seperti Real Madrid, Juventus, atau pun PSG.
Hal ini tentu bisa merugikan Liverpool. Jika klub seperti Madrid, Juventus, atau PSG mampu mendapatkan pemain seperti Kevin De Bruyne, Riyad Mahrez, Raheem Sterling atau Bernardo Silva, maka ini jadi kabar buruk bagi Liverpool.
Persaingan Liga Champions akan terasa lebih berat bagi The Reds ketika rival mereka seperti Juventus, Real Madrid, atau pun PSG memperkuat diri. Jalan Liverpool di Eropa akan semakin terjal bahkan tanpa perlu Man City berpartisipasi di dalamnya.
Lalu pertanyaan berikutnya, bagaimana dengan nasib Pep Guardiola? Satu hal yang pasti, pelatih asal Spanyol ini bakal hengkang dari Etihad Stadium.
Guardiola bukanlah pelatih yang rela menghabiskan dua musim tanpa kompetisi Liga Champions. Pertanyaannya, ke mana selanjutnya ia akan pergi?
Mungkin Guardiola bisa pulang kampung mengobati klub lamanya, Barcelona, yang tengah limbung atau bisa saja kembali ke Jerman menukangi Bayern Munchen yang kebetulan juga tengah mencari pelatih top akhir musim ini.
Klub raksasa Serie A Italia, Juventus, jadi pilihan logis berikutnya. Setelah meninggalkan tinta emas di Spanyol, Jerman, dan Inggris, mengapa tidak Italia saja selanjutnya?
Kepindahan ke Juventus akan sangat menarik. Juventus memiliki para pemain kelas dunia serta infrastruktur yang memadai untuk jadi yang terbaik di Eropa dan dunia.
Bianconeri saat ini juga tengah berjuang merebut Liga Champions Eropa, kompetisi yang terakhir kali mereka menangkan pada 1996 silam. Keluarga Agnelli akan melakukan apapun demi menuntaskan rasa penasaran mereka.
Kepindahan Guardiola ke Juventus akan sangat masif. Dan jangan lupa pula, Juventus bisa jadi penjegal serius langkah Liverpool di Liga Champions di musim-musim mendatang.