Tantangan Persib Pasca Liga 1 2020 Break Corona: Rotasi Bomber dan Pahitnya Masa Lalu
INDOSPORT. COM - Demi mempertahankan puncak klasemen Liga 1 2020, Persib Bandung harus menghadapi tantangan jadwal pertandingan yang berpotensi makin padat, pasca break pandemi virus corona nanti.
Persib Bandung memang melalui tiga pekan awal Liga 1 2020 dengan begitu manis. Jumpa Persela Lamongan, Arema FC, dan PSS Sleman, aksi skuat Maung Bandung sukses meraup tiga kemenangan beruntun.
Persela Lamongan digilas Persib Bandung 3-0. Sementara Arema FC dan PSS Sleman, dibuat tak berdaya oleh Persib Bandung lewat kemenangan tipis 2-1.
Berkat segala hasil tersebut, Persib Bandung jadi satu-satunya tim peserta Liga 1 2020 yang selalu meraih kemenangan di tiga laga pembuka. Persib Bandung pun untuk sementara memuncaki tabel klasemen dengan torehan sembilan poin.
Sayangnya, pasca laga pekan ketiga, semua laga kompetisi Liga 1 2020 harus ditunda. PSSI dan PT LIB terpaksa melakukannya demi mencegah bahaya pandemi virus corona.
Penundaan awalnya diberlakukan PSSI sampai awal April saja. Seiring berjalannya waktu, PSSI menyampaikan kebijakan baru, bahwa roda kompetisi sepak bola Indonesia bakal ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
Kebijakan PSSI menunda kesemua laga jelas sangat baik tujuannya. PSSI ingin mengedepankan keamanan dan kesehatan berbagai stakeholder Liga 1 2020, dari ancaman pandemi virus corona.
Namun harus diakui pula, penundaan pasti bakal memengaruhi kelanjutan Liga 1 2020. Jika nantinya jadi dilanjutkan, ada kemungkinan jadwal pertandingan makin padat agar bisa mengejar deadline untuk memulai musim berikutnya.
Tim-tim sepak bola Indonesia mungkin sudah tidak akan kaget dengan situasi padatnya jadwal. Beda ceritanya bila membahas Persib Bandung, meski sudah terbiasa, jadwal yang makin padat bisa saja kian mempersulit langkah mereka untuk memertahankan puncak klasemen.
Rotasi Pemain
Secara komposisi skuat, Persib Bandung memiliki kedalaman yang cukup mumpuni di sejumlah posisi. Kiper, Persib Bandung bisa merotasi Teja Paku Alam, I Made Wirawan, atau Dhika Bhayangkara.
Bek tengah mungkin agak sulit, tapi setidaknya Persib Bandung punya tiga nama berpengalaman, Nick Kuipers, Victor Igbonefo, dan Fabiano Beltrame. Ketiganya diyakini begitu siap bila nantinya harus terus bermain, sambil berharap ada rotasi dan memanfaatkan bek junior Mario Jardel.
Bek sayap rasanya tak akan menemukan kendala berarti. Pemain utama dan pelapis kualitasnya tampak cukup seimbang, sebab ada nama Henhen Herdiana, Supardi untuk sektorr kanan, serta Ardi Idrus, Zalnando di sisi kiri.
Gelandang tengah dan winger pilihannya juga sangat melimpah. Persib punya enam gelandang, Omid Nazari, Abdul Aziz, Dedi Kusnandar, Gian Zola, Kim Kurniawan, dan Beckham Putra.
Winger bahkan lebih banyak lagi. Robert Rene Alberts selaku pelatih Persib Bandung, bisa punya tujuh pilihan winger, yakni Frets Butuan, Ghozali Siregar, Esteban Vizcarra, Zulham Zamrun, Erwin Ramdani, Josel Omkarsba, dan Febri Hariyadi.
Masalah justru ada di sektor lini depan. Persib Bandung cuma memiliki tiga stok penyerang saja, Geoffrey Castillion, Wander Luiz, dan Beni Oktovianto.
Mengingat Persib Bandung dalam tiga pekan awal selalu mengandalkan skema 4-4-2 dan menduetkan Geoffrey Castillion serta Wander Luiz, otomatis pelapisnya tinggal Beni Oktovianto saja.
Mungkin bisa-bisa saja tetap memaksakan duet Geoffrey Castillion - Wander Luiz dan pelapis Beni Oktovianto. Tapi jika dua dari ketiganya harus absen entah cedera atau akumulasi kartu, Robert Rene Alberts jelas memerlukan inovasi taktik.
Musim lalu, Robert Rene Alberts gemar menerapkan skema 4-3-3 atau 4-2-3-1. Formasi ini bisa dipakai sebagai bahan inovasi, secara taktik begitu beda, menghemat porsi pemakaian penyerang, dan juga lebih memaksimalkan peran winger serta gelandang tengah.
Belajar dari Liga 1 2018
Menyoal kedalaman skuat untuk memertahankan puncak klasemen, Persib Bandung mungkin bisa belajar dari Liga 1 2018 lalu. Persib Bandung kala itu juga punya duet bomber tajam, yakni Ezechiel N'Douassel dan Jonathan Bauman.
Hingga pekan ke-23, duet Ezechiel dan Bauman berlansung begitu manis. Ezechiel menghasilkan 14 gol, Bauman mencetak 9 gol, dan Persib Bandung memuncaki tabel klasemen.
Pasca pekan ke-23, semua yang awalnya begitu manis, tiba-tiba tampak runtuh. Ezechiel terkena hukuman larangan lima laga, dan Bauman tiga laga.
Terlepas dari situasi darurat Persib Bandung yang mendapat hukuman PSSI laga kandang usiran, kehilangan Ezechiel dan Bauman begitu menurunkan kualitas tim.
Setidaknya selama Ezechiel absen dari laga pekan ke-24 hingga pekan ke-28, Persib Bandung cuma meraih dua imbang dan menderita tiga kekalahan. Situasi makin buruk setelahnya, Persib Bandung pun akhirnya mengakhiri musim di peringkat empat, alias gagal memertahankan puncak klasemen.
Tinggal dinanti saja, bagaimana sikap Persib Bandung saat nanti Liga 1 2020 kembali berlanjut? Apakah Persib Bandung bisa belajar dari kejadian Liga 1 2018 dalam mengatasi persoalan rotasi penyerang dan memertahankan puncak klasemen?